*April's home*
"From: Aldo-Cassanova. Kamu sudah sampai rumah? Selamat istirahat."
Perlahan dia menscroll chat pria itu. Bahkan baru disadarinya hampir setiap malam Aldo mengirimkan pesan namun jarang dibukanya.
April membenamkan layar ponsel di balik bantal. Sejak kapan Aldo punya perasaan spesial padanya.
Padahal selama ini April selalu menjaga sikap. Dia tidak pernah berlebihan bergaul dengan lawan jenis. Dia juga tidak pernah bermanja-manja seperti Gadisa.
Besok dan seterusnya akan menjadi "ackward moments" apabila mereka bertemu. Dia benar-benar kaget saat Aldo menyatakan perasaannya. Saking terkejutnya, dia hanya bisa diam.
Tidak ada hujan, tidak ada angin, lelaki itu mengajaknya menikah seperti hendak mengajak jalan-jalan ke taman rekreasi. Memangnya dia koper, yang siap ditenteng kemana saja, sesukanya.
Ditambah lagi di tempat yang sama, ia bertemu Arkan, cucu Oma. Ternyata lelaki itu duduk hanya beberapa meter di dekatnya. Apakah lelaki itu mendengar semuanya? Ah, kenapa juga dia jadi peduli isi pikiran lelaki itu.
Mendadak malam ini dia jadi sulit tidur. Jemarinya justru tergerak mengetik sesuatu.
"Tia, udah tidurkah? Kalau belum, video call ya."
"Belum Neng, ini masih edit laporan keuangan. Pak Bos lagi marah akhir-akhir ini. Manager cabang kayaknya ada yang bermasalah. Penjualan lagi anjlok. Pusing deh."Terlihat Tia masih berkutat di depan lap top.
"Pak Bos Arkan? Oh, dia memang galak sih dari pertama kenal." April berkomentar.
"Pak Arkan aslinya baik banget Neng. Tapi beliau memang disiplin dan kadang intoleran kalau kita ngga mengerjakan tugas dengan baik. Minggu depan manager cabang mau pada dipanggil ke Jakarta."
Berdua mereka saling curhat, dari topik pekerjaan sampai masuk sesi cerita kalau Aldo melamarnya.
"Shalat istikharah, Neng." Tiara menasihatinya.
"Meskipun aku nggak punya perasaan apa-apa sama dia ya?"
"Iya, yang kasih petunjuk kan Allah. Siapa tahu dia memang jodoh kamu. Who knows. Kamu belum ada yang ngelamar lagi kan?"
"Eh, maksudnya gimana Tia?"
"Oh ngga papa. Kirain yang ngelamar April, Bos Arkan. Soalnya akhir-akhir ini sering banget nanyain kamu. Sampai pernah nanyain nama guru ngaji kita. Kirain beliau bakalan serius." Tiara bicara ceplas-ceplos membuat hati teman bicaranya ikut bergetar.
"Terimakasih ya Tia, nasehatnya. Love you."
Hatinya lebih tenang setelah bercerita dengan Tiara. Tak lama rasa kantuk pun menenggelamkannya dalam mimpi.
Entah kenapa alam bawah sadarnya justru memunculkan wajah Pak Arkan yang sedang tersenyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey To Love
Romance(Cerita Pertama di Wattpad) Perjalanan dua insan merajut cinta menuju ikatan yang suci. Akankah rasa itu hadir ketika mereka berdua bertemu sebagai dua sosok yang berbeda sifat dan kepribadian? Apakah mereka akan terus bersama, ketika kisah masa l...