Bunda Cookies

3.7K 503 7
                                    

*April's house*

"Kak, bangun sudah shubuh," hari libur seperti ini rasanya ingin berlama-lama membenamkan wajah ke dalam selimut.

Suara Bunda yang menggelegar membuatnya terpaksa membuka mata. Juni dan Okto sudah rapi hendak ke mushola. Praktis, dia hanya berdua saja di rumah bersama Bunda, untuk sholat berjama'ah.

Bergegas dia meraih handuk dan membuka harinya dengan mandi pagi. Setelah merasakan segarnya mandi pagi dan sholat bareng Bunda, dia membantu mencuci piring dan panci yang kemudian disusunnya dengan rapi di rak bermotif buah-buahan.

"Bun, baunya enak banget. Masak apa sih?" April memeluk Bunda yang masih memakai apron. Bunda masih menggoreng sosis solo yang sebentar lagi matang.

Sejak Ayah meninggal karena sakit liver, Bunda ikut kursus membuat kue dan mulai menjualnya ke Ibu-Ibu pengajian di komplek. Sekarang jualan Bunda sudah merambah pesanan acara kantor. Berkat Juni yang rajin promosikan kue Bunda di website "Bunda Cookies".

 "Kak, kalau peluk Bunda kayak gini, Bunda jadi inget Ayah. Akhirnya ada juga yang menurun dari Ayah kamu."

"Iya, kalau galak sama pelitnya aku nurun dari Bunda ya," dengan lincah dia menghindar cubitan Bunda.

"Bukan pelit Kak, tapi hemat. Catat ya, hemat. Kalau ngga hemat, Bunda mana bisa kuliahin 3 anak sampai sekarang. Ini bantuin susun kue bolu kukus dan sosis solonya di dalam kardus."

"Mau dikirim kemana Bun, kuenya?" April mengambil sosis solo yang sudah matang dan mulai menyantapnya. Hmm... Istimewa enaknya. Kue buatan Bunda memang "the best." Sayangnya dia tidak bisa masak enak kayak Bunda.

"Makan 1, tanggung jawab nganterin. Juni ada kerja kelompok di rumah temannya. Okto lagi sibuk kerjakan skripsi."

Bunda pamrih banget ya, baru juga makan 1. Tapi akhirnya memang nggak cukup 1, ketagihan makan kue buatan Bunda.

"Grup April Angels"

April : Ada yang free nggak, hari ini? Temanin dong, anterin kue pesanan Bunda.

Melati : Say, gue baru mau flight ke Batam. Sorry ya.

Diandra : Gue lagi nggak enak badan Sist, dari semalam demam sama tenggorokan sakit buat nelan.

April : Ya nggak apa-apa. Mel, baik-baik di Batam ya. Jangan lirik laki orang. Dee, nanti aku mampirin rumah, bawain sup jagung kesukaan kamu. Bunda kayaknya mau masakin sore.

Diandra : Yaaah nggak surprise dong. Padahal gue lagi nebak, mau dibawain apa ke rumah.

Melati : @ April, apa itu maksud, lirik laki orang? Hello, gue setia ya sama Bang Haikal. Sayangnya kakak Lu kurang peka, Dee.

Diandra : Ya nanti gue ingetin Abang gue buat buru-buru ngelamar. Sebelum Mel dilamar sama orang bule.

Our Journey To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang