49 Days My Ghost✅

Bagian 12

Lima hal tentang cinta...
Kasih sayang, kebahagiaan, rasa nyaman, rasa sakit, dan pengorbanan. ~ Rubi Maura.

"Rubi... cepatlah kembali! Rubi... tolong aku! Rubi!"
.
.
.

"Rubi!"

"Hah???" Rubi terkejut.

"Udah sampe rumah kamu nih, masih nyaman ya tidur di punggung aku?" ucap Raga dengan nada sedikit meledek.

"Hah? aku tidur? sejak kapan?" pikir Rubi.

"Gak mau turun nih? apa mau aku bawa pulang lagi?" godanya.

"Eh enggak!" ucap Rubi bergegas turun dari motor Raga.

"Udah, masuk sana! lanjutin tidurnya, capek ya nungguin aku main tadi."

"Ya, biasa aja sih."

"Yaudah aku pulang ya, daa Rubi." Ucap Raga melambaikan tangan dan pergi.

Rubi tersenyum.

"Kok seneng ya?" gumamnya.
"Eh apaan, jangan baper, jangan baper." Ucapnya sambil menepuk-nepuk pipinya yang merona.
.
.
.
Klekkk...

Baru saja Rubi membuka pintu...

"Rubi!!! Aray sakit!" seru Mona.

"Hah?" Rubi berlari menghampiri Aray yang tengah terbaring di sofa.

"Dia kenapa Mon?"

"Mona gak tau, pas Mona pulang, Aray udah tergeletak di teras. Mona coba bangunin, tapi dianya gak bernapas."

Rubi khawatir tadi di satu sisi dia merasa geregetan dengan ucapan Mona.

"Mona, aku gak tau kamu ngelawak ato gak. Tapi, kalian itu hantu, jadi kalian gak bernapas!" jelas Rubi.

"Oh masa?" Mona mendekatkan tangan ke hidungnya.

"Iya ya, aku gak bernapas. Hehhehe maap, Bi."

"Aray, kamu kenapa? bangun Ray!" ucap Rubi sambil menepuk-nepuk pipi Aray.

"Aray please! bangun cepetan! kalo gak aku siram nih!"

Tidak ada respon juga.

"Hik hik hik, Aray!!!! bangunnn!!!"

Air mata Rubi menetes... kemudian mengenai pipi Aray.

Lalu...

"Uhuk-uhuk-uhuk... jangan nangis, Bi. Pipi aku jadi basah nih," ucap Aray yang akhirnya sadar.

"Ihik hik hik, aku kira kamu mau pergi kaya waktu itu." Ucap Rubi kemudian memeluk Aray.

Cukup lama, hingga terus dengan degupan di antara keduanya.

Jantung Rubi akhirnya berdebar... dan itu karena memeluk Aray.

Rubi melepas pelukannya, mereka saling bertatapan.