Aku membuka mataku pelan, mendapati tubuhku yang tertidur dikasur empuk serta besar. Aku menggeliat. Namun, sedetik kemudian mataku terbelalak.
DI MANA AKU?!
Begitu besar, bahkan terkesan cantik. Ruangan ini berlapisi emas yang bernuansa elegan, aku tersanjung melihatnya.
"Eh? Sudah bangun?"
Aku terkejut bukan main, pria dengan baju layaknya pangeran malah tertawa pelan. Sebenarnya ini di mana? Dan mengapa aku terbawa ke tempat seperti kerajaan ini?
"Hai, siapa namamu?"
Aku menggerutu. Bagaimana bisa aku berada di sini?! Aku mengambil ancang-ancang untuk berlari, sedangkan pria itu makin terkekeh geli karna sikapku.
Hei?!
"Diego Frans, siapa namamu?" tanya pria gila itu.
"Ashley," jawabku seadanya.
"Hanya Ashley?" tanya Diego.
"Lalu, harus kutambahkan apa?" aku menantang pria itu.
"Emm," Diego tampak berpikir sebentar, "Ashley Frans?"
Aku memukul pria itu, dan sudah pasti Diego meringis pelan karna pukulanku. Suruh siapa menggoda ku seperti itu? Huh, menyebalkan.
"Aku bercanda," katanya mulai serius.
"Jadi, kau ini apa?" ingin sekali aku menggigit pria ini, mengapa dia selalu melontarkan pertanyaan gila padaku?
"Aku? Kau tidak lihat hah? Atau, matamu katarak?" sedikit mengejek, aku mendengkus kesal.
"Aku manusia serigala," ungkapnya. Aku tertawa kencang, bahkan bisa kurasakan usus ditubuhku ikut tertawa.
"Lawakanmu garing sekali," ucapku lalu memasang wajar datar.
Diego menghela napasnya berat, lalu ia menatap diriku intens. Entahlah, aneh sekali. Mengapa pria itu membawaku ke rumahnya? Oh, ralat. 'Istananya.'
"Aku serius." Diego melakukan penekanaan dikalimatnya, mengakibatkan udara yang kuhirup menjadi dingin seketika.
Tatapan Diego berubah menjadi tatapan tajam, seolah-olah siap menerkaku kapan saja. Tubuhku berdiri kikuk, sedangkan mulutku tak henti-hentinya menggerutu.
"Aku werewolf, kau tahu'kan?"
"I-iya," jawabku kikuk.
Aku memang tahu, aku membaca buku tentang mahluk immortal dulu. Iya dulu, sebelum Rosie membakarnya karna aku terlalu sibuk membaca. Apa? Kalian pikir Rosie membiarkanku berpendidikan? Tidak, bahkan aku hanya bisa membaca serta menulis saja.
"Kau mateku."
Aku tertegun. M-mate? Bukankah itu sebutan untuk pasangan para wereolf? Tunggu, maksudnya aku adalah mate dari pria gila serta kurang waras ini?!
"Tidak usah mengarang!" jawabku ketus.
"Cih, kau tidak percaya?"
"Tentu saja!" aku tersulut. "Kau'kan buaya, bisa menjerat wanita mana saja kecuali diriku!" kataku sombong.
"Hoh!" ejek Diego.
Aku mengerucutkan bibirku, sedangkan Diego menarikku seenak jidatnya. Ia menarik lenganku lantas berlari kencang, membuatku ingin memakan pria gila ini hidup-hidup!
Kami menuruni tangga, aku sedikit kesulitan untuk menyamakan langkahku dengan Alpha tidak waras ini. Diego membawaku ke ruang tengah. Tempat di mana ada banyak sekali orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! My Mate Is A Vampire?!
WerewolfAshley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan dirinya secara tak sengaja terpental hingga memasuki wilayah mahluk immortal. Teka-teki dengan masa la...