Holaaa semuanya
Minal Aidin Walfaidin, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H teman-teman
**
Pagi ini Keyla sudah siap untuk pulang ke rumahnya. Semua barang-barangnya juga sudah ia packing. Tinggal menunggu Gerald menjemput saja, katanya pria itu ada urusan penting di kantornya jadi ia harus pergi sebentar sebelum mengantar Keyla pulang.Keyla pun bermain game di ponselnya seraya menunggu Gerald. Hingga sekarang pukul setengah sepuluh pagi Gerald juga belum menampakkan batang hidungnya. Keyla mulai bosan menunggu. Ia pun memutuskan menghubungi pria itu. Namun hanya suara operator saja yang terdengar. Keyla menghembuskan napasnya lelah.
Tak lama kemudian pintu ruangannya terbuka dari luar, Gerald masuk dengan tergesa-gesa.
"Maaf Key, kamu pasti udah nunggu lama ya. Tadi di kantor ada urusan penting mendadak" Ujar Gerald dengan wajah menyesalnya.
"Iya nunggunya lumayan lama tadi. Emangnya tadi ada apa sampai lama banget?"
"Ada klien dari proyek baru ngajakin meeting mendadak"
"Ohh, ya udah pulang sekarang aja ayo"
Mereka pun pulang setelah Gerald menyelesaikan administrasinya.
**
"I'm home" teriak Keyla senang saat memasuki rumah.
"Key hati-hati. Luka kamu belum sembuh total" ingat Gerald.
"Ck, si setan udah balik" dumel Evan yang menatap kakaknya duduk di sofa di depannya.
"Ck, loe nyumpahin gue masuk rumah sakit terus gitu" sembur Keyla yang mendengar dumelan adiknya.
"Ya kalau bisa gue bersyukur" jawab adiknya kejam.
"Ck, durhaka loe sama gue"
Mulailah perdebatan di antara mereka. Dan Gerald memilih diam menonton. Dering ponselnya mengalihkan perhatiannya dari perdebatan kakak beradik itu.
"Halo"
"Siang Pak Gerald. Bisakah anda datang ke kantor sekarang? Ada masalah penting yang harus segera di bahas Pak" ujar orang tersebut yang merupakan asistennya di kantor.
"Baik saya akan segera ke sana" jawab Gerald lalu memutuskan sambungan teleponnya.
"Key aku harus balik ke kantor lagi. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" pamit Gerald pada Keyla.
"Oke" sahut Keyla.
"Hati-hati di rumah. Ingat lukamu belum benar-benar pulih" ingat Gerald lagi.
"Iyaaaaa Al"
"Aku pergi dulu"
Setelah kepergian Gerald, Keyla memilih masuk ke dalam kamarnya.
**
Pukul setengah delapan malam semua anggota keluarga Keyla berada di meja makan untuk makan malam. Sang Papa yang duduk di ujung meja sebagai kepala keluarga, Keyla yang ada di sebelah kiri Papanya, Gerald di samping Keyla, lalu Evan di sebelah kanan Papanya. Mereka menikmati makan malam dalam diam.
"Papa akan kembali ke Jerman besok pagi" ujar Mr. Alex pada anak-anaknya.
"Nggak ada niatan di sini lebih lama lagi gitu?" tanya Keyla datar.
"Ada kepentingan yang harus Papa tangani sendiri di sana Key. Kamu juga sudah lebih baik jadi Papa sedikit tenang untuk balik ke Jerman"
Keyla hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Percuma saja menahan Papanya untuk lebih lama bersamanya di sini, itu tidak akan mempan, Papanya itu sangat sibuk.
"Gerald, setelah makan malam Papa tunggu kamu di ruang kerja Papa. Ada yang mau Papa bicarakan" ujar Mr. Alex pada menantunya.
"Iya Pa" jawab Gerald.
**
"Papa sudah urus semua pelaku yang menyerang kalian waktu itu. Dan mulai sekarang kita harus lebih waspada. Para musuh Papa dan juga musuhmu sama-sama mengincar Keyla untuk menjatuhkan kita. Kita harus menjaga Keyla lebih ketat" ujar Mr. Alex pada Gerald yang duduk di hadapannya.
"Gerald juga berpikir seperti itu Pa. Tapi Gerald nggak yakin kalau Keyla setuju untuk di jaga bodyguard lebih banyak lagi" sahut Gerald.
"Iya kamu benar. Hhhhh anak itu"
"Gerald berpikir akan tetap menambah bodyguard Keyla, namun mereka hanya sebagai mata-mata saja tidak langsung bersama Keyla" ujar Gerald penuh pertimbangan.
"Bagus, Papa setuju sama ide kamu. Kalau perlu kita beri Keyla alat pelacak tanpa dia tahu"
"Iya, besok akan Gerald urus semuanya. Kalau tidak ada yang di bicarakan lagi, Gerald pamit mau ke kamar Pa"
"Iya kembalilah"
Setelahnya Gerald pergi dari ruang kerja Mr. Alex, meninggalkan pria paruh baya itu merenung dalam diam.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...