Up-Jangan lupa baca Basmalah ;)
***
Satu minggu kemudian..
Hari ini adalah hari ahad. Seperti ahad-ahad sebelumnya para santri diwajibkan untuk berjalan-jalan subuh, hal ini termasuk rutinitas para santri, setiap Ahad selesai sholat subuh yang di lanjut tadarrus, mereka akan berjalan santai di luar area pondok pesantren.
Banyak santri yang bersemangat tapi ada juga santri yang malas, dengan alasan selesai jalan-jalan kaki mereka pasti sangat sakit.
Sementara pihak pondok pesantren melakukan itu hanya untuk menyegarkan para santri, dan memperkenalkan santri dengan lingkungan sekitar.
Sepanjang aktivitas jalan santai dan sedikit berlari kecil, mereka diiringi dengan sholawat Nabi dan Istigfar serta Zikir bersama sepanjang jalan.
Misya dan ketiga temannya pun ikut, bahkan mereka semua tampak terlihat senang, apalah Alifa dan Hikmah gadis yang super aktif mengalahkan Misya.
Priiiiiittt...
Satu suara whistle menghentikan langkah mereka semua, para santri memusatkan perhatiannya pada sang peniup tadi.
"Baiklah anak-anak, pak ustadz rasa kita sudah cukup jauh, jadi sebaiknya kita kembali ke pondok."Ucap ustadz Agim, sang guru olahraga. Mendengar itu beberapa keluhan langsung terlontar jelas.
"Yahh Pak Ustadz baru aja."
"Aishhh perasaan aku masih mau."
"Pak ustadz, tambahin dong."
Masih banyak lagi decakan-decakan para santri yang memang masih ingin berada dilingkungan luar pondok, karena mereka menganggap ini adalah sebagai refresh otak yang menyenangkan. Ditambah dengan udara pagi yang sangat menyegarkan.
Tapi mereka tidak bisa membantah perkataan Ustadz Agim, mereka harus menurut jika tidak ingin mendapatkan masalah nantinya.
Pritttt...
Bunyi whistle susulan menandakan kalau semua akan putar haluan dan kembali ke pondok.
Misya dan ketiga temannya dengan sengaja berjalan santai paling belakang, agar tidak berdesak-desakan.
Mereka terus saja berjalan dengan sesekali berlari santai.
"Eh eh, tunggu ada toilet tuh,"Misya menghentikan langkahnya dan menunjuk toilet umum yang tak jauh dari pinggir jalan.
"Aku ke toilet dulu yah, kalian tunggu disini, Assalamu'alaikum."Misya berlari kecil kearah toilet umum.
"Wa'alaikumussalam, aissh Misya kebiasaan banget sih, pergi tanpa persetujuan,"ucap Hikmah sambil menggaruk kepalanya kesal.
"Udah, namanya juga kebelet ga bisa ditahan, sebaiknya kita tunggu saja dia disini."Inaya mengusap lengan Hikmah untuk memenangkan.
"Baiklah."Hikmah mengangguk kecil.
"Eh eh kalian kenapa masih disini? Cepat nyusul anak-anak yang lain."Ustadz Agus datang menghampiri mereka, ia juga turut membantu mengawasi kegiatan pagi ini.
"Eh pak Agus, kita bertiga lagi nungguin Misya. Dia lagi di--"
"Ga ada alasan cepat lari,"sela ustadz Agus.
"Eh jangan ustadz, kami lagi nungguin--"
"Oh kalian mau lari dari pondok yah? Dengan beralasan seperti ini?"Ustadz Agus menatap mereka dengan tatapan penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dalam Tahajud (Completed)
RomanceRank 2 #tahajud Sejauh apapun kaki melangkah, sejauh apapun kita menemukan orang baru, Allah pasti akan mempertemukan dengan orang yang ada kaitannya dengan masa lalu. "Ku pikir, semua sudah benar-benar selesai, ternyata Allah mengaitkan semuanya t...