Suara sendok serta piring yang digunakan menggema di sini. Aku melahap sarapnku dengan tatapan was-was, takut jika Meira memberontak lagi. Berbeda dengan Diego, pria itu melahap sarapannya dengan gaya yang kelewat santai.
Mom tersenyum padaku, mengisyaratkan agar aku menambah porsi makanan. Tentu saja aku menggeleng pelan, makanan ini sangat cukup untukku seharian. Karna, saat dulu aku dibiasakan makan 1 piring 1 hari, yaa itu kata Rosie.
Meira beranjak pergi. Makanannya sudah habis, begitu pula dengan kami semua. Karna masih canggung, aku sedikit kebingungan akan pergi ke mana setelah ini.
"Hei, Ash. Ikut aku!" Bella menarik tanganku.
Aku mengikuti tarikannya, sama sekali tidak berniat untuk menolak ajakan gadis itu. Entahlah, aku rasa temanku satu-satunya di sini hanyalah Bella. Meira? Jangan harap, bahkan untuk tersenyum padaku gadis itu enggan.
"HAII SEMUANYAAA!!"
Aku sedikit menutup telingaku. Bella berteriak sangat kencang. Membuat, para maid atau biasa disebut pelayan itu hanya tersenyum sabar. Biar kutebak, pasti Bella e
Sering berteriak ke sini."Hai, Bell," sapa seseorang.
"Hai bibi!" balas Bella.
"Tolong, perkenalkan dirimu Ashley!" ucap Bella lalu menyenggolku.
"Hah?" aku sedikit kaget. "Em, a-aku ... Aku Ash-ashley."
"Hai, Ashley!"
"Rambut hitammu cantik."
"Lihat mata birunya, ah sangat indah."
Aku tersipu malu. Jarang sekali seseorang memujiku seperti itu. Bahkan, aku tidak pernah mendengar kata-kata seperti itu ditelinga Rosie. Entahlah, wanita itu mungkin hanya bisa untuk mengejekku.
"Kau tahu, Ashley? Itu bibi Tania. Ketua maid di sini! Nah, kalo yang di sana, itu Amanda, Jenika, Adisha, dan juga Herzia!" Ucap Bella dengan suara cemprengnya.
"A-ah, i..iya." aku tersenyum kikuk.
Bella langsung menarikku ke luar. Aku sedikit terkejut dengan pergerakannya. Bella menatap kanan dan kiri, seakan-akan sedang memeriksa, apakah ada yang menguping kami, atau tidak?
"Apakah Diego sudah memberitahumu?" tanya Bella.
Aku mengerutkan alisku. "Memberitahu apa?"
"Ah! Seharusnya, Diego memberitahumu!" teriak Bella sedikit kesal.
Aku mendekat. "Memangnya apa?"
"Kau tahu tidak? Sebenarnya, di pack ini ada seorang, em ..." Bella tidak melanjutkan perkataanya, membuatku penasaran setengah mati.
"Apa Bella?" tanyaku lagi.
"Em..." aku menghela napas pelan, sebenarnya apa yang akan dikatakan gadis ini?
"Rogue," lanjut Bella pelan.
Mataku terbelalak. Sementara Bella hanya menyengir kuda kesukaanya. Dengan nada yang begitu hati-hati, dan juga suara yang sangat kecil, aku berbisik padanya.
"Di mana?"
Bella menjawab. "Penjara."
Kurasakan lututku melemas. Penjara? Mengapa Rogue itu ada di penjara? Ah, entahlah. Otakku tidak bisa berpikir untuk kali ini. "Ayo antar aku! Aku ingin melihatnya!"
Bella berlari, akupun mengikuti lariannya itu. Gadis itu membuka pintu yang kulihat begitu tua, dan ternyata, itu pintu menuju penjara bawah tanah. Kami menuruni tangga, aku menutup hidungku pelan. Di sini sangat bau, astaga.
Setelah berhasil menuruni tangga, Bella langsung berlari sekencang-kencangnya. Membuatku terkejut karnanya. Aku ikut berlari, entah ada hasutan apa aku malah berteriak kegirangan, begitu pula Bella.
"Sampai!" kata gadis itu.
Aku menoleh kejeruji besi. Di sana, ada seorang pria dengan baju yang begitu berantakan. Juga, ada bekas sayatan yang sepertinta masih basah.
"Hai, Andrew!" sapa Bella.
"Hai, Bell. Ada apa?" seseorang yang kuketahui bernama Andrew itupun menyapa Bella baik.
"Ah, siapa gadis ini?" aku terlonjak kaget, Andrew tertawa renyah. Setelah itu, aku malah tersenyum kikuk.
"Dia Ashley. Mate kak Diego! Dan, dia juga sama sepertimu Andrew! Rogue!" jelas Bella sembari berteriak.
"Ouw, Ashley? Perkenalkan, aku Andrew." Andrew mengulurkan tanganya lewat sela-sela jeruji besi, sedangkan aku masih kebingungan.
Tanpa ragu, aku menerima uluran tangan itu. "Ashley Amara."
"Nama yang bagus," ucap Andrew.
Aku lagi-lagi tersenyum kikuk. Bella terkekeh melihat senyumanku, iya mungkin dia merasa aneh denganku yang sedari tadi terlalu kaku.
"Andrew, nanti malam aku akan membawakan sup!-"
"Tunggu." aku memotong ucapan Bella. "Kalian akrab?"
Sontak, Andrew tertawa keras. Entah, apakah pertanyaanku terlalu aneh? Aku tidak tahu, dan bisa kulihat, Bella ikut tertawa membuatku semakin tak mengerti.
"Iya ashley, kami berdua dekat," jelas Bella.
Aku mengangguk paham, lalu membentuk huruf 'oooo' tanpa bersuara. "Nah, baiklah Andrew, kami berdua harus pergi, dadahh!!"
Bella kembali berlari, sontak aku mengikuti gadis itu. Sedikit lelah, tapi tak apa, dari pada aku harus tersesat jika tidak mengikuti Bella, bukan begitu?
"Ashley! Aku harus pergi, maaf ya. Berkeliling lah, atau ajak seseorang untuk memandumu, sampai jumpaaa!" kata Bella lalu melambai-lambaikan tangannya.
Aku mematung. Tak tahu apa yang harus ku lakukan pada saat ini. Sangat bingung, aku harus melakukan apa? Tiba-tiba, ide yang terkesan sangat gila muncul diotakku.
Dengan langkah ragu, aku berjalan menuju dapur. Semua orang menatapku kaget, dan tentu saja aku merasa tak nyaman diperlakukan seperti itu.
"Ada yang bisa kami bantu, Luna ?" seorang maid yang ku ketahui bernama Amanda itu bertanya padaku.
"Apakah ada sup?" aku melontarkan pertanyaan itu dengan cepat.
Semua terkekeh. Lalu, Amanda membawa sebuah mangkuk berisi sup, aku tidak tahu itu sup apa, tapi sepertinya itu sup jamur? Yaa, sepertinya.
"Ini." Amanda memberikan sup itu, aku tersenyum simpul padanya, sebagai tanda terimakasih pada Amanda.
Aku keluar dari dapur. Sementara kakiku begitu bingung akan melangkah kemana. Jika aku melangkah ke kanan, itu berarti aku akan kembali ke kamarku. Tapi, jika aku melangkah ke arah kiri, itu tandanya aku akan pergi ke penjara.
Otakku terus menggerutu, sementara aku sendiri bimbang dengan pilihanku. Aku menghela napas panjang. Setelah itu, tanpa ada rasa ragu sedikit pun, aku melangkahkan kakiku ke arah kiri.
Ya, arah penjara.
Aku kan memberikan sup ini pada Andrew, siapa tahu Bella pulang terlalu lama nanti? Aku tidak mau seseorang kelaparan. Maka dari itu, aku akan memberikan sup ini pada Andrew.
Ya, pada Andrew.
Tunggu aku.
***
Haluu💆💆
part ini pendek awoakaoak. Iya, pendek seperti diriku avv😂
Sanggup lanjut ke part berikutnya?Tap lope❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! My Mate Is A Vampire?!
Người sóiAshley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan dirinya secara tak sengaja terpental hingga memasuki wilayah mahluk immortal. Teka-teki dengan masa la...