16.) Suara Merdu (revision)

332 24 0
                                    

Assalamualaikum ders, jangan lupa baca basmalah:)

             **

Suara toak Masjid terdengar melantunkan lagu Al-Qur'an, menandakan sebentar lagi Adzan waktu Maghrib.

Sementara Misya masih berada di atas kasurnya karena sangat kelelahan, sementara ketiga temannya sudah bersiap-siap untuk ke Masjid.

"Misya kamu masih belum enakan?"tanya Inaya, pasalnya bukan hanya di waktu Maghrib tapi di waktu Ashar tadi pun Misya tidak ke Masjid ikut sholat berjamaah.

Ia beralasan kalau ia kurang enak badan karena sangat kelelahan, jadi ia memilih untuk sholat di kamar saja.

Tapi semua itu hanya bualannya saja, nyatanya ia sama sekali tidak sholat karena masih sangat kelelahan setelah menjalani hukumannya, saat ia masih tinggal bersama uminya dulu ia hanya berkata kalau ia sudah sholat padahal sebenarnya sama sekali tidak.

"Iya Nay, aku sholat di sini aja, badanku masih pegal-pegal,"ujarnya tanpa menggerakkan sedikitpun tubuhnya.

"Baiklah kalau begitu kamu hati-hati disini,"ujar Inaya.

"Mis kalau kamu sakit pake banget, mending ke UKS,"saran Hikmah.

"Ngga usah."

"Gimana kalau aku ambilin kamu obat dulu?"tanya Alifa.

"Ga perlu Fa, aku hanya pegel doang kok, bukan demam,"tolaknya.

"Ya sudah kami pergi dulu."Misya mengangguk kecil mengiyakan.

"Assalamu'alaikum Misya."Ketiga temannya benar-benar pergi dan menutup pintu dari luar.

"Wa'alaikumussalam."Misya menghembuskan nafasnya lega.

Dengan pelan ia merentangkan tangannya diatas kasur kecilnya itu lalu menatap langit-langit kamarnya.

Tok tok.

Mendengar ketukan pintu itu,Misya sudah tahu siapa itu, karena di pondok ini saat waktu sholat tiba semua kamar diperiksa, karena masih banyak yang beralasan  untuk sholat salah satunya Misya, tapi Misya tadi berhasil melakukan aktingnya dengan baik.

Dengan cepat Misya memejamkan matanya dan memasang wajah lemasnya.

"Assalamu'alaikum,"pintu terbuka dari luar, lalu membuka pintu dan masuk, perempuan itu menatap Misya yang terbaring lemas.

"Kamu masih belum baikan?"tanya gadis anggun itu. Misya mengangguk kecil.

"Iya kak,"jawabnya dengan suara lemah yang dibuat-buat. Perempatan yang dua tahun lebih tua dari Misya itu mengangguk kecil.

"Baiklah kalau begitu kamu istirahat saja dulu, aku pergi dulu untuk mengecek kamar yang lain, Assalamu'alaikum."Perempuan itu berjalan keluar dan menutup pintu dari luar.

"Wa'alaikumussalam."Saat perempuan itu benar-benar pergi, Misya mengembuskan nafasnya lega lalu ia melepas selimut yang tadi ia kenakan.

"Huh gerah,"ujarnya lalu mengambil kipas angin genggam yang ia bawa dari rumahnya.

Ia menyalakan kipas genggamnya untuk menghilangkan gerahnya, sungguh karena kerja keras tadi ia menjadi mageran dan tidak mood untuk melakukan apa-apa.

Saat Adzan berkumandang pun ia tidak beranjak untuk menunaikan sholat, ia lebih memilih untuk tidur.

     **

Di pagi yang cerah seperti saat ini, Misya dan ketiga temannya sudah berada di sekolah, mereka saling tukar cerita dan sekali-kali mereka tertawa, pemandangan yang indah dan anggun.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang