Aku terduduk lesu,di sampingku ada Bella yang menatap mom dengan tatapan kosong,sementara Meira?gadis itu kini sedang berbicara pada sang dokter.
Leon sedang berdiri,dan di sampingnya ada Liana,entah mengapa aku merasa familiar dengan wajah sang sekertaris Leon itu,tapi siapa?.
"Aku mau ke toilet."
Sebelum aku menjawab perkataanya,Meira lebih dulu pergi begitu saja. Bertepatan dengan itu,Meira datang lalu duduk di sampingku.
"Bagaimana?" Tanyaku.
"Keadaanya mulai membaik,tapi mom tak kunjung sadar juga,aku sedikit khawatir." Kata Meira.
"Semua akan baik-baik saja,percaya padaku." Kataku lalu tersenyum.
Meira menghapus air mata yang hampir saja jatuh,lalu ia beranjak dari tempat duduknya, "A-aku ingin ke makam Nathan dulu."
Meira pergi,meninggalkan aku,Leon dan Liana. Merasa canggung,Liana pun meminta izin untuk pergi ke bawah,yang pastinya di izinkan oleh Leon menyebalkan itu
Leon duduk di sampingku,mata nya menatap diri ku intens,aku diam ini gawat,jarang sekali Leon menatapku setajam ini.
Leon menyentuh tanganku,aku pun tidak memberontak. Dia mengelus-elus nya pelan,sehingga timbul percikan-percikan hangat yang menjalar di seluruh tanganku.
Aku masih diam,namun sedetik kemudian aku merasa haus,"H-haus."
Leon mengambilkan minum untukku,aku pun menerima nya dengan cepat,setelah itu aku langsung meneguk air minum di dalam gelas itu,namun kenapa kini rasa nya tenggorokan ku ikut terbakar?.
Leon melihat ekspresi wajahku,ekspresi wajah yang seperti menahan sesuatu,ia pun menggulung lengan baju nya hingga ke atas,membuat ku menatapnya heran.
Lalu,tiba-tiba ia menyodorkan lengannya padaku,membuatku melotot padanya."Apa?"
"Hisap,kau haus darah." Ucapnya.
"Tidak mau!darah mu pasti bau!" Ucapku mengejek.
"Minum." Ucap nya dingin.
Aku menurut,akupun menggigit pergelangan tangannya itu,aku menghisap darah Leon pelan,dan di detik itu juga,aku merasakan tenggorokan ku tak lagi panas.
Aku merasakan sesuatu yang manis,dan tanpa aku sadari,aku menghisap darah Leon terlalu cepat,ralat sangat cepat!
Aku mengangkat gigitanku,lalu aku tercengir kuda pada nya,"Bilang saja kalau darahku manis."Ucap nya.
"Kata siapa?darahmu bau,seperti tikus got." Ucap ku kesal.
"Oh baiklah,jangan meminum darahku lagi nanti." Kata nya.
"Lalu aku meminum darah siapa?!" Kata ku sedikit kesal.
"Darah tikus." Kata nya tak perduli.
Demi tuhan,kenapa Leon menjadi semenyebalkan ini?rasa nya ingin sekali aku menggigit kepala nya hidup-hidup.
"Ayo keluar,dokter perlu konsentrasi untuk mengobati mom." Kata Leon.
Aku beranjak dari tempatku,begitu juga Leon.Lalu kami berdua keluar dari kamar mom,setelah itu aku berjalan menuju kamarku,tak perduli Leon ingin pergi kemana.
Aku menutup pintu kamarku,tapi untuk saat ini aku lupa untuk mengunci kamarku.Aku mengambil koper,lalu mengisi benda itu dengan barang-barang yang sekira nya akan ku bawa.
Besok.
Besok aku benar-benar harus pergi,entahlah ada sedikit rasa sedih karna aku harus meninggalkan Bella dengan segala kemalangannya.
Ah,tapi ini adalah kemauanku!
Aku yakin Leon pasti saat ini sedang menjemput first love-nya itu,dan besok aku akan hidup dengan aman,tentu saja tidak akan ada lagi luka sayatan di tubuhku.
Aku menghempaskan tubuhku ke kasur empuk itu,setelah ku pikir-pikir,aku akan pergi ke rumah lamaku,mengemasi beberapa barang-barang dan pergi ke dunia manusia.
Hanya itu tempat dimana Leon tidak akan bisa menemukanku,ya karna itu adalah tempat ramai.Ah,andai saja aku bukan vampire atau sejenis mahluk immortal lainnya,pasti hidupku tidak akan seperti ini.
Tiba-tiba suara decitan pintu menusuk telingaku,aku langsung terperanjat,di sana ada Leon yang berdiri sambil menatapku sayu,lalu ia menutup pintu itu.
"K-kau jadi pergi?"suara Leon terbata-bata.
"Yah,bukannya itu kesepakatan nya?"
"Oh iya,bagaimana dengan Lily mu?" Aku kembali bertanya.
Tiba-tiba Leon menatapku dingin,pria itu kini mendekat ke arahku,dan kebetulan aku sedang berdiri di samping ranjang tersebut.
Leon mendekat,hingga jarak kami hanya 7 cm,membuat ku takut juga panik seketika.
Leon mendorongku ke arah dinding kamar ini,membuatku melotot seketika.Ia memojokanku,hei sebenarnya si gila ini mau apa?!
Tiba-tiba Leon menciumku,ia melumat bibir ku kasar,entah kenapa aku memberontak tak terima,aku mendorong tubuh Alpha sialan itu hingga ia terjatuh ke ranjang.
"Dasar mesum!" Ucapku tak terima.
"Itu hasrat." Kata nya sambil terkekeh.
"Hasrat mesum!" Ucap ku dengan nada kesal.
"Manis,bibir mu rasa strawberry." Ucapnya menggodaku.
Aku membuang muka,"Keluar!dasar alpha mesum!"
"Ah,aku yakin kau juga tadi menikmatinya." Ucapnya gila.
"Menyebalkan!pergi kau sialan!" Ucap ku dan Leon langsung pergi berlari.
Lagi-lagi aku mendengus kesal,bisa-bisa nya si Leon itu datang hanya untuk menciumku,menyebalkan sangat menyebalkan!
****
HEIIII
I KNOW INI PENDEK BANGET
AH SENGAJA OTAK DAH MUMET BANGET AKU🌝
Dan soal kissing.....
HUAAA AKU MALU😳👊
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! My Mate Is A Vampire?!
WerewolfAshley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan dirinya secara tak sengaja terpental hingga memasuki wilayah mahluk immortal. Teka-teki dengan masa la...