26. Persiapan Tempur

1.4K 48 5
                                    

memilihmu adalah kemauan ku, tetapi apakah hati mu mau memilihku?

Happy reading💕

____

Matahari yang telah terbit di timur laut, pancaran pagi hari yang cerah, sinar-sinarnya menembus sela kaca jendela. Tanpa sadar, membangunkan seseorang dari tidurnya.
Kini Rey sudah sadar, orang yang pertama ia lihat di sebelahnya adalah Keysa, adiknya yang setia menunggunya, dan di sebelahnya terdapat Mikayla yang masih terlelap akan tidurnya.
Pelan-pelan tangan Rey mengusap rambut Keysa dengan pelan, meskipun adiknya kadang menyebalkan tetapi Keysa sangat lah sayang kepada Rey.
Pelan-pelan mata Keysa terbuka, mungkin sedikit terganggu karna Rey terus saja mengusap rambut Keysa.

"Kak Rey udah sadar, gue seneng bener kak" ucap Keysa yang langsung memeluk Rey.

"Iya masa gue tidur terus" ucap Rey, yang langsung membalas pelukan adiknya. "Oh iya mama sama papa mana?" tanya Rey yang sedikit binggung kenapa orang tuanya tidak menemani.

Keysa terdiam sejenak, ia binggung harus menjawab apa.
"gue harus jawab apa coba, gue enggak mau buat kak Rey sedih" Batin Keysa.

"Key, pasti mereka lagi kerja kan sibuk dengan urusan masing-masing" ucap Rey.
Keysa hanya mengangguk lesu, bagaimana pun itulah kenyataanya, orang tua mereka selalu sibuk dengan urusan masing-masing.

"Kak Rey enggak papa kan?" tanya Keysa yang sedikit khawatir melihat raut wajah Rey.

"Eh enggak kok" ucap Rey yang berusaha menyembunyikan rasa kecewanya.

"Kak, gue mau beli makanan dulu, pasti lo laper"

"iya, ydh lo beliin gue soto terus cabenya 10 sendok yah" pinta Rey.
Tanpa aba-aba tangan Keysa langsung menjewer telinga Rey.
"Lo nih, lagi sakit jadi enggak usah macem-macem, gue beliin bubur" ucap Keysa dengan sinis.

"Aauuuww sakit bangke" ringis Rey. "ydh sana lo beli bubur". Keysa pun langsung pergi, kini pandangan Rey teralih kepada Mikayla yang masih terlelap tidur di samping Rey.

"Dasar kebo, belum bangun juga" batin Rey.
Senyum jahit pun tertera di pipi Rey.

"kebakaran toloongggg kebakarannnn" teriak Rey di kuping Mikayla. Sontak mata Mikayla yang tadinya tertutup langsung terbuka lepas. Ia langsung bangun dari tidurnya.

"Aaa mana kebakaran" teriak Mikayla panik. Sontak tawa Rey pecah melihat tingkah laku Mikayla.

"Hhhhaaa, anjir ngakak gue" ucap Rey yang terus memegangi perutnya, karna sakit akibat tertawa terlalu keras.

"Lo ngerjain gue yah?"

"Makanya jangan kebo kalo tidur" ledek Rey.
Mikayla yang mendengar perkataan Rey, merasa tidak terima langsung memukul bahu Rey secara pelan.

"Aauuw sakit njir" ringis Rey.

"Apasih alay, pelan gitu"

"Yang lo pukul itu bahu gue yang biru" jelas Rey.

"Iya maaaf deh, gue kan gak tau"

"iya."
Suasana hening tidak lama kemudian seorang suster datang memecah keheningan.
"Permisi, saya mau cek keadaan pasien" ucap sang suster dengan ramah.

"Iya sus silahkan"

"Pak, bisa buka bajunya say-"
Belum sempat Suster tersebut melanjukan ucapanya Rey sudah mencela.

"Waduh mbknya mau ngapain, mau mesum yah?, tapi maaf yah mbk saya enggak tertarik" ucap Rey, sontak Mikayla dan Suster tersebut menggeleng tak percaya.

"Lo gila yah, mana mau Suster sama lo, udah jelek, betingkah pula" jelas Mikayla.

"Maaf pak, saya cuman ingin mengobati luka yang ada di punggung bpk" jelas Sang Suster, yang lengkah maju mendekat Rey.

"Ngomong donk mbknya dari tadi, tapi sebelum itu mbk harus manggil saya dengan nama saya yaitu Reyhan" jelas Rey.
Mikayla yang mendengar itu, menggeleng tak percaya, bagaimana bisa, Rey yang dulu bersikap dingin sekarang malah menjadi orang yang bawel.

"Udah Sus, iya-in aja, gilanya kumat itu" ucap Mikayla.

"Iya mas Rey" ucap sang Suster.

"Nah gitu donk Sus, ydh cepet obatin" ucap Rey.

Melihat sikap suster yang begitu lembut kepada Rey, Mikayla merasa risih.

"Udah belum sus?" tanya Mikayla secara sinis.
Ia akui Suster yang mengobati Rey sangatlah cantik.

"Eh bentar lagi mbk, Mas Rey pacarnya cemburu tu" ledek sang Suster.
"Eh enggak Sus, dia cuman tunangan saya" jelas Rey.
Sontak pipi Mikayla merona, Rey akan mengakuinya sebagai tunangan.

"Hari ini Mas Rey udah boleh pulang" ucap Suster.
Rey hanya mengangguk paham.

~~~~~~~~

Hari ini begitu membosankan bagi Rey, karna sepulang dari rumah sakit, ia terus berada di rumah.

"Woy lo rang kerumah napa, bosen nih gue" ucap Rey dalam grup whatsapp geng garuda.

"Lo udah pulang Rey?" tanya Juna.

"Udah dari tadi" jelas Rey.

"Kok abag Rey enggak bilang sama Doni sih" ucap Doni yang mulai candaanya.

"Bacot, lo rang kesini sekarang" pinta Rey.

"Ahhsiiiyapp bos" ucap Rizky.
Tidak perlu menunggu lama, suara bising derum motor dari anggota geng garuda sudah bisa ia dengar.

Tok tok..
"Sepadaa.. apa ada orang" ucap Doni yang kesal karna belum ada satu yang membukaan pintu.

"Iyaa sebentar" teriak Rey.
"Lo napa sih teriak-teriak berisik" ucap Rey secara sinis.

"Lo yang nyuruh kita kesini, terus lo enggak bukain kita pintu" ucap Rizky.

"Gue lupa, kalo Keysa lagi pegi gue pikir ada yang bukain pintu" jelas Rey. "ydh masuk gih" ajak Rey.

"Oh iya, kok lo bisa sih di gebukin kek gitu?" tanya Satya yang penasaran.
Rey terdiam sejenak, mengingat hal itu rasanya ingin sekali membunuh semua anggota geng samudra.

"Geng samudra yang bikin gue kek gini" jelas Rey. Sontak perkataan Rey mampu membuat semua anggota geng garuda marah. Napas mereka memburu, dan tangan yang mengepal marah.

"Anjir tuh orang, kita kasih hadiah gimana" ucap Saga yang tidak terima.

"Boleh, gue setuju" ucap Rey jujur saja, ia juga geram dengan geng samudra.

"Nanti malem kumpulin pasukan Don, sekarang kita kumpulin energi" ucap Juna.
"Sellooww eaa, gue udah siapin semua" ucap Doni dengan senyum sinis.

Btw jangan lupa vote loh😊.

Hate But Love(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang