8.) Mellow (revision)

373 20 0
                                    

Dua minggu kemudian...

Zeyn kembali masuk sekolah, meski perban di kepalanya belum bisa dilepaskan.

"Zeynnnn!!"pekik seorang gadis dari arah belakangnya, belum sempat ia berbalik tubuhnya sudah dipeluk dari belakang, senyumannya mengembang saat itu juga.

Ia menunduk melihat tangan yang melingkar di perutnya.

"Sepertinya kau merindukan ku hemm?padahal setiap hari kau menjengukku."Ujar Zeyn lalu Misya  melepas pelukannya dan terkekeh geli. Ia berdiri di hadapan Zeyn dan menatap Zeyn dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Aku merindukanmu menggunakan seragam keren ini."Ujarnya sambil memperbaiki almamater milik Zeyn.

Zeyn tersenyum mendengar itu, dengan pelan ia menyentil kening Misya.

"Aishhh." Misya memberenggut kesal sambil mengusap keningnya.

"Oh ya."Misya kembali tersenyum lebar mengabaikan perasaan kesalnya barusan.

"Menurutku kau  sangat keren dengan perban di kepalamu ini, oh my God kau sangat tampan. Aku bangga punya sahabat sepertimu." Misya tertawa terbahak-bahak di koridor. Tawa yang sudah lama hilang kini terdengar jelas.

"Punya sahabat tampan sepertimu pless captain basket. Itu membuatku merasa sangat beruntung haha.."

Mendengar itu Zeyn tersenyum tipis.

"Misya Aquina Putri, sahabatku yang aneh, aku memang keren dan tampan."Zeyn merapikan dasinya membuat Misya berhenti tertawa dan mendelik geli karena melihat Zeyn yang terlalu percaya diri.

"Owhhh, aku salah memuji."Misya menggeleng pura-pura menyesal.

Zeyn terkekeh melihat itu, tak jauh dari tempatnya ia melihat ada Dion yang menatap mereka berdua, dengan pelan ia merangkul pundak Misya lembut.

"Aku akan menjagamu." Bisik Zeyn mengubah topik. Misya tak paham dengan Zeyn yang tiba-tiba mengubah arah topik. Tapi tak mau mempermasalahkan hal yang remeh.

"Tentu, kau harus menjagaku dan aku selalu membutuhkanmu di setiap langkahku. Akan ku pastikan kita sukses bersama, kita raih cita-cita kita bersama--"Misya tercekat tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Ia kembali teringat dengan perjanjiannya dengan sang Abi, akan pindah dalam waktu satu bulan. Dan sekarang waktunya hanya tersisa 1 pekan lagi. Ia akan pindah ke pondok dan itu akan menciptakan jarak bersama Zeyn. Apa mereka masih bisa bertemu nantinya?

Zeyn menurunkan lengannya melihat Misya yang melamun.

"Hey pendek, kenapa wajahmu tiba-tiba masam ha?"tanya Zeyn sambil mengangkat dagu kecil Misya.

"Hah? ti..tidak, aku hanya merindukan mu, aku menyayangimu Zeyn."Misya kembali memeluk tubuh Zeyn, Zeyn yang mendengar itu merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang sahabat.

Ia membalas pelukan Misya dengan lembut.
"Aku juga sangat menyayangimu Mis, tapi kau tidak pandai untuk membohongi seorang Zeyn, aku yakin kau menyembunyikan sesuatu dariku."

Mendengar itu Misya semakin mengeratkan pelukannya dengan Zeyn, bahkan air matanya mengalir untuk mewakili betapa sedihnya perasaannya, saat mengingat kalau mereka akan berpisah karena waktu.

Zeyn yang menyadari kalau bahu sang sahabat bergetar, melepas pelukannya pelan.

"Kita bolos jam pertama, di sana kau harus bercerita."Ujar Zeyn sambil menyeka air mata Misya pelan. Misya menyeka air matanya ulang dan menggeleng menolak takut pertahanannya runtuh.

"Aku tidak apa-apa Zeyn, aku hanya terharu melihatmu sudah sembuh seperti ini."Ucapnya pelan.

Siswa yang berada di koridor itupun menatap mereka iri.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang