Aku mengetuk-ngetuk jari ku ke meja, berharap seseorang yang ku tunggu segera datang. Entah ada sihir apa, tiba-tiba orang yang kutunggu akhirnya datang.
"Apa Ashley?" suara nya begitu serak, membuatku tahu, bahwa gadis ini habis menangis semalaman di kamarnya.
"Kau baik-baik saja?" aku bertanya.
Gadis cantik yang ku tanya hanya diam,bahkan untuk menjawab sepatah katapun tidak. Antara ingin menjawab tapi ia benar-benar tidak bisa berbohong.
"Munafik kalo aku mengatakan aku mengikhlaskannya," ucapnya lalu tertawa hambar.
"Kau tahu Bella?hari ini aku harus pergi, dan mungkin tidak akan kembali."
"Aku tahu," ucap Bella.
"Jadi, kau akan pilih yang mana?meninggalkan kami begitu saja, atau kau akan mereject Leon terlebih dahulu?" tanya Bella.
Sial, aku bahkan tidak memikir sampai sana. Mimik wajahku langsung menjadi pucat, jadi aku harus mereject Alpha mesum itu hingga ia pulang?.
"Kenapa?" Bella bertanya.
Lamunan ku terpecahkan, Bella kini menatap wajahku aneh,sesekali ia seperti menatap mata ku tajam.
"Jadi, dari dulu kau tahu?"
Aku menegang, sedangkan Bella masih setia menatapku ganas."A-apa maksudnya?"
"Penyakit mom."
"Jadi, dari dulu kau tahu yang sebenarnya?" selidik Bella.
Aku terdiam, bahkan kini aku mulai menunduk, entahlah tapi dari mana gadis itu tahu tentang hal ini?.
"Aku melihat surat perjanjianmu. Surat perjanjianmu dengan Leon, aku bahkan membaca nya semalam," jelasnya.
Terdiam sudah, aku bahkan sudah tidak bisa berkutik untuk kali ini. "Kau harus mereject Leon dulu Ashley."
"Jika pergi tanpa mereject mate mu, aku bisa pastikan hidupmu tidak akan tenang," nasihat Bella.
"Yah, kau benar."
"Aku akan mereject nya, ketika ia sudah pulang nanti," kataku lalu tersenyum palsu padanya.
"Mau melihat mom?" tawar Bella.
Aku mengangguk, lalu kami berdua keluar dari perpustakaan itu, kami berjalan beriringan menuju kamar mom. Setelah sampai, Bella langsung membuka pintu ruangan tersebut.
Kosong, hanya ada mom dan kami. Mungkin para dokter sedang beristirahat, entahlah, seharusnya ada Meira di sini sedari tadi.
"Kemana Meira?" tanyaku basa-basi.
Bella hanya menggidikan bahu nya,pertanda bahwa gadis itu tidak tahu apa-apa tentang kemana perginya Meira.
Aku menghela nafas, lalu duduk di sofa panjang. Bella pun mengikuti ku, gadis itu kini duduk di sampingku. Aku mulai memejamkan mata ku perlahan, sedangkan gadis itu kini menatap mom risau.
"Ashley!lihat mom!"
Aku membuka mataku, Bella berjalan mendekati mom dan akupun terpaksa harus mengikutinya. Satu hal yang bisa aku lihat, mom menggerakan jari nya.
"Terimakasih tuhan," ungkap Bella senang tiada kentara.
Sedetik kemudian, mata mom terbuka lebar, Bella menjerit seketika, apalagi setelah melihat mata mom yang kini berubah warna menjadi merah sepenuhnya.
"M-mom?" tanyaku kalang kabut.
"MEIRAA!!!" Bella menjerit.
Para dokter dan Meira pun akhirnya datang, beberapa dokter itu menahan pergerakan mom yang seakan-akan ingin menerkam siapapun yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! My Mate Is A Vampire?!
WerewolfAshley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan dirinya secara tak sengaja terpental hingga memasuki wilayah mahluk immortal. Teka-teki dengan masa la...