Barisan wanita-wanita cantik semampai dan pria-pria berperawakan tinggi tegap, ramai memenuhi rumah Melati yang terlihat asri dan ditata apik untuk acara pernikahan dengan konsep pesta kebun.
Teman-teman Melati yang hadir kebanyakan dari maskapai tempat dia bekerja dan beberapa tetangganya sejak kecil. Melati tampak menawan dalam balutan kebaya berwarna ungu muda dan taburan payet gold yang berpendar.
Diandra menata hijab yang dikenakan Melati.
"Duh cantik banget kakak ipar gue. Abang gue beruntung banget dapat istri kayak begini. Yang shabar ya sama Abang gue, bicaranya memang irit. Tapi jiwa family-mannya bakal bikin hidup lu bahagia." Bang Haikal sosok yang cool dan nggak banyak ngomong sih memang.
April juga pernah jadi bagian dari barisan pengagum kakaknya Dee sejak SMA, sebelum dia ketemu Kak Ray.
Bang Haikal sudah menganggap April seperti adik angkatnya, saking seringnya April numpang bobo siang, ikut makan, kalau dia sedang main ke rumah Dee.
Diandra juga tidak menyangka, abangnya yang super handsome dan berwibawa itu, akhirnya memilih sahabat baiknya untuk menjadi pendamping hidup.
"Dee, kapan ada waktu temanin Abang ke Padang ya."
"Ngapain Bang?"
"Nengok proyek hotel Telaga Kautsar di sana. Papanya Melati partner bisnis Abang, Abang mau silaturahim sekaligus ngelamar anaknya."Whattt???
"Abang nggak bercanda kan?"
"Kira-kira teman kamu, mau nggak dilamar sama Abang?" Dee tertawa lebar membayangkan ekspresi bahagia Melati.
Sejak SMA, Melati dan April sudah sering menginap di rumah. Tapi ya itulah Abang tercinta, kalau ketemu cuma ngobrol sekadarnya.
Ternyata pucuk dicinta ulam pun tiba. Abang banyak tersenyum kalau sudah mendengar Melati bercerita tentang serunya pengalaman bertugas, ketika sahabatnya itu mampir ke rumah.
Dee memang sudah tahu lama kalau sahabatnya memang mengagumi sosok Abangnya yang baginya untouchable. Ajaib memang misteri jodoh.
"Deg-degan nggak Mel?" April bertopang dagu sambil tiduran di spring bed empuk milik Melati.
"Banget, nih pegang tangan gue. Sudah kayak pengalaman pertama kali mau flight. Mendebarkan." Digenggamnya jemari melati yang dingin.
"Akhirnya, diantara kita bertiga, yang bakal nikah duluan Melati. Aku seneng banget," April memeluk Melati sampai kesulitan bernapas.
"Giliran kamu juga akan tiba, Sweety," Melati mencubit gemas pipi April yang chubby.
"Bos Arkan gimana Say? Kayaknya dia kok kayak ada sinyal-sinyal sama kamu," Diandra nyengir menggodanya.
Sebenarnya dia sudah sering mendengar curhat Arkan dari Liam, si ember bocor.
"Bos Arkan sudah punya calon istri. Cantik banget. Nih aku punya fotonya," April mengambil ponselnya yang baru selesai dicharge.
Ditunjukkannya foto bersama seorang wanita berparas blasteran sedang tersenyum di kamera, saat mereka bertemu di Purple café.
"Haha... April, ini bukan calon istrinya Bos Arkan. Liam juga pernah foto bareng sama Kak Kinar. Dia ini kakak sepupunya Arkan." Dee menepuk lembut bahu April. Jadi, selama ini dia dikerjai.
"Wow, 10 kali panggilan tak terjawab, 5 pesan masuk. Bos Arkan. Hmm... dia kirimin kamu pulsa Say. Pasti dikiranya pulsamu habis gara-gara nggak balas pesan." Melati memandang layar hp April.
"Waduh.... Pertanda ini, pertanda ada yang lagi kangen." Dee berhasil membuat pipi April blushing.
Pintu kamar diketuk.
"Assalaamu'alaikum. Ayo sayang, acaranya sebentar lagi dimulai."
Seraut wajah berusia enampuluh tahun muncul dari balik pintu. Mama dan anak yang sama-sama cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey To Love
Roman d'amour(Cerita Pertama di Wattpad) Perjalanan dua insan merajut cinta menuju ikatan yang suci. Akankah rasa itu hadir ketika mereka berdua bertemu sebagai dua sosok yang berbeda sifat dan kepribadian? Apakah mereka akan terus bersama, ketika kisah masa l...