**
"Kamu mau pesen apa?" tanya Gerald saat mereka berada di café depan kantor Gerald.
"Lasagna aja sama jus alpukat" ujar Keyla setelah membaca buku menu.
"Lasagna nya dua terus minumnya jus alpukat sama es leci tea ya mbak" ujar Gerald pada pelayan.
"Kamu mulai masuk kuliah kapan?" tanya Gerald seraya menunggu pesanan datang.
"Tiga hari lagi. Aku paling ke kampus buat bimbingan sama dosen aja, soalnya ini udah waktunya nyusun skripsi"
"Habis ini berarti lulusan dong"
"Hmm, sebenarnya sih skripsinya udah jadi, cuma tinggal di ajuin ke dosen aja sama nanti kalau ada revisi"
"Kapan kamu ngerjainnya?"
"Waktu liburan semester dulu. Kan aku nggak ada kegiatan, ya daripada bosen di rumah. Toh kalau keluar pun juga harus pakai bodyguard, ribet kayak tahanan aja"
"Setelah lulus mau kerja atau gimana?"
"Kalau itu masih belum tahu. Tapi Papa pinginnya aku bantu-bantu gitu di kantor"
"Jadi sekretaris aku aja gimana? Biar bisa barengan terus" Usul Gerald dengan senyum jahilnya.
Keyla mendelik menatap Gerald. "Terus sekretaris kamu yang sekarang mau dikemanain? Nanti kalau aku yang jadi sekretaris kamu, yang ada kamu nggak akan kerja tapi gangguin aku mulu"
Gerald terkekeh mendengar ucapan Keyla. Mungkin benar adanya jika istrinya itu jadi sekretarisnya, ia tidak akan fokus kerja melainkan menggoda istrinya itu setiap saat.
"Ini pesanan anda Tuan dan Nona. Silahkan dinikmati" ujar pelayan menghentikan obrolan mereka. Setelah mengucapkan terima kasih, sepasang suami istri tersebut mulai memakan makanannya.
"Woyy Gerald"
Panggil seseorang pada Gerald membuat sepasang suami istri itu menatap siapa yang memanggil.
"Dani" Gumam Gerald.
"Gila udah lama banget kita nggak ketemu. Eh gimana kabar loe?" ujar orang tersebut yang bernama Dani seraya memeluk Gerald ala cowok.
"Gue baik. Gimana kabar loe juga?"
"As you see. Gue juga baik" Dani menoleh pada Keyla yang menatap mereka dengan panadangan tanya.
"Eh ini istri loe?" tanya Dani.
"Iya, dia Keyla, istri gue. Dan Key, ini Dani sahabat aku satu-satunya"
Mereka saling berjabat tangan untuk perkenalan.
"Boleh gue gabung di sini?" tanya Dani pada sepasang suami istri tersebut.
"Silahkan" jawab Keyla.
"Beneran. Nggak ganggu nih?" tanya Dani menggoda.
"Ck, udah curut kalau mau gabung ya gabung aja" sewot Gerald.
"Oke deh kalau gitu. Mbak" ujar Dani seraya duduk lalu memanggil pelayan.
Mereka bertiga saling mengobrol satu sama lain. Bahkan Dani membeberkan semua sifat buruk Gerald pada Keyla, membuat gadis itu tertawa terbahak-bahak. Sedangkan subjek yang dibicarakan menatap Dani tajam.
"Al, aku ke toilet bentar ya" pamit Keyla setelah selesai dengan makannya. Gerald mengangguk.
"Gue udah nemuin orangnya Dan" ujar Gerald serius pada Dani.
Dani mendongak menatap Gerald tak kalah seriusnya. "Seriusan loe? Di mana?"
"Selama ini dia di sekitar gue Dan"
"Jangan bilang kalu dia itu ...."
"Ya, dugaan loe benar"
"Astaga! Ini bakalan berat banget Al" desah Dani seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
"Iya, gue tahu itu. Tapi mau gimana lagi" Gerald menghembuskan napasnya pasrah.
**
"Udah dapat kak? Oke nanti gue ke sana" ujar Keyla pada orang yang sedang di teleponnya.
"Al aku balik sekarang ya. Ada janji sama temanku soalnya" ujar Keyla pada Gerald.
"Ya udah aku anterin sekarang"
"Eh nggak usah. Aku sama supir aja. Lagian kalian juga jarang ketemu kan, jadi di puas-puasin meet up nya dulu aja"
"Kalau kita mah kapan-kapan juga bisa meet up lagi Key" sahut Dani.
"Nggak papa aku sama sopir aja"
"Beneran?" Tanya Gerald memastikan.
"Iya, ya udah aku pergi dulu ya"
"Hati-hati" pesan Gerald yang diangguki Keyla.
"Dan ayo ke kantor gue. Ada yang mau gue tunjukin ke loe" ujar Gerald setelah Keyla pergi.
Setelah Gerald membayar tagihannya, mereka pergi ke kantor Gerald.
**
"Kak Bian" panggil Keyla pada seseorang yang sedang duduk di café membelakanginya.
"Eh Key. Ck udah besar aja loe. Dulu gue lihat loe masih kelas tiga SMP" ujar Bian pada Keyla.
"Ya iyalah kak udah besar, orang dikasih makan setiap hari kok masa nggak tumbuh-tumbuh" gurau Keyla membuat lawan bicaranya terkekeh.
"Oh ya ini Key, laporan yang loe minta. Gue udah dapat semuanya, tapi kalau ada yang kurang loe bilang aja" ujar Bian seraya memberikan sebuah map pada Keyla. Keyla menerimanya lalu membacanya.
"Gelang simbol ini" gumam Keyla seraya menyentuh foto sebuah simbol yang ada di laporan tersebut.
"Gue lihat ada orang di dekat nyokap loe saat beliau di tembak waktu itu. Dan orang itu memiliki gelang simbol ini. Dia juga memegang pistol dan sebuah belati saat itu"
"Maksud kakak dia orang yang nembak Mama?"
"Gue belum tahu pasti. Tapi semua bukti merujuk ke sana. Dan sayangnya juga, gue belum tahu siapa identitas pemilik gelang ini. Gue belum bisa nyimpulin seratus persen"
"Gue ingat kak, waktu itu saat Mama ketembak dan sebelum gue pingsan, gue lihat ada pria yang menggunakan gelang itu seraya mengarahkan pistolnya ke arah Mama. Gue yakin dia orangnya"
"Oke biar gue selidiki lagi siapa pemilik gelang itu"
Keyla mengangguk mengiyakan. Ia termenung dengan pikiran menerawang.
**
"Gila Al, gue nggak nyangka dunia sesempit ini" gumam Dani setelah melihat sesuatu yang di tunjukkan Gerald. "Apa dia udah tahu yang sebenarnya?" tanyanya.
"Gue rasa belum Dan"
"Dan loe nggak berniat memberitahunya gitu?"
"Gue rasa belum saatnya dia tahu" gumam Gerald.
"Itu semua terserah loe. Tapi yang jelas gue saranin jangan sampai dia tahu dari orang lain. Dia bakalan kecewa banget sama loe kalau itu terjadi" saran Dani seraya menepuk pundak Gerald. Gerald yang duduk dengan menumpukan sikunya pada pahanya terdiam menerawang.
**
Yang di mulmed itu Dani ya guys
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...