9.) Pengakuan (revision)

359 23 0
                                    


Sore yang dinantikan Misya pun tiba, dari rumah ia memakai rok berwarna hitam, baju putih dan jilbab segitiga putih, ia mengeluarkan motornya dari garasi.

Ia tidak sadar kalau dari jarak jauh ada yang sedang mengawasinya, yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Zeyn.

Di sekolah hanya Zeyn yang tau siapa Misya sebenarnya, bagaimana keluarga Misya, Misya yang selalu mengganti pakaiannya jika di luar. Zeyn sebenarnya kecewa dengan sahabatnya itu, padahal Misya terlihat sangat anggun ketika berhijab.

"Andai kau selalu berpakaian seperti itu Mis."Gumamnya lalu ikut melajukan motornya.

Ia mengikuti Misya, hingga ia juga ikut berhenti di mesjid tempat Misya sering mengganti pakaiannya.

Setelah menunggu beberapa menit,  Zeyn terbelalak tak percaya ketika melihat pakaian Misya yang sangat jauh dari sebelumnya.

Pakaian Misya sangat mencolok, ketat dan pendek. Misya menggunakan pakaian sangat seksi, karena kesal Zeyn langsung turun dari motornya dan menyusul Misya.

Tapi Misya langsung pergi dan melajukan motornya, ia belum sadar kalau Zeyn tengah membuntutinya.

"ARGHHHH." Erangnya kesal dengan tangan yang mengepal erat.

Jalan satu-satunya, Zeyn harus mengikuti Misya dan Dion. Sampai di sekolah, Zeyn melihat tak jauh dari tempatnya sudah ada mobil Dion berwarna hitam mengkilat.

Ia melihat Misya yang turun dari motornya, tak lama Dion muncul, Zeyn bisa melihat ekspresi yang diberikan Dion untuk Misya.

Yang sangat jelas Dion seperti takjub dan tergoda, Zeyn bisa melihat itu. Ia melihat dari kejauhan Misya memeluk Dion mesra.   

Tidak lama mereka berdua masuk ke dalam mobil, dengan cepat Zeyn menjauh agar tak terlihat. Saat mobil Dion pergi keluar dari area sekolah Zeyn kembali membuntuti mereka.

Sementara di dalam mobil, Misya menggenggam tangan kiri Dion yang bebas dari stir.

"Kau sangat cantik, aku bahkan sangat terpukau melihatmu sayang."Ujar Dion sambil tersenyum ke arah Misya.

Misya yang mendengar itu terkekeh.

"Ini kulakukan agar kau senang."Misya tersenyum manis.

"Benarkah?"tanya Dion sambil mengangkat alisnya sebelah.

"Hmm."Misya mengangguk yakin.

Di sepanjang perjalanan mereka saling bercanda ria, tidak lupa saling melontarkan kata romantis, Misya yang terus-terus mendapatkan gombal sudah seperti udang rebus.

Perjalanan ke pantai cukup jauh semua memakan waktu sekitar 1 jam lebih, hingga saat ini mereka sudah masuk ke area yang sepi bisa dibilang hutan. Sangat jarang ada kendaraan lain yang lewat. sementara Zeyn karena sudah masuk ke tempat yang sepi, ia semakin menjauhkan jaraknya agar tidak dicurigai.

Dion yang melihat situasi seperti ini tersenyum ke arah Misya, lebih tepatnya menyeringai.

"Kita singgah dulu yah."Ucapnya sambil menepikan mobilnya ke pinggir jalan. Misya menatap ke arah sekitar.

"Dion kita mau apa singgah di sini? Di sini sangat sepi, kau lelah?"tanya Misya.

"Hmm aku lelah."Ujar Dion.

Misya mengangguk, Dion memegang lehernya sejenak lalu ia membuka kancing kemejanya membuat Misya menatapnya heran.

"Kau pa..panas yah? Tinggikan saja suhu Ac-nya."Ucap Misya kaku, mendengar itu Dion terkekeh membuat Misya merasakan suasana yang seperti tak bersahabat.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang