Bagian 20

1.3K 74 3
                                    

Waktunya hampir tiba. ~ Aray Sanjaya.

"Rubiii!!" teriak Aray kemudian menghampiri Rubi yang tengah duduk di kursi taman belakang. Rubi menatapnya dengan wajah cemas. Melihat hal itu, Aray sontak memeluknya.

"Ehh? ada apa?" tanya Rubi.

Aray melepas pelukannya kemudian menatap Rubi.

"Enggak papa, aku cuma kangen sama kamu."

Wajah yang tadinya cemas kini tersenyum.

"Kangen? sejak kapan kamu jadi blak-blakan gini? biasanya kan kamu jaim," ucap Rubi sedikit meledek.

"Ih apasih (Mencubit pipi Rubi). Pokoknya mulai sekarang Aray gak akan jaim-jaim lagi."

Rubi tertawa.

"Nah gitu dong. Pokonya Rubi gak boleh sedih atau cemas lagi ya, Aray di sini dan semua bakal baik-baik aja."

"Iya, Makasih ya udah bikin aku ketawa. Hemmm, aku tadi mimpi buruk makanya pergi ke sini.

Aray melihat sekelilingnya, sangat sepi karena taman belakang memang jarang di kunjungi.

"Kamu gak takut di sini sendiri?"

"Enggak, kan ada kamu."

"Heihh, kan tadi gak ada aku."

"Tapi sekarang kan ada."

"Jadi tadi kamu takut?"

"Iya."

"Terus kenapa ke sini?"

"Emmm gak tau deh."

"Ah kamu mah," sambil mengacak rambut Rubi.
.
.
.
Di sisi lain, cukup dekat dengan posisi Aray dan Rubi. Ternyata... Raga berdiri di sana sambil menatap Rubi. Entah sejak kapan dia di sana, tapi sepertinya dia melihat semuanya. Dia pergi saja dari situ, wajahnya terlihat bingung dan cemas. Di sepanjang jalan dia berpikir.

"Apa tadi? Rubi bicara dengan siapa?"

Dia juga melihat, pipi Rubi yang seperti di cubit dan rambutnya seperti ada yang mengacak.

"Jangan-jangan..."

Raga pun berlari kembali ke taman itu untuk menemui Rubi.

"Rubi!!!" panggilnya.

Sontak Rubi melonjak kecil karena kaget.

"Ayo pergi dari sini," ucap Raga sambil menyahut tangan Rubi.

"Loh kenapa?"

"Di sini ada hantunya."

Reflek, Rubi langsung melihat ke arah Aray yang berada di sampingnya.

"Rubi kamu liat apa?" ucap Raga memalingkan wajah Rubi untuk menatapnya.

"Liat hantu."

Raga mendelik.
"Hah!" dia langsung bersembunyi di belakang Rubi.

"Di belakangku."

"Hiiii..." Raga pun beralih ke depan.

Melihat itu Rubi malah tertawa.
"Kenapa?" tanya Raga, masih dengan wajah paniknya.

"Aku cuma becanda kok, gak ada hantu di sini kak. Tenang aja!"

"I-iyaudah ayok balik ke kelas."

"Yuk!"

Rubi mengangguk ke Aray sebagai isyarat untuk ikut.
.
.
.

"Uhhhh Rubikuuu, kau sudah kembali nak!" teriak Meta saat Rubi kembali.

49 Days My Ghost✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang