4.) Gangster (revision)

414 27 0
                                    


      ***

Satu Minggu lebih Misya mendiamkan semua keluarganya. Ia tidak tahu kalau abinya sudah benar-benar siap untuk memindahkannya.

Ia pikir semenjak ia diam dalam seminggu yang lalu, membuat abinya untuk membatalkan perpindahannya karena sejak itu juga abinya tidak pernah lagi membahas tentang perpindahannya ke pondok.

Setelah berangkat dari rumah, seperti biasa jika ia sudah sampai di masjid dekat sekolahnya ia mengganti pakaiannya lalu pergi ke sekolahnya dengan pakaian seksinya.

Waktu itu, Misya berkata tidak akan memakai pakaian itu lagi, tapi itu hanya sebatas lidah.

"Misya!!"panggil Zeyn, Zeyn menatap Misya dari bawah sampai ujung rambut dengan sangat tajam.

"Hmm Zeyn biasanya kalau kau menyapaku, kau pasti mengatakan pagi Misya, pagi Bestie, pagi Hitam, pagi pendek, bla bla bla bla."Misya meniru semua kata-kata Zeyn yang selalu digunakan menyapa nya.

"Hari ini cukup satu minggu aku menegurmu, karena hal yang sama, masalah pakaian mu itu. Kenapa kau masih menggunakan rok sependek ini Misya? Dan baju mu, kenapa bajumu terlalu press?"tanyanya kesal.

Benar sekali, sudah satu minggu Misya ke sekolah menggunakan rok yang sangat pendek, dan baju yang jangkis serta ketat membentuk lekukan tubuhnya. Dengan kaus kaki sampai lutut dan rambut yang di ikat satu. Bahkan Misya memakai parfum yang sangat menyengat.

"Kau sendiri tau apa alasannya."Ujar Misya lalu berjalan menuju kelasnya mengabaikan tatapan kesal dari Zeyn.

Zeyn berjalan menyusul Misya.

"Kalau kau benar-benar suka Dion, seharusnya kau meluluhkannya dengan cara yang baik bukan seper--"

"Iya-iya aku tahu, tapi cara itu ga mempan Zeyn,"sela Misya dengan terus berjalan ke arah kelas.

"Kamu taukan? Aku ngejar dia dari kelas berapa? Sejak kelas 1 SMA, sejak kita baru masuk, udah ribuan cara aku pake tapi selalu aja gagal, dan aku mau pakai cara ini."

"Lagian aku perhatiin Dion suka sama cewek seksi, beberapa mantannya semua seksi, apa salahnya aku menco--"

"Tentu itu salah Misya,"sela Zeyn dan mencekal tangan Misya keras. Zeyn menatap mata Misya tajam, tak takut Misya membalas menatap Zeyn.

"Ishh sakit Zeyn."Misya menarik tangannya tapi Zeyn semakin mencengkram lengannya.

"KAMU itu seorang wanita muslimah Mis, aku peduli sama kamu jadi stop seperti in-"

"Sasa pacarnya Dion juga muslimah, tapi kenapa kamu ga tegur dia juga?"tanya Misya memotong perkataan Zeyn, cengkraman Zeyn mengendur, Misya menarik tangannya kasar.

"Harusnya kamu dukung aku Zeyn, katanya sayang sama aku, tapi kok kamu malah cerewet gini?"

Zeyn mengusap wajahnya kasar karena tak mengerti jalan pikir Misya yang sudah terlalu diperpodoh oleh cinta.

"Misya, itu Sasa jangan ikut--"

"Zeynn... kalo gitu ini aku, aku mau kayak gini urusan aku, pokoknya aku bakal lakuin apa saja buat narik perhatian Dion, please ngerti aku dong Zeyn."

"Ngga Misya, itu salah. Jangan bego Mis, ini semua--"

"Terserah kalau gitu, aku tetep mau seperti ini TITIK."Ucap Misya penuh penegasan lalu berjalan cepat meninggalkan Zeyn yang memerah karena meredam marah.

          ~~

Bel istirahat berbunyi, membuat anak anak berhamburan pergi ke kantin ataupun ke perpus

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang