"TIDAK!"
Aku memekik begitu keras. Dengan sekuat tenaga aku menutup mulut Leon. Guna untuk menghambat ucapan 'keramat' yang sedang ia katakan itu.
"Aku mohon jangan," lirihku.
Leon menghentikan ucapannya. Lantas, ia menangkup kedua pipi tirus milikku. Leon menghapus air mataku, aku tak bisa berkata-kata hingga akhirnya Leon berucap sesuatu.
"Aku akan menikah dengan Liana."
Jantungku seakan-akan berhenti berdetak, tangisku pecah saat itu juga. Tangan mungilku berusaha memeluk pria itu. Namun, Leon menepis pelukanku pelan.
"Tapi kita seorang pasangan, Leon!" kataku mengingatkan.
"Aku mencintaimu! Aku tidak pernah membencimu walaupun kau sering menyiksaku, Leon," ucapku sembari terisak perih.
"Tapi, aku tidak pernah mencintaimu." jawaban itu menusuk hatiku. Sangat sakit, aku bisa rasakan jantungku seakan-akan ingin berhenti saat itu juga.
Tanpa menghapus air mataku, aku memeluk kedua lengan pria itu hangat. "Kita bisa bersama-sama lagi, kita bisa memulainya dari awal."
"Apakah tidak cukup jelas? AKU TIDAK PERNAH MENCINTAIMU, REA!" bentak Leon begitu menusuk.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, tangisanku kini sangat menganggu cara bicaraku. Gerakan tubuhku begitu kaku, ingin sekali aku memeluk pria ini sekarang juga. Tapi, apakah ia akan menerima pelukannku?
"Aku akan menikah dengan Liana sebentar lagi. Dan, akan kupastikan kau melihat acara pernikahanku dengan jelas. Balasan untuk dosa-dosa mu, Rea," sarkas Leon.
Alpha itu menepuk-nepuk tangannya. Berusaha memanggil para warior untukku. Wariorpun datang, bahkan Ezra ada diantara ketiga warior itu.
"Bawa tahananin ke dalam, kunci dan jaga dia dari luar," titahnya.
Ezra dan temannya yang kuketahui bernama Carl itu menarik tangan kurus ini dengan sedikit kasar. "Tidak Leon!"
Aku memberontak, berusaha menahan pergerakan kedua warior pack ini dengan brutal. Isakan ku perlahan terdengar, hidupku benar-benar hancur sekarang. Bertolak belakang dengan Leon yang kini hanya mematung disana.
"B-bukankah kau pernah menyukaiku?" suaraku bergetar.
"Aku mohon." kali ini menggantungkan kalimatku. "Jangan reject aku."
Setelah itu, Ezra dan Carl membawaku secara paksa. Aku tidak memberontak, tapi membiarkan Leon terdiam dengan seribu pikiran yang kini benar-benar terkait diotaknya.
****
"Bagaimana bisa?"
Meira mengangkat kedua bahunya, menandakan bahwa ia tidak mengetahui jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan pria itu.
"Mengapa ia kabur?" selidik Leon.
"Emm." Meira berpikir sejenak. "Mungkin, karna ia memang sudah tidak betah di sini."
"Tapi mengapa? Bukankah ia selalu mendapat makanan yang enak? Bahkan fasilitas yang begitu mewah? Mengapa gadis itu memilih kabur?" Leon menghujani Meira dengan pertanyaanya.
Meira menghela napasnya pelan. Lalu, gadis itu mengusap pelipisnya yang terasa pusing. Membuat Leon harus menunggu jawaban dari gadis itu lebih lama lagi.
"Dia ingin bersama Rea, dia mengatakan bahwa Rea itu sudah meninggal. Bella kekeh berbicara padaku, bahwa Ashley adalah Lily," jawab Meira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! My Mate Is A Vampire?!
WerewolfAshley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan dirinya secara tak sengaja terpental hingga memasuki wilayah mahluk immortal. Teka-teki dengan masa la...