**
Selama perjalanan menuju gudang kosong dekat Raveno Corp, Gerald mematikan semua alat komunikasi yang dia miliki kecuali chips penyadap suara yang tertempel di tubuhnya dan tersambung kepada Keyla dan Rion. Ia memang harus tetap waspada, karena musuh yang ia hadapi saat ini adalah musuh bebuyutannya. Ia sudah mengenal Brian sejak lama, pria itu ambisius dan akan mendapatkan apapun yang ia inginkan dengan segala macam cara, walau dengan cara kotor sekalipun.
Setelah sampai di tempat tujuan, Gerald memerintahkan anak buahnya untuk memarkirkan mobil mereka sepuluh meter dari pintu masuk. Setelah memakai baju anti peluru dan peralatan lengkap, Gerald turun dari mobil lalu menginstruksi anak buahnya untuk mengepung gedung kosong tersebut.
Sedangkan Gerald sendiri dengan membawa pistol Thunder 50 BMG nya, ia masuk lewat pintu depan gedung. Mata tajamnya begitu fokus mengawasi keadaan sekitar. Keadaan di dalam gedung sangatlah sepi, ia mulai berfikir, mungkin ini adalah jebakan.
Gerald mulai mencari keberadaan adik iparnya, karena dirasa di lantai satu tidak ada yang mencurigakan, ia pun mulai menaiki tangga menuju lantai dua. Saat berada di lantai dua, ia merasa ada yang mengawasinya. Ia mulai waspada.
Tak lama kemudian meluncur lah sebuah peluru ke arahnya, dengan cepat Gerald menghindar dan bersembunyi di balik tembok.
Dorrrrr
Dorrrrr
Dorrrrr
Gerald pun menembakkan pelurunya ke arah musuh. Dan terjadilah baku tembak di antara mereka.
**
"Mendingan loe duduk dulu deh Key, biar loe tenang" Ujar Ara menenangkan Keyla yang mondar-mandir sedari tadi.
"Gue khawatir Ra, sama Aldo"
"Gue tahu loe khawatir sama dia, tapi kita harus yakin kalau Kak Gerald bakalan bisa nyelametin Evan"
Akhirnya Keyla mengalah dan memilih duduk di sebelah Ara yang menggendong Darrell yang tengah tertidur. Dengan menopang dagunya, ia mencoba berfikir sembari mendengarkan keadaan di sana melalui earphone yang tersemat di telinganya.
"Tapi gimana kalau terjadi sesuatu sama mereka Ra? Gue takut"
Ara memegang pundak Keyla, "Loe percayakan kan sama Kak Gerald Key?"
Keyla mengangguk. "Ya udah, loe harus yakin kalau Kak Gerald bakalan bisa ngatasin itu semua"
"Sekarang, mendingan kita berdoa aja. Semoga mereka selamat" Ujar Ara. Keyla hanya mengangguk mengiyakan.
**
Gerald sudah membasmi semua anak buah Brian yang menghadang jalannya. Ia menapaki lantai empat sembari mencari keberadaan Evan. Namun suara tepuk tangan mengalihkan perhatiannya.
"Hebat. Sangat hebat. Loe berhasil melumpuhkan semua anak buah gue Geraldo. Ahh atau gue harus manggil loe William" ujar orang tersebut seakan mengejek.
"Brian" desis Gerald geram. "Sudah cukup dengan drama yang loe buat selama ini. Sekarang gue nggak bakal mikir dua kali buat ngirim loe ke neraka" ujar Gerald tajam.
"Hahaha lucu sekali. Gerald, Gerald. Loe bego atau gimana sih hah" Tawa Brian menggema di ruangan ini. "Adik ipar loe itu ada di tangan gue. Sebelum loe ngirim gue ke neraka, gue bakal kirim kepala adik loe di rumah istri loe yang cantik itu" ujar Brian dengan seringai menyebalkannya.
"Masuk!!!" Perintah Brian pada anak buahnya.
Masuklah dua puluh lima orang dengan masing-masing pistol di tangannya dan mengepung Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...