11.) Pemakaman (revision)

359 20 0
                                    


Keesokan harinya, di kediaman Zeyn sangat banyak orang-orang yang melayat, salah satunya keluarga Misya.

Mata Misya sudah terbentuk kantung mata yang berwarna hitam dan bola matanya memerah. Wajahnya sudah terlihat kusam karena kelamaan menangis.

Hari ini Zeyn akan dimakamkan, Misya selalu saja berada di pelukan abinya, ia terus memeluk abinya jika ia kembali mengingat senyuman Zeyn yang masih terputar jelas di memorinya.

Sejak datang ke rumah Zeyn, Misya terus saja menempel pada sang abi. Abi Al juga tak keberatan, dengan caranya ia berusaha menenangkan putrinya yang merasa sangat kehilangan.

Semua orang berbondong-bondong menuju TPU untuk mengantar Zeyn ketempat peristirahatan terakhirnya. Meski dengan keadaan yang sangat lemas, Misya tetap berkeras untuk ikut meski sudah banyak yang membujuknya untuk tidak usah ikut, tapi ia masih berkeras.

Misya berdiri paling depan, menyaksikan semuanya. Zeyn yang diturunkan ke liang lahat, ditimbun dan didoakan.

Misya menatap kosong ke arah gundukan tanah yang ditaburi bunga warna-warni. Air matanya terus mengalir, matanya sudah sakit karena terus-terusan menangis.

"Kakak tau kau sanggup."Ali merangkul pundak sang adik, mendengar itu Misya langsung membalas Ali dengan pelukan.

"Zeyn benar-benar meninggalkan ku kak.."lirihnya dengan bahu yang bergetar.

Ali mengusap punggung adiknya lembut, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena kematian adalah hal yang pasti akan menghampiri, tak ada yang bisa menghindari maut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
kullu nafsing zaaa-iqotul-mauut, summa ilainaa turja'uun

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 57)

Tak ada satupun makhluk yang bernyawa akan hidup kekal di dunia. Tak ada satupun yang bisa menjanjikan bahwa hari esok kita masih hidup atau tidak, bahkan satu jam dari sekarang tak ada yang memastikan bahwa kita masih akan berpijak pada dunia.

Semua akan kembali, baik dalam keadaan siap maupun sama sekali tidak. Maka alangkah beruntungnya orang-orang yang telah mempersiapkan kematiannya.

Dan kematian tidak akan menghampiri kecuali atas seizin Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا كَا نَ لِنَفْسٍ اَنْ تَمُوْتَ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ ...
wa maa kaana linafsin ang tamuuta illaa bi-iznillaahi kitaabam mu-ajjalaa...

"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya..."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 145)

Misya melepas pelukannya pada sang kakak, ia menyeka air matanya kasar dan menatap gundukan tanah itu.

Hilang.

Hilang sudah semua harapannya untuk Zeyn bisa kembali bangun dan mengatakan atau berteriak.

Aku masih hidup.

Misya terlalu berharap akan kehadiran Zeyn, pemakaman Zeyn dilakukan dengan lancar. Setelah semua selesai, perlahan orang-orang kembali ke rumah masing-masing.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang