22.) Makam (revision)

322 20 0
                                    

Setelah Azizah berurusan dengan Ustadzah Rima, ia kembali ke bawah pohon tapi ia tidak melihat Misya lagi.

"Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya,"gumamnya lalu pergi meninggalkan pohon itu.

Saat ia jalan, tiba-tiba ada santriwan yang teriak keras.

"ADA SANTRIWATI LOMPAT PAGAR!!!"teriaknya membuat langkah Azizah terhenti.

"Seorang santriwati lompat pagar? Kenapa dia terlalu nekad? Siapa dia?"gumamnya lalu pergi mengejar cowok tadi.

"Kak,"panggilnya lalu cowok itu berhenti menatap nya.

"Apa kau mengenal siapa santriwati itu?"tanya Azizah penasaran.

"Dia cucuk Abah Ahmed,"jawabnya lalu pergi untuk melaporkan apa yang ia lihat.

Azizah tercengang mendengar jawabana cowok itu barusan. "Cucunya Abah? Itu artinya itu kak Misya,"paniknya tak percaya.

Bukan hanya dia para ustadz dan ustadzah menjadi gentar, tapi mereka berusaha menenangkan para santri dan menyuruh santiwan tadi untuk diam jangan berteriak untuk menyebarkan kabar buruk itu.

Sungguh ini kejadian aneh yang pertama terjadi disini. Jika santriwan yang melompat, sudah beberapa kali terjadi tapi kali ini berbeda.

"Astagfirullah haladzim, Misya kabur dan lompat pagar?"mdndengar berita yang sangat cepat menyebar itu berhasil membuat abah kaget tak percaya.

Ia tidak menyangka cucunya seperti ini, abah Ahmed langsung menyuruh beberapa ustadz dan para laki-laki santri yang bisa dipercaya untuk mencari keberadaan Misya.

Setelah melakukan perundingan mereka akhirnya sudah siap.

"Kita cari dia sekarang juga,"ucap abah Ahmed, lalu mereka semua berjalan untuk keluar dari pekarangan pondok.

Ada delapan orang yang pergi mencari yaitu Abah, ustadz Hamid, Ust.Jalil, Ust.Syam, Ustadz Agus, Azam, Farid dan Safar.

Mereka semua pergi mencari keluar area pondok, sungguh Misya tidak memikirkan dampak apa yang ia perbuat.

Disisi lain, Misya terus berlari mencari ojek, ia sangat panik karena saat tadi ia berusaha naik ke pagar ada seorang santriwan yang akan buang sampah, tapi ia tidak menggubrisnya dan meneruskan rencananya.

Tidak lama ia berlari di luar pondok, ia langsung mendengar santriwan yang tadi melihat nya itu berteriak dan memberitahukan semua orang, Misya sudah siap untuk menerima semua konsekuensi dari tindakan yang ia ambil ini.

Ia terus berlari hingga ia merasa lelah dengan sendirinya, ia duduk di pinggir jalan untuk menetralkan degup jantungnya, ia yakin ia sudah jauh dari pondok.

Berbeda dengannya, Azam dan kedua sahabatnya pun langsung berpencar untuk mempercepat pertemuan mereka.

Azam berlari kecil untuk mencari Misya, ia tidak habis pikir gadis itu bisa melakukan hal ini, sebenarnya ia tidak terlalu heran, mengingat sikap Misya selama ini padanya dan juga pertama kali ia melihat Misya di rumah sakit, ia mengingat jelas penampilan seksi Misya saat itu, jadi ia tahu kalau Misya pasti memiliki sifat seperti anak remaja sekarang, nekad dan bringas.

Azam berlari kecil sambil sesekali menoleh di setiap gang sempit.

"Aku yakin dia tidak jauh dari sini,"gumamnya dan berhenti berlari.

Suasana siang di sekitar wilayah itu sangat sepi, Azam mulai kelelahan, ia mengatur nafasnya yang mulai memburu.

"Aaaaaaaaa!!!"Mata Azam membulat mendengar teriakan seorang perempuan yang tidak jauh darinya.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang