36.) Cinta yang tepat

271 21 1
                                    

Bismillah Up':)

         **

Bulan terpampang indah di kegelapan malam. Sementara Misya sedang berdiri di balkon tengah menatap langit yang indah. Melihat itu, Azam menghampirinya. Ia baru saja selesai mandi karena baru pulang.

Tanpa izin, Azam memeluk tubuh Misya dari belakang dan menatap langit yang sama. Misya berdiri tegap saat merasakan pelukan hangat dari Azam, matanya beralih menatap kedua tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Dek masalah tadi, aku minta maaf."Ucap Azam pelan, angin sepoi-sepoi menerpa mereka berdua.

"Aku tidak ingin membahas itu lagi kak, aku sudah lupakan."Ucap Misya pelan, Azam melepaskan pelukannya, dan berdiri di samping Misya. Ia menatap wajah Misya lekat, pantulan sinar bulan membuat istrinya terlihat sangat cantik.

"Aku minta maaf."Ucap Azam lagi, Misya menatapnya lekat.

"Tidak apa kak, lagian kalau aku tidak datang pasti bu Desi akan mengganggumu,"ucap Misya dan kembali menatap langit.

Mendengar itu, Azam tak kuasa menahan senyumnya. "Kau cemburu?"goda Azam.

"Tidak."Pungkas Misya tak berani menatap Azam yang terus menatapnya.

"Masa sih?"goda Azam lagi.

"Aku tidak cemburu kak."Ucap Misya berusaha meyakinkan, yang jelas-jelas bertolak belakang dengan hatinya. Mendengar itu Azam tersenyum masam kemudian mengangguk.

"Yah, mana mungkin kau cemburu,"ucapnya pelan.

"Aku masuk deluan."Azam berbalik dan berjalan meninggalkan Misya di balkon.

Misya yang sadar perubahan suara Azam pun menunduk dan tak sadar air matanya sudah membasahi kedua pipinya. Azam pasti marah padanya. Terlihat jelas dari perubahan suaranya.

     **

Pagi pagi sekali, Misya sudah siap-siap untuk ke kampus, sementara Azam baru-baru tertidur saat matahari sudah terlihat, ia kurang tidur karena semalam ia lembur.

Misya tidak membangunkannya, ia hanya menyiapkan semua kebutuhan Azam. Saat masuk kedalam kamar, Misya memandangi wajah Azam yang tertidur pulas.

"Maaf kak aku pergi duluan, Assalammu'alaikum."Misya menyalimi tangan Azam lalu pergi begitu saja. Azam terlalu kelelahan, sampai tidak menyadari hal itu.

         ~~

Sampai di kampus Misya langsung berjalan menuju kelasnya, ia melirik arlojinya pukul 07:45 masih ada waktu untuk menelpon Azam.

Ia menatap nama di ponsel.

'Pak Dosen'

Sengaja ia menulis nama itu, takut Vio membacanya. Ia sengaja menelpon Azam untuk membangunnya. Azam yang masih tertidur pun terbangun saat mendengar nada dering ponselnya.

Ia terkejut saat ia melihat hari sudah terang sekali.

"Astagfirullah,"Azam bingung, kenapa Misya menelponnya? Perasaan mereka masih satu atap.

Dengan cepat Azam mengangkatnya, tapi detik itu juga Misya mematikan teleponnya.

Azam di buat heran, sudah terlanjur bangun Azam menatap jam. Matanya membulat saat melihat sudah hampir jam 8 pagi. Dengan cepat, ia bangun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi.

Sebelum keluar kamar mandi, Azam melihat secarik kertas yang sengaja di tempel di balik pintu, ia baru sadar dengan keberadaan surat yang tertempel itu.

Di atas nakas sudah ada baju yang sudah ku siapkan kak:)

Senyum Azam tercipta saat mengetahui, tulisan itu milik Misya.  Tanpa berlama-lama, Azam berjalan keluar dan memakai seragamnya.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang