Part 22

19.1K 620 1
                                    

**

Keyla masuk ke dalam rumahnya setelah jogging pagi ini. Ia menuju dapur dan membuka kulkas, mengambil air dingin lalu menuangkannya dalam gelas dan meneguk air tersebut.

"Segarnya" ucapnya. Sebaiknya ia membersihkan diri sekarang, badannya sudah lengket tak karuan karena keringat. Ia membuka pintu kamarnya dan melihat Gerald masih bergelung di bawah selimut, padahal sudah jam tujuh pagi. Apa dia nggak kerja?. Tanyanya dalam hati.

Keyla mendekati Gerald dan mencoba membangunkan pria itu.

"Aldo bangun. Udah siang ini. Loe nggak ngantor apa?"

"Aldo"

Tak ada respon dari Gerald, Keyla pun mencoba menggoyang-goyangkan lengan Gerald. Namun ia tersentak saat merasa suhu tubuh Gerald di atas rata-rata.

"Astaga loe demam Al!" pekik Keyla. Ia pun kembali turun ke dapur untuk mengambil baskom yang ia isi dengan air hangat serta handuk kecil. Ia mengompres Gerald dengan telaten.

Keyla mengambil ponselnya di atas nakas lalu menelepon Ara, sahabatnya.

"Halo Ra"

"Iya kenapa Key?" sahut Ara.

"Ijinin gue hari ini ya. Gerald sakit, jadi gue harus ngurus dia"

"Apa?! kakak ipar gue sakit?! Astaga kasian banget"

"Ck nggak usah lebay deh loe. Pokoknya ijinin gue hari ini"

Bipp

Keyla langsung memutus sambungan teleponnya, ia gerah dengan sikap lebaynya Ara. Keyla meletakkan ponselnya di nakas kembali lalu menatap Gerald. Merasa handuk kompresannya agak dingin, Keyla pun mencelupkan kembali pada baskom lalu meletakkan kembali di atas dahi Gerald.

Keyla pun memutuskan untuk membersihkan diri sebentar. Sekitar dua puluh menit berlalu, ia sudah selesai dengan mandinya. Ia mengambil baskom kompresan tadi lalu turun ke dapur untuk membuatkan Gerald bubur.

**

Keyla masuk ke dalam kamarnya dengan nampan berisi semangkuk bubur, segelas air putih dan beberapa obat penurun demam. Ia meletakkan nampan itu di atas nakas, lalu mencoba membangunkan Gerald.

"Al bangun. Makan dulu gih abis itu minum obat"

"Al"

"Nghhhh" lenguh Gerald seraya membuka kelopak matanya yang sayu. Saat hendak duduk ia memegang kepalanya yang terasa sangat pusing.

"Sini gue bantu" ujar Keyla seraya membantu Gerald duduk menyandar di kepala ranjang.

"Nih minum dulu. Abis itu makan" Keyla menyodorkan segelas air putih pada Gerald yang diterima oleh pria itu. Gerald meneguk sedikit air itu lalu memberikan lagi kepada Keyla.

"Gue nggak nafsu makan. Lidah gue pahit" elak Gerald saat Keyla memberikan semangkuk bubur kepada pria itu.

"Tapi loe harus makan. Setelah itu baru minum obatnya" kekeh Keyla. 

"Ck lama deh loe. Nih makan" decak Keyla tak sabar dan memberikan sesendok bubur pada Gerald. "Ayo buruan makan"

Mau tak mau Gerald menerima suapan Keyla, meskipun yang ia rasakan saat ini pahit di lidahnya. Keyla menyuapi Gerald dengan sabar sampai bubur itu habis. Gerald memandang Keyla dalam, dan itu sedikit membuat Keyla gugup namun gadis itu menutupinya. Lalu Keyla memberikan segelas air putih dan obat penurun demam pada Gerald.

"Sekarang loe minum obatnya"

Gerald mengambilnya dan menenggak beberapa butir obat itu.

"Gue pinjam ponsel loe buat ngabarin orang kantor kalau loe lagi sakit"

"Ambil aja tuh di atas nakas" ujar Gerald seraya menggedikkan dagunya ke nakas di samping kirinya. Keyla mengambil ponsel itu namun ia tak tahu harus menghubungi siapa.

"Gue harus telpon siapa buat ngasih tahu kalau loe lagi sakit?" tanya Keyla.

"Cari aja kontak namanya Jessica, dia sekretaris gue. Bilang juga ke dia kalau semua meeting di cancel dulu"

Keyla mencari kontak bernama Jessica lalu menelponnya.

"Selamat pagi Pak Gerald" sapa Jessica di seberang sana.

"Selamat pagi. Apa ini dengan Bu Jessica?" tanya Keyla.

"Iya saya Jessica. Ini siapa ya? Pak Geraldnya ke mana?"

"Saya Keyla. Saya mau memberi tahu kalau Al- emm maksud saya Pak Geraldnya hari ini nggak bisa masuk karena sakit" ujar Keyla memberi tahu.

"Apa!! Pak Gerald sakit" pekik Jessica.

"Iya. Dia juga berpesan kalau meeting hari ini di cancel dulu. Ya sudah kalau begitu terima kasih"

Tuuttt

Keyla menutup sambungan teleponnya dan memandang Gerald yang tengah tersenyum lemah.

"Kenapa loe ketawa?" tanya Keyla heran.

"Dia nggak setua itu kali loe panggil 'Bu'" jawab Gerald.

"Ya itu kan buat panggilan kesopanan. Masa iya gue panggil Mbak, emangnya dia mbak gue apa" sewot Keyla. "Udah loe istirahat lagi aja. Nggak usah banyak gerak dulu" ujar Keyla lalu membantu Gerald berbaring kembali. Ia menyelimuti Gerald hingga sebatas dada pria itu. Dan itu semua tak luput dari pandangan Gerald.

"Loe nggak kuliah Key?" Tanya Gerald.

"Karena ada bayi gede yang sakit, gue harus jadi baby sitter dulu sekarang" jawab Keyla sekenanya.

Gerald tersenyum mendengar sebutan gadis itu. 'Bayi gede'. Seperti itukah dirinya?

"Loe tidur gih. Gue kembaliin ini dulu ke dapur" Ujar Keyla seraya membawa nampan sarapan Gerald tadi ke dapur. Namun belum sempat ia keluar dari kamar, suara Gerald menghentikan langkahnya.

"Makasih Key"

"Hmm sama-sama. Cepat sembuh loe. Biar nggak ngerepotin gue lagi" sahut Keyla datar lalu keluar dari kamar.

Gerald tahu di balik nada datar gadis itu, sebenarnya ia perhatian. Gerald memejamkan matanya kembali dan beristirahat untuk hari ini. Semoga saja ia lekas sembuh.

**

Keyla memegang dadanya dengan sebelah tangannya.

"Kenapa jantung gue jumpalitan kayak gini sih" gumamnya yang masih berada di depan pintu kamarnya. "Dia cuma ngucapin terima kasih Key. Kenapa loe lebay banget sih". Keyla melanjutkan lagi jalannya ke dapur.

**

My Lover's Secret (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang