41.) Akhir Cerita

705 34 0
                                    

Bismillah Up:)
.
.

Keesokannya, pukul 09:00 pagi Misya dan Azam berangkat ke kampus, karena kebetulan Azam masuk pertama kali di kelas Misya. Misya menatap penampilan suaminya yang sangat berwibawa.

"Aku takut ketemu dosen lainnya,"ucap Misya mengeluarkan isi hatinya.

"Aku sudah mengizinkanmu,"ucap Azam membuat Misya menatapnya.

"Mengizinkan ku?"

"Iya,"jawab Azam cepat.

"Bagaimana bisa?"

"Karena Imam mu orang yang hebat,"ucap Azam dan tersenyum bangga, hal itu  membuat Misya mendelik geli.

"Dasar PD,"cibirnya.

"Apa?"

"PD."

"Hmm?"tanya Azam

"PD-P.D"ucap Misya penuh penekanan, mendengar itu Azam langsung mengusap kepala Misya dengan lembut.

"Pd yah ga masalah, yang penting halal,"ucap Azam dan tersenyum bangga.

"Ishh, hubungannya dimana kak?"tanya Misya heran. Azam yang penuh wibawa bisa se aneh sekarang. Berbanding terbalik saat di kampus.

"Hubungannya?"tanya Azam, Misya mengangguk.

"Hubungannya ya ada di antara kita,"ucap Azam membuat Misya mendelik aneh.

"Ga nyambung ples garing,"ledek Misya membuat Azam menghentikan mobilnya, Misya heran saat mobil berhenti.

"Kenapa berhenti--Ahahaha," Misya langsung tertawa terbahak-bahak, saat Azam menggelitik nya.

"Mas Stop!! Geli mas hahaha.."Belum saja Misya menyelesaikan kata-katanya, Azam kembali menggelitiknya.

Azam tertawa melihat itu, lalu menghentikan ulahnya.

"Masih mau iseng?"tanya Azam usil. Misya menggeleng cepat.

"Ihh ngga, ampun mas."

Azam tertawa melihat wajah Misya yang berkeringat. Sungguh ia benar-benar kelewatan membuat istrinya sampai berkeringat seperti itu.

         **

Sampai di kampus, Misya turun di tempat biasanya, Setelah melakukan ritual perpisahan layaknya suami istri, ia langsung turun dan berjalan menuju fakultasnya.

Saat sampai di fakultasnya, semua menatapnya jijik, Misya heran, ada apa?

Tidak biasanya ia ditatap seperti itu, karena tidak mau memedulikan, ia terus berjalan menuju kelasnya.

"Aduhhh munafik banget."

"Halah lepas aja tu cadar, munafik banget."

"Tampangnya aja suci, tau-taunya dibelakang malah main kotor, cihh."

"Katanya paham agama, eh malah kecentilan ke dosen."

"Dasar munafik, katanya ga mau sentuhan sama cowok, tau-taunya. Dasar sok suci."

"Gini nih yanag namanya sok alim."

Misya ingin rasanya menangis mendengar ucapan-ucapan yang dilemparkan padanya dengan cara terang-terangan, sungguh ia tidak mengerti dengan maksud mereka semua.

Saat ia masuk ke dalam kelasnya, teman-teman pun menatapnya sinis terkecuali Vio.

"Loh kok kamu kayak habis nangis?"tanya Vio.

"Ngga Vi,"elaknya kemudian duduk di bangkunya.

"Jadi kamu udah tau gosip yang tersebar?"tanya Vio.

"Maksud kamu apa Vi?"tanya Misya heran.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang