27.) Kampus & Dosen Baru (revision)

232 23 1
                                    

🍁🍁

Tiga Tahun kemudian...

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, kesibukan manusia tidak ada habisnya meski hari sudah berlalu. Kesibukan mengejar dunia yang fana selalu menjadi prioritas orang-orang yang mengabaikan perihal akhirat.

Di sebuah koridor kampus, seorang gadis anggun dengan pakaian syar'inya ia berjalan dengan langkah pasti menuju kelas. Kelas dimana ia menimba ilmu selama tiga tahun belakangan.

"Eh, aku dengar-dengar ada dosan baru."gadis itu berpikir sejenak saat tidak sengaja mendengar perbincangan mahasiswa lain di koridor yang ia lewati.

"Dosen baru?"gumamnya pelan dan terus melangkah menuju kelasnya.

Saat masuk di kelas, gadis cantik itu di sambut riang oleh salah satu gadis yang berparas ayu yang berada dalam kelas.

"MISYA!!"pekiknya seraya memeluk Misya erat, Misya menutup gendang telinganya. Gadis itu memang tampak terlihat sanga ayu, tapi suaranya bersaing dengan toak rusak.

"Astagfirullah Vio, kau mengejutkanku."Protesnya, membuat gadis itu tersenyum tanpa merasa bersalah.

Vionita Amilla, ia teman Misya sejak awal masuk kampus. Mereka sudah sangat dekat, bisa dibilang teman gandengan.

Tapi, sayang seribu sayang mereka berbeda keyakinan. Vio beragama Kristen dan begitu taat pada agama yang di peluknya.

Terkadang hal itu yang membuat mereka merasa memiliki jarak yang jauh, apa lagi saat waktu beribadah. Mereka harus berpisah dalam keyakinan.

"Misya ku sayang, aku rindu."Ucap Vio manja sambil memeluk lengan Misya, Misya menggeleng kecil lalu berjalan kearah bangkunya.

Vio memang selalu bersikap manja tapi tidak jarang bersikap dewasa padanya.

"Hanya libur sehari, kau ini."Protes Misya sambil duduk di bangkunya. Vio ikut duduk di bangkunya sambil menatap Misya. Vio menatap arloji yang melekat di pergelangan tangan kirinya.

"Ini waktunya kamu sholat Dhuha Mis."Ucap Vio, mendengar itu Misya menatap arlojinya.

08:23 pagi, Misya tersenyum manis kearah Vio.

"Aku ke Mushollah dulu. "Misya bangun dari duduknya, sementara Vio mengacungkan jempolnya disertai senyuman manisnya.

Vio sudah sering melihat Misya beribadah di pagi hari, bahkan saking rutinnya, Vio tahu nama sholat sunnah itu.

"Hati-hati ya sayang." Vio mengerlipkan matanya sebelah membuat Misya tersenyum geli.

"Paan sih."Misya menggeleng kecil lalu berjalan pergi.

Misya berjalan keluar dari kelasnya dan berjalan kearah Musholla fakultasnya. Letak kelasnya yang berada di lantai dua membuat ia harus turun kelantai satu letak Musholla.

Sepanjang perjalanan menuju Musholla, Misya mendapatkan sapaan-sapaan ramah dari mahasiswa putra ataupun putri.

Sejauh ini, Misya dikenal sebagai salah satu mahasiswa terfavorit dan terbaik. Misya tidak pernah menyangka hal itu terjadi padanya karena selama masa sekolah sangat jarang ada yang menyukainya.

Saat sampai di Mushollah, Misya melewati pintu pria, Musholla fakultas FIB memang ada dua pintu, khusus ikhwan dan akhwat.

Misya melirik sepatu pantofel yang terlihat mengkilap berada di depan pintu masuk ikhwan.

"Tumben."Gumamnya, dan berjalan kearah pintu akhwat.

Ia mengatakan tumben, sebab selama ia sholat Dhuha tidak ada yang pernah ia dapati seorang laki-laki di kampusnya  yang melaksanakan sholat Dhuha. 

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang