**
Keyla memasuki rumahnya yang sepi dan gelap, wajar sekarang sudah tengah malam, semua pelayan pasti sudah tidur. Setelah merenung di taman tadi, ia memutuskan untuk pulang karena sudah larut malam. Jiwa rapuhnya kembali lagi setelah mengingat kenangan masa lalunya.
Keyla membuka pintu kamarnya. Berjalan mendekati nakas di samping ranjangnya. Membuka pelan laci nakas dan mengambil sebuah pigura foto. Terdapat sepasang suami istri yang duduk di sebuah kursi dan di peluk oleh ketiga anaknya dari belakang. Mereka tersenyum bahagia. Keyla mengusap pelan foto itu dengan ibu jarinya dan tersenyum sendu.
Tes
Setetes air mata jatuh tepat di pigura tersebut. Keyla sedih mengingat kebersamaan mereka waktu itu. Keyla rindu dengan Mama dan juga kakaknya.
Keyla memejamkan matanya dan menghembuskan napas pelan. Ia menghapus air mata yang masih membasahi wajahnya.
"Nggak, Key nggak boleh sedih. Key kuat. Key nggak akan kecewain kalian" ucapnya memotivasi diri sendiri. Ia memasukkan kembali pigura itu ke dalam laci.
"Gue nggak boleh lemah, gue harus kuat. Key janji akan cari siapa dalang yang membunuh kalian. Key akan buat perhitungan dengan mereka" ujarnya dengan sorot mata tajam.
**
"Apa Key belum bangun?" tanya Mr. Alex kepada salah satu pelayan seraya memakan sarapannya.
"Sepertinya belum tuan. Saya akan memanggil nona kemari" jawab pelayan tersebut dan berniat pergi memanggil Keyla. Namun sebelum pelayan tersebut beranjak dari tempatnya, suara deritan kursi terdengar mengurungkan niat pelayan tersebut.
"Karena Nona Key sudah di sini, saya pamit kebelakang Tuan" ujar sang pelayan yang di angguki Mr. Alex.
Keyla memakan sarapannya dalam diam, ia tak berniat menatap atau menyapa Papanya. Ia masih kesal dengan kejadian semalam.
"Key setelah selesai sarapan temui Papa di ruang kerja" ujar Mr. Alex lalu beranjak pergi meninggalkan ruang makan. Keyla diam tak merespon, ia melanjutkan sarapannya dengan santai.
"Gue harap loe nggak pakai emosi ngadepin Papa. Kalian itu sama-sama keras kepala. Setidaknya satu orang mengalah demi kebaikan bersama" ujar Evan menasehati kakaknya itu.
**
Ceklek
Keyla membuka pintu ruang kerja Papanya. Ia melihat Papanya sedang melihat keluar jendela membelakangi dirinya. Ia berdehem pelan mengambil perhatian Papanya.
"Kamu sudah datang. Duduk sayang" ujar Mr. Alex seraya duduk di kursi kerjanya. Keyla ikut duduk di kursi depan meja kerja Papanya. Ia diam tanpa menatap Papanya.
"Papa minta maaf atas kejadian semalam. Papa tahu ini sangat mendadak buat kamu. Tapi Papa ingin kamu mempertimbangkan lagi permintaan Papa, ini untuk keselamatan kamu sayang". Keyla masih diam mendengar ucapan Papanya.
"Key untuk saat ini musuh-musuh Papa mulai mengibarkan bendera perang secara terang-terangan kepada Papa. Papa tidak ingin mereka mengetahui keberadaan kalian terutama kamu sayang. Kamu incaran utama mereka untuk menjatuhkan Papa. Cukup sekali saja Papa kehilangan orang-orang yang Papa cintai, Papa tidak ingin kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya Key"
Setelah terdiam dan berpikir beberapa menit, Keyla mulai membuka suaranya.
"Key akan terima permintaan Papa, tapi Papa juga harus terima permintaan Key" ujar Keyla bernegosiasi.
"Apa?" tanya Papanya penasaran.
"Setelah aku menikah, Papa jangan ngelarang aku lagi untuk mencari siapa pembunuh Mama dan kak Rion. Jika papa setuju, aku mau menikah. Tapi jika tidak, maka aku juga tidak mau menikah"
Mr. Alex menghela napasnya berat.
"Oke Papa setuju"
"Oke deal" ujar Keyla dengan senyum sinisnya.
**
Keyla berjalan pelan di koridor kampusnya, jadwal mata kuliahnya sudah berakhir sejak lima belas menit yang lalu. Sekarang ia memutuskan untuk pulang saja, karena tidak ada mata kuliah lagi setelah ini.
"Iya ganteng banget"
"Duh hot banget sih"
"Enak kali ya di peluk sama dia"
"Duh gue melted"
Kasak-kusuk para mahasiswi yang berada di sepanjang koridor terdengar riuh saat memandang pintu gerbang masuk. Keyla mengernyitkan dahinya bingung dengan apa yang mereka lihat. Namun ia dapat menyimpulkan apa yang terjadi setelah mendengar ucapan mereka. Apalagi kalau bukan cowok. Ia mengangkat bahunya acuh, bukan urusannya apa yang mereka lihat itu. Ia meneruskan langkahnya menuju pintu gerbang, menerobos gerombolan mahasiswi centil yang sedang melihat mangsanya. Namun saat ia berhasil keluar dari gerombolan itu dan melihat ke depan, ia membelalakkan matanya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomansaKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...