"Aku Meira. Kau Ashley Amara, dan seorang Rogue'kan?" tanya Meira membuat semua orang menatapku terkejut.
"B-bagaimana kau-" ucapan Diego terpotong. Meira mendesis pelan, menyiptakan keadaan di sini yang semakin lama semakin canggung.
"Kau memalsukan aroma tubuhnya'kan? Kau memberikan Ashley ramuan agar ia tercium seperti manusia biasa, padahal, dia adalah seorang Rogue," jelas Meira.
Aku masih terdiam. Sebenarnya, apa yang mereka bicarakan? Dan apa tadi? Rogue? Maksudnya aku ini serigala liar yang tidak punya pack?!
"Ah, aku harap kalian semua memaklumi keadaan keluargaku sekarang," Mom berkata pada tamunya.
Para tamu mengerti, lalu tak lama kemudian pria berjas serta wanita bergaun cantik itu sudah pamit untuk pulang. Mom menarik tangan Meira, membuat gadis utu sedikit kesakitan.
"Apa yang kau maksud, Meira?" tanya Mom pelan.
"Dia Rogue, Mom!" ucap Meira sambil menunjukku. Merasa ditunjuk, aku langsung menundukan kepalaku, merasa bersalah untuk keadaan seperti ini.
"Lalu, jika mateku Rogue, apa yang salah Meira?" tanya Diego.
"Argh!" Meira memekik pelan.
"Kak Diego berusaha untuk menipuku'kan?! Kau memalsukan aroma gadis itu! Padahal, kau melupakan suatu fakta bahwa aku memiliki indra penciuman yang tajam!" desis Meira.
"Meira, kau harus berdamai dengan masalalu," nasihat Diego.
Meira menggeram pelan, gadis itu sama sekali tidak bisa berdamai dalam hal apapun. Percayalah, Meira terlalu penuh dengan dendamnya dulu.
"Kalian lupa?"
"Kawanannya membunuh mateku!" ucapnya sedikit berteriak.
"Mei-"
"APA KALIAN LUPA ITU SEMUA HAH?! KALIAN LUPA BAHWA MATEKU DIBUNUH OLEH KAWANAN ROGUE SIALAN ITU! APA KALIAN LUPA?!" Meira membentak, membuatku sedikit ketakutan karnanya.
"Meira, kau harus belajar mengikhlaskan," tutur Bella.
"Kau tahu apa hah?!" balas Meira.
"Meira, yang dikatakan Bella benar." Mom mengelus-elus puncuk kepala Meira. Tapi Meira menolak elusan itu, ia bahkan melepaskan tangan Mom dari kepalanya dengan sedikit kasar.
"Bertahun-tahun aku menunggu mateku." Meira menggantungkan kalimatnya. "Dan tiba-tiba kawanannya datang menyerang pack kita Mom, Nathan mati terbunuh saat itu! Apa kalian semua lupa?!" sembur Meira berapi-api.
"Kami tau, Meira-"
"ARGGH!" Meira memotong ucapan Bella. "Kau tahu apa, Bell tentang mengikhlaskan? Kau bahkan tidak tahu rasanya menjadi unmated wolf!"
"Meira, hentikan!" Mom melotot ke arah Meira, membuat gadis itu sedikit ketakutan. Tatapan Mom beralih kepada Bella, mengisyaratkan agar anak bungsunya itu membawaku pergi.
Bella mengangguk patuh, ia lantas menarik lenganku dengan terlalu cepat. Bella berlarian dengan girang, lalu membawaku ke suatu kamar yang kuyakini adalah kamarnya.
"Pelan-pelan, Bella ..." kataku.
"Hihi, maaf." Bella menyengir kuda, gadis bersurai coklat itu menyuruhku untuk duduk di sampingnya.
"Ada apa?" kataku.
"Kau ingin tahu sesuatu?" tanya Bella.
Aku mengangguk. Bella kembali menampilkan deretan giginya yang rapih, ia lantas mengeluarkan suara. Berusaha untuk bercerita padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! My Mate Is A Vampire?!
WerewolfAshley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan dirinya secara tak sengaja terpental hingga memasuki wilayah mahluk immortal. Teka-teki dengan masa la...