37 : Neraka

1.6K 147 19
                                    

"Kenapa dia disini?"

Suara itu, aku mengenalinya. Suara yang dulu pernah memohon padaku. Suara yang dulu pernah memanggil namaku dengan lembut. Dan, suara yang waktu itu membentakku kala itu.

"Dia hampir kehabisan darah Alpha, bukankah Alpha bilang harus membunuhnya secara perlahan?" jelas Ezra.

"Ya, kau benar. Tolong pindahkan gadis ini ke sel miliknya cepat," titah Leon.

Ezra mengangguk, pria itu kini menggendongku ala bridal style. Membuat tubuhku sedikit tergoyang karnanya. Ia membawaku begitu perlahan, bahkan bisa kurasakan terlalu hati-hati.

"Mau kau apakan Ezra?"

Hatiku berdegup tak karuan, sedangkan Ezra hanya terkekeh sambil setia menggendongku malam itu. "Hahaha, aku disuruh Alpha untuk meletakan gadis ini 'ketempatnya'." ucap Ezra.

"Oh, pastikan tendang tubuhnya untukku ya!" titah Meira lalu langsung pergi meninggalkan kami berdua.

Mataku masih tertutup rapat, sedangkan bisa kudengar Ezra menghela nafasnya lega. Seakan-akan baru saja terbebas dari jeratan masalahnya.

Hatiku berdegup kencang. Khawatir jika Ezra menendangku kuat-kuat. Ezra melanjutkan langkahnya, pria itu membuka pintu sel ku dan langsung merebahkan tubuhku pelan-pelan.

Tanpa berucap apapun, pria itu langsung keluar dan mengunciku didalam. Aku bangun, berjalan pelan ke arah pojokan. Setelah aman, aku langsung meyakinkan tubuhku untuk segera tidur.

Mengapa Ezra tak menendangku?

***

Suara langkah itu memaksa masuk kearah pendengaran milikku. Aku terbangun, aku tahu ini adalah waktunya. Ya, waktu untuk melanjutkan 'hukuman' untukku.

"Ah, sudah beristirahatnya, Rea?"

Leon menarik tubuhku. Dengan lembut, pria itu menghimpit pipi tirusku. Dia memasukan makanan kedalam mulut kecil punyaku, dan ternyata ...

"HUEKKKKKK!!!"

Aku mengeluarkan isi perut. Leon tersenyum sumringah, pria itu kini mengangkat tubuhku dan langsung menggendongku dengan gaya bridal style.

"Tenang. Aku tidak akan melemparmu lagi," katanya pelan.

"Jujur padaku, mengapa kau membunuh adikku, Rea?"

Nama itu lagi. Aku benar-benar muak. Sumpah, ingin sekali aku berteriak bahwa aku bukanlah Rea! Tapi, bagaimana caranya? Itu hanya hal yang percuma.

"Jawab!"bentak Leon sambil mencengkram lenganku.

Aku meringis. " a-aw, lepaskan Leon."

"Jawab dulu pertanyaanku!" katanya tegas.

"Aku tidak tahu! Aku tidak pernah membunuh adikmu!" jelasku.

Leon mengamuk. Ia langsung melepaskan gendongannya, membuatku terjatuh kearah lantai. Ia mengeluarkan palu dari sakunya. Aku melotot, a-apa yang akan dia lakukan?!

"Kakimu cantik, aku menyukainya," ujar Leon.

Alpha itu menarik kakiku, membuatku menjerit sedemikian rupa. Ia membekap mulutku kasar. Dan, ia membisikan sesuatu padaku.

Damn! My Mate Is A Vampire?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang