20. Kekecewaan

1.4K 60 2
                                    

Kenapa kau meninggalkan ku secepat itu jujur saja semua ini tidak pernah ku bayangkan.

Suasana pesta sangat kacau dengan kejadian tadi. Rey yang menyetir mobil membawa Herman untuk ke rumah sakit. Di iringin mobil keluarga Rey,teman-teman Rey dan Mikayla.
Keluarga Mikayla sangat panik untuk saat ini di tambah lagi Mikayla dan Tasya terus saja menangis.

"Rey cepatan bawanya" ucap Bara yang kini sangat panik dengan keadaan Herman saat ini.

"Iya ini dah cepet" ucap Rey.

"Bara dan Rey saya titip Mikayla tolong jaga dia" ucap Herman sedikit tersadar.

"Rey pasti jagain Mikayla tetapi, om harus selamat" ucap Rey yang kini khawatir.

"Papa harus selamat" ucap Bara.

"Papa enggak boleh tinggalin mama" ucap Tasya dengan air mata yang terus mengalir.

"Pa jangan tinggalin Kayla, Kayla sayang banget sama papa" ucap Mikayla yang terus memegangin tangan Herman.

Saat tiba di rumah sakit, Bara dan Rey buru-buru memanggil Suster.

"Sus tolong papa saya" ucap Bara.

"Iya pak, Suster tolong bawa bapak ini ke ruang UGD."
Semua sangat panik untuk saat ini, Mikayla sampai sekarang pun masih menangis.

"Maaf Pak, Bu mohon tunggu di luar biar dokter yang menangani pasien" ucap salah satu suster.

"Lakukan yang terbaik dok" ucap Ferdinaz.

"Udah Kay tenang, kalo lo nangis terus papa lo pasti sedih" ucap Rey yang berusaha menenangkan Mikayla.

"Gimana gue bisa tenang papa gue masuk ruang UGD, belum lagi masalah yang lain" bentak Mikayla.

"Lo harus berdoa bukan nangis" ucap Rey sambil menepuk bahu Mikayla.
Mikayla kini sedikit tenang, tetapi selang waktu 30 menit dokter keluar dari ruang UGD.

"Dok gimana papa saya, baik-baik aja kan?" Tanya Bara yang khawatir.

"Mohon keluarga pasien bersabar, kami telah berusaha sebisa mungkin tetapi allah berkendak lain, nyama Pak Herman tidak bisa kami selamatkan" jelas Dokter.
Sontak perkataan dokter membuat semua orang di sisi ruangan Herman terkejut.

Mikiran Mikayla saat ini kosong ia hanya ingin bertemu papanya.
Bara dan Mikayla langsung berlari menghampir Herman.

"Papa kenapa harus secepat ini, Bara sayang sama papa" ucap Bara yang kini ikut menangis karna sangat terpukul melihat kepergian orang yang ia sayang.
Seorang pria memang terlihat kuat tetapi jika di tinggalkan seseorang yang ia sayang kekuatan itu akan hilang.

"Pa bangun pa, jangan tinggalin Kayla" ucap Mikayla sambil menggoyangkan tubuh Herman.

"Pa bangun jangan tinggalin mama" ucap Tasya.

"Kalo papa bangun Mikayla janji bakalan nurut sama papa" ucap Mikayla.

"Kay lo harus terima semua ini" ucap Maris yang kini menghampiri Mikayla.

"Gimana gue bisa terima semua ini, gue sayang sama papa gue" ucap Mikayla kini frustasi.

"Kay lo harus terima ke nyataan" ucap Rey.

"Mending lo semua keluar papa gue masih hidup" ucap Mikayla.
Kini yang Mikayla punya hanya lah Bara dan Tasya.

***

Sejak 3 hari meninggalnya Herman Mikayla lebih sering menyendiri di kamar.
Napsu makan pun tidak pernah ia rasakan.
Tasya dan Bara sudah berusaha untuk membujuknya tetapi hasilnya nihil.

"Kay makan dulu nak" ucap Tasya yang berusaha membujuk Mikayla.

"Dek makan entar lo sakit kalo enggak makan" ucap Bara.

"Biarin, gue cuman mau di suapin papa" ucap Mikayla.
Di saat Bara dan Tasya sedang membujuk Mikayla, terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok

"Siapa yah?" Tanya Tasya yang bingung dengan kedatangan seorang pria yang tidak ia kenali.

"Saya pegawai Bank ingin menyita rumah ini beserta isinya. Saya harap Ibu dan keluarga dapat mengosongin rumah ini besok pagi" jelas Pegawai Bank.

"Baik pak" ucap Tasya, kini ia hanya bisa menuruti peritah dari bank untuk melunasi semua hutang alm suaminya.

"Kayla dan Bara kita harus segera mengosongkan rumah ini" ucap Tasya.

"Kenapa ma?" Tanya Bara.

"Rumah kita akan di sita Bank" jelas Tasya.

"Kayla enggak mau, Kayla mau nunggu papa nanti papa enggak tau keberadaan Mikayla" ucap Mikayla. Memang semenjak meninggalnya Herman, Mikayla selalu menggangap Papanya masih hidup.

"DEK PAPA UDAH MENINGGAL JADI LO ENGGAK USAH NGAREP ITU LAGI!! DAN LO HARUS SADAR ITU!!" Bentak Bara sambil menatap wajah Mikayla yang lesu.
Mendengar ucapan Bara, Mikayla tersadar bahwa ia harus menerima semua kenyataan ini. Mikayla langsung memeluk Bara.

"Kak maafin gue, kalo gue enggak pernah terima kenyataan ini, gue udah iklas dengan kepergian papa, Mama dan Kak Bara jangan pernah tinggalin Kayla" ucap Mikayla dengan meneteskan air mata.

"Gue dan mama akan selalu bersama lo jadi jangan nangis lagi" ucap Bara sambil menghapus air mata Adiknya.

"Kayla sayang kak Bara" ucap Mikayla dengan senyuman.

"Kakak juga sayang Mikayla" ucap Bara dengan membalas senyuman.

••••••

Mikayla dan Bara langsung menyiapkan perpindahan mereka.
"Ma kita mau kemana?" Tanya Mikayla.

"Kita akan tinggal di Bali" jelas Tasya.

"Hah tempat siapa ma?"

"Di sana ada om Hardi nak, dia akan ngasih kita tempat tinggal"

"Gak! Nanti mama bakalan nikah kan sama dia" ucap Mikayla.

"Maaf nak, mama harus nikah sama dia mama butuh pendamping hidup"

"Papa baru aja meninggal terus mama mau nikah lagi!!!"

"Tapi kay-"
Belum sempat Tasya bicara Bara datang membawa sesuatu.

"Ma siapa foto perempuan ini? Kenapa dia menggendong Mikayla dan seorang bayi dannn kenapa ada aku di sana??" Tanya Bara.

WAH BAKAN ADA KONFLIK BARU NIH😁, KIRA KIRA SIAPA YAH PEREMPUAN YANG DI FOTO??🤔

KASIH SEMANGAT DONK BUAT MIKAYLA DAN BARA😊

TERUS BACA CERITAKU

*HARGAI KARYA SESEORANG DENGAN MEMBERI VOTE TIDAK AKAN MEMBUAT KALIAN RUGI KOK😊*

Hate But Love(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang