09 : Flashback

3.8K 337 6
                                    

"Dasar bodoh!" Meira mengumpat. Lantas, Diego serta yang lainya langsung menatap gadis itu heran. Sementara Meira, ia hanya menatap Diego dengan tatapan aneh.

"Kau bicara dengan siapa?" tanya Diego.

Meira menghela napas berat. "Siapa lagi? Tentu saja pada kau!" jawab Meira sembari menunjuk kakaknya. Diego melotot, ia langsung menghampiri adik pertamanya itu.

"Apa maksudmu?"

"Kau bodoh! Rosie meninggal Diego!" Meira terus mencaci-makinya. Tapi Diego hanya mengerutkan alisnya. Pertanda bahwa pria itu tidak tahu dan tidak mengerti apapun yang diucapkan oleh Meira.

"Apa perdulimu?" sinis Diego.

Meira menampar Diego. Tamparan yang mungkin masih terkesan 'kecil' untuk Diego. Pipi pria itu memerah, mengakibatkan semua orang melongo tak percaya mendengarnya.

"MATEMU DIIKAT OLEH ROSIE! JIKA SALAH SATU DARI MEREKA MENINGGAL, MAKA SALAH SATUNYA JUGA AKAN MENGIKUTI JIWA YANG TERIKAT!"

Hening. Diego tertegun mendengarnya. Pria itu kini seolah-olah sedang mencerna ucapan Meira. Bella yang sedari tadi memeluk Ashley hanya terdiam. Memperhatikan percekcokan kedua kakaknya.

"J-jadi maksudmu ...." Diego melamun. "Ashley akan mengikuti Rosie? Yang sama saja dengan Ashley akan meninggal?"

Meira mengangguk. Bisa dilihat, tubuh Diego menegang. Pria itu lantas menatap Ashley dengan tatapan tak percaya. Gadis itu .... gadis itu masih pingsan. Tapi, bagaimana jika Ashley akhirnya tidak akan pernah kembali lagi?

Sialan, Diego menampar dirinya sendiri. Walaupun Ashley yang membunuh Rosie, tapi tetap saja ini adalah sebuah keteledoran yang tak ia sadari.

"Aku harus bagaimana?" suara pria itu mulai mengecil. Membuat Meira tahu, bahwa Diego sedang ketakutan sekarang.

"Panggil Deana!" Meira menjerit kencang. Para maid pun langsung berhamburan pergi. Memanggil penyihir yang Meira sebut Deana itu.

Tak butuh waktu lama, Deana datang dengan gestur tubuh yang begitu tenang.
Seolah-olah sudah mengetahui hal ini memang akan terjadi. "Ada apa?"

"Ashley, mate Diego terikat oleh nenek tua ini." Meira menunjuk ke arah Rosie. Deana mengangguk-anggukan kepalanya.

"Apa buktinya jika dua insan ini jiwanya saling terikat?" Tanya Deana.

"Leher Rosie, ada suatu tanda. Dan, sekarang lihat leher Ashley, tanda mereka sama. Terakhir, tanda mereka mirip dengan simbol para penyihir ketika akan mengikat jiwa seseorang." Meira berucap.

Deana mengangguk. Ia langsung menghadap Leon. "Kau ingin gadis ini kembali?" Diego mengangguk mantap. Sementara, Deana hanya terkekeh pelan.

"Gantikan jiwanya." Semua terdiam. Mereka mematung ketika Deana mengucapkan hal itu. Bella berdiri, ia langsung memberontak.

"Tidak! Tidak akan pernah boleh! Kau ingin Diego yang menggantikan jiwanya, bukan?!" Bella melotot.

"Baik, jika di antara kalian semua tidak ada yang mau menggantikan jiwanya. Biarkan saja gadis itu, sebentar lagi dia benar-benar akan ada di dunia lain." Kejam, atau bahkan tak perduli. Itu adalah Deana.

"Tidak." Diego melangkah. "Aku akan menggantikan jiwanya." Bella semakin memberontak. Sementara tangan Deana mengulurkan suatu ramuan. Itu adalah ramuan Edlis. Ramuan pengganti jiwa yang terikat.

"Tidak boleh!" perlahan, tangis Bella mulai berjatuhan. Gadis itu tidak mau sendirian, ia tidak pernah mau jika Diego meninggalkannya. Jangan, jangan sampai terjadi.

Damn! My Mate Is A Vampire?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang