Bagian 32

1.1K 65 1
                                    

Jiwa masih menatap Rubi dengan tatapan tak terbaca.

"Kenapa ngeliatin Rubi gitu?  awas lo kalo naksir!" tegur Raga.

"Eung-gak papa, cepat masuk gih, acara udah mau dimulai tuh." jawab Jiwa mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya,  gue sampe lupa.  Ayo, Bi."

Raga pun masuk sambil menggandeng tangan Rubi. Mereka langsung menjadi sorotan.

"Kak,  lepasin deh. Yang lain pada ngeliatin," ucap Rubi.

"Biarin,  biar mereka tau kalo Raga itu punya Rubi seorang."

"Ih apaan sih," ucap Rubi sambil mencubit lengan Raga.

"Aduduh," ucap Raga sambil meringis.

"Kenapa kak?  sakit ya?  maaf ya."

"Hehe sakit kaya digigit semut."

"Iiihh, " sahut Rubi kembali memukul Raga.

Mereka berjalan menuju mimbar untuk pemotongan kue ulang tahun.

Wooooo.... Wawwww...

Sorak-sorak bergembira mulai terdengar.  Raga pun mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk diam,  kemudian dia mulai berbicara.

"Selamat malam semua."

"Malaaaaam."

"Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk Mama dan Papa yang telah menyiapkan acara ulang tahun saya. Dan kedua,  terima kasih untuk kalian yang bersedia datang malam ini."

"Malam ini,  sebelum saya memulai acara, saya ingin mengumumkan sesuatu."

Raga melirik Rubi usai bicaranya.

Para tamu mulai berbisik-bisik,  mereka penasaran tentang apa yang akan disampaikan Raga.

Tiba-tiba, Raga menyahut kedua tangan Rubi. Dia menatapnya dengan penuh kasih sayang.

"Wanita dihadapan saya ini,  adalah wanita yang paling saya cintai setelah mama."

Woahh...

Hah???

Para tamu tentunya terkejut,  apalagi para gadis, potek sudah hati mereka.

Orang tua Raga nampaknya baik-baik  saja dengan pernyataan anaknya itu,  mereka sepertinya sudah merestui.

Jiwa juga,  dia nampak santai.  Dari awal dia sudah tau kalau Raga akan melakukan hal ini. Satu saja yang mengacaukan pikirannya,  gaun yang dipakai Rubi. Mengapa gaun yang dipakai Rubi sama dengan gaun dalam mimpi Jiwa?

Disaat keramaian sedang terjadi,  Jiwa tak sengaja melihat ke lantai atas, dan yang dia liat...

Gadis bergaun hitam itu!!

Jiwa nampak sangat terkejut melihatnya. Gadis itu terus menatap Raga dan Rubi dari atas.

"Enggak!  Gak akan terjadi!"

Jiwa pun berlari ke lantai atas,  namun sesampainya di sana gadis itu menghilang.

Jiwa berlari  mencarinya.  Rumah ini miliknya, tapi anehnya rumah ini terasa seperti labirin saat dia mencari gadis bergaun hitam itu.

Huh... Huhh... Huh...

"Ke mana dia?"

Jiwa kembali berlari...

Huh... Huh... Huh...

"Mencariku?"

Tiba-tiba suara itu muncul dari belakang Jiwa,  sontak dia berhenti dan menoleh.

"Kenapa kau ke sini! berhenti menggangu kami!"

"Ckckck," decih gadis itu.
"Aku datang untuk menuntaskan dendamku,  kenapa?" lanjutnya.

Jiwa mendekat...

"Seharusnya aku yang bertanya,  kenapa kau terus mengganggu kami.
Apa salah Raga,  apa salah Rubi,  apa salahku?  dendammu tidak masuk akal!"

Gadis itu tampak marah.

"Tidak masuk akal kau bilang!"

Gadis itu mendekat pada Jiwa.

"Biar kuberitahu kau, mengapa dendam ini kubawa sampai mati!"

Zleppp...

Flashback 11 tahun yang lalu...

11 tahun yang lalu,  Jiwa masih berumur kurang lebih satu tahun. Ibunya bernama Dewi Arsinta dan ayahnya bernama Randi Purnama.

Mereka memiliki keluarga yang harmonis. Namun perlahan keharmonisan keluarga ini memudar,  dan semua karena Bramantiyo yang tak lain adalah ayah Putri Anika ( Nama asli gadis bergaun hitam).

Bram adalah salah satu karyawan di perusahaan milik Randi.  Dia adalah orang kepercayaannya,  namun semakin dipercaya, Bram malah berkhianat.  Dia diam-diam menyukai Sinta.

Sinta berulangkali menolak Bram,  namun Bram tetap kekeh mengejar cinta Sinta,  hingga akhirnya hal itu diketahui oleh Randi dan keluarga rumah tangga Randi dan Sinta jadi tidak harmonis.

Bukan hanya keluarga Randi dan Sinta,  keluarga Bram juga terkena imbas dari kisah cinta terlarang ini.

Semenjak Bram jatuh cinta dan ditolak oleh Sinta, dia menjadi gila. Dia suka berjudi dan mabuk-mabukan,  keluarganya tak terurus dan bahkan dia sering main tangan dengan anggota keluarganya...

Prakkkk....

"Jangan ayah!!!"

"Minggir kamu anak kecil!!"

"Ayah aku mohon, jangan!!!"

Bug... Bug...

Bersambung...

49 Days My Ghost✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang