Misya berjalan ke arah asrama dengan langkah panjang, beberapa santriwati melihatnya kebingungan, ia berjalan seperti ada yang mengejar.
"Assalamu'alaikum."Misya masuk lalu menutup pintu kamar dengan keringat yang sudah bercucuran di pelipisnya.
"Wa'alaikumussalam."Ketiga gadis yang sekamar dengannya menatap penuh tanda tanya.
"Mis kau dari mana saja? Kok lama banget, kamu belum makan siang kan?"tanya Inaya.
Misya berjalan ke arah ranjangnya.
"Emm, sudah tadi di kantin sama kalian."Jawabnya sambil merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.
"Itu mah waktu jam sepuluh pagi, sekarang udah hampir jam 3 sore loh, waktu Ashar bentar lagi."Protes Inaya, Misya menatap Inaya sejenak.
"Apa tadi semua makan bersama?"tanyanya lelah.
"Iya disini emang selalunya begitu Mis, jadwal makannya itu ada tiga, pagi sebelum ke sekolah, siang pulang sekolah dan malam setelah tilawah bersama."Jelas Alifah yang sedang duduk sandaran di ranjangnya.
Misya mengangguk paham, ia kembali menatap langit-langit kamar asramanya. Dengan pikiran yang sudah berkeliaran, mengingat cowok yang tadi menyapanya di bawah pohon.
"Mis, kenapa melamun?"tegur Inaya.
"Bentar kesambet loh Mis."Ucap Hikmah sambil terkekeh geli menampilkannya gigi gingsul nya sebelah kiri.
Misya terhentak, ia bangun duduk.
"Eh ngga kok,"elaknya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di udara.
"Kalo kamu lapar sini aku antar kita ketemu Mbo Surti ambilin kamu makan,"ujar Inaya, dengan cepat Misya menggeleng menolak. Rasanya ia sudah terlalu merepotkan yang lainnya.
"Eh ga usah, sekalian makan malam nanti aja, katanya mau sholat Ashar yuk."Misya kembali turun dari ranjangnya dan mengambil mukena miliknya.
"Kamu ga makan?"tanya Hikmah dengan kedua alis yang sudah bertautan, bingung karena Misya terlihat tidak terlalu nafsu makan.
"Ngga usah, ayo ke Masjid."
"Baiklah,"final mereka semua.
Suara toak masjid terdengar jelas memperdengarkan ayat-ayat Allah yang indah, banyak santriwan dan santriwati yang berjalan dengan wajah yang masih mengantuk, seperti masih ingin berkutat pada bantal tapi panggilan sholat sudah tiba.
Inaya, Alifa dan Hikmah berjalan ke Masjid sesekali bercanda ria. Sedangkan Misya hanya ikut tertawa saja jika ada yang lucu, selebihnya ia diam, ia hanya bisa menilai ketiga gadis yang bersamanya itu.
"Eh eh tunggu!"Alifa merentangkan kedua tangannya untuk menghentikan jalan ketiga temannya.
"Ada apa Fa?"tanya Hikmah dan Inaya bersamaan.
"Kak Azam tuh,"Alifa menunjuk menggunakan ujung dagunya, dengan pandangan ke arah yang di tunjuknya. Lalu menurunkan kedua tangan.
Inaya dan Hikmah menatap ke arah yang sama, mereka melihat seorang pria yang berpakaian rapih, siap untuk melaksanakan sholat berjamaah. Tak lama memandang, Inaya menundukkan wajahnya.
Misya menajamkan pandangannya ke arah cowok yang ditunjuk Alifa barusan, lalu ia menoleh ke arah Inaya yang kini menunduk, seperti sedang tersipu malu.
"Kamu naksir sama tu cowok?"tanya Misya blak-blakan. Tak ada yang bisa mengendalikan lisannya yang terbiasa menerobos, menghantam, dan menusuk.
"Hah?"ketiga gadis itu terperangah mendengar pertanyaan yang terdengar frontal dari Misya.
Inaya menggeleng cepat, menolak apa yang Misya tanyakan. Napasnya bahkan seperti tertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dalam Tahajud (Completed)
RomanceRank 2 #tahajud Sejauh apapun kaki melangkah, sejauh apapun kita menemukan orang baru, Allah pasti akan mempertemukan dengan orang yang ada kaitannya dengan masa lalu. "Ku pikir, semua sudah benar-benar selesai, ternyata Allah mengaitkan semuanya t...