25. Dia

1.3K 48 2
                                    

jika kamu percaya ada pelangi setelah hujan, berarti kamu percaya ada kebahagian setelah perjuangan

happy reading😊

"Mikayla." Suara lelaki itu terdengar lemas. Mendengar suara itu, langkah kaki Mikayla langsung terhenti. Pandangan ia kini tertuju ke sumber suara yang memanggil namanya.

"Rey...ya ampun kenapa lo bisa kaya gini sih??" tanya Mikayla yang terkejut saat melihat Rey yang sudah babak belur, wajahnya pun terlihat sangat pucat.

"Nanti dulu nanya-nya, sekarang bawa gue ke Rumah Sakit" pinta Rey dengan suara yang sedikit memohon.
Kini yang terdengar hanya lah suara yang lembut, tidak ada suara yang begitu dingin.

"Oh iya, maaf" ucap Mikayla yang kini mencoba membantu Rey untuk berjalan.
"gue mau pesen taxi online dulu, lo tahan sebentar" jelas Mikayla.
Rey hanya mengangguk pelan tanda ia mengerti.

"Neng yang pesen taxi yah?" tanya supir taxi tersebut.
"iya pak."
"Mari saya bantu."

Mobil sopir taxi itu pun melajut sangat cepat.
"gue kabarin keluarga lo dulu" ucap Mikayla.
Rey hanya mengangguk pelan.

Call Mikayla....
"hallo kay"

"Iya ada apa kak, kok tumbel nelfon?" tanya Keysa.

"Key gawat!!" ucap Mikayla membuat Keysa panik.

"Ada apa sih kak?!!" tanya Keysa yang Panik.

"Kakak lo"

"kenapa kak Rey?"

"kayanya dia di gebukin, gue nemuin dia di markas gengnya. Sekarang gua otw ke Rumah Sakit Malahayati" jelas Mikayla.

"ok otw kak."

••••••••••••

Keysa pun mendengar kabar dari Mikayla, langsung bergegas menuju rumah sakit.
"sebaiknya gue kabarin anak geng garuda" gumam Keysa.

Call Keysa.....
"Tumben nelfon nih anak" batin Doni.

"Oy napa nelfon" ucap Doni.
"Kak Rey masuk Rumah Sakit Malahayati" jelas Keysa.
Mendengar ucapan Keysa mata Doni langsung memblalak.

"APPPAAA!!!!" ucap Doni kaget.

"gue otw" ucap Doni, sekarang tanganya sudah mengepal marah, napasnya memburu, wajahnya memerah.

"Gue bakal buat lo menyesal" gumam Doni.

Suasana di Rumah Sakit kini sangat ramai, kini perasaan Keysa hanya lah tertuju kepada Rey.

"Kak, apa yang terjadi sama Kak Rey?" tanya Keysa yang kini menatap Mikayla lekat-lekat.

"gue juga gak tau Key, gue cuman nemuin kakak lo di markas nya, terus keadaanya seperti yang lo liat sekarang" jelas Mikayla. Kini pandangan Keysa tertuju kesemua anggota geng garuda.

"Lo semua pasti tau kan, apa yang terjadi sama kakak gue!!!" ucap Keysa sedikit menaikan nada bicaranya.
Semua anggota geng garuda menggeleng tidak tahu.
"Lo semua bohong" teriak Keysa, tanpa sadar air mata Keysa terus saja mengalir.

"Key tenang dulu" ucap Bara yang mencoba menenangkan Keysa.

"Gue cuman takut kakak gue kenapa-kenapa."

"Kita berdoa aja yah, semoga Rey baik-baik aja" ucap Bara yang kini memeluk Keysa.

"Makasih, udah ada di sambing gue saat gue butuh lo" ucap Keysa yang kini sedikit tenang.
Sudah hampir satu jam meraka munungu di ruang rawat, tetapi Dokter tidak kunjung keluar dari ruang UGD.

"Menurut kalian, siapa yang buat Rey begini?" tanya Juna kepada seluruh geng garuda.

"Ini pasti kerjaan geng samudra. Anjing tuh geng emang!!!" ucap Doni dengan tangan mengepal.
"Kita harus kasih pelajaran" ucap Rizky.

"Jangan!!! Sekarang kita fokus dengan keadaan Rey dulu, kita juga harus pastiin apa benar ini ulah geng samudra" jelas Saga yang mencoba menenangkan anggota geng garuda.

"Betul kata Saga kita enggak boleh gegabah!!" ucap Juna.

.....................

Setelah menunggu dokter, akhirnya Doker itu pun keluar dari ruang UGD, wajahnya sangat terlihat khawatir.

"Dok, gimana keadaan teman saya?" tanya Juna yang terlihat khawatir.

"teman anda, banyak mengeluarkan darah, akibat tusukan di bagian perut. Jadi kami membutuhkan darah AB, tetapi persedian di rumah sakit sedang habis, apakah dari pihak keluarga ada yang bergolongan darah AB?" jelas sang dokter.
"Ada Dok, tetapi mama saya sedang berada di luar kota" jelas Keysa.

"pasien harus segera di tolong, kalo tidak nyawa pasien tidak bisa tertolong." Perkatan Dokter tadi membuat wajah semuanya lesu.

"saya AB dok." Sontak semua pandangan teralih ke sumber suara.

"Kak makasih udah membantu kak Rey"

"Iya key udah kewajiban gue kok sebagai manusia harus saling tolong menolong" ucap Mikayla dengan senyuman.

"Mari mbk ikut saya" ajak sang Suster, Mikayla hanya menangguk mengerti.
Sekarang rasa lega terlihat di wajah Keysa.
"Udah tenang aja kali" ledek Bara.

"Bukan waktunya pecanda kali" jawab Keysa dengan tatapan sinis.

"B aja kali mukanya"

"Bodo ah!!"

"yah ngambek dia"

💔

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, tetapi Rey juga belum sadar.
Wajah lesu pun langsung menghiasi mereka.
Kini Mikayla, Bara dan Keysa sudah berada di dalam ruangan tepat di mana Rey di rawat, sementara yang lain masih menunggu di luar, karna dokter melarang untuk tidak mengganggu kenyamanan pasien.
Sendari tadi Mikayla hanya memandangin wajah Rey, tidak ada wajah dingin yang ia tatap, hanya alat bantu yang kini menghiasi wajah Rey.

"Gue harap lo cepet sembuh, gue kangen debat sama lo" batin Mikayla.
"key lo enggak mau pulang?" tanya Bara.

"Enggak gue mau nemenin kak Rey" ucap Keysa. Pandangannya pun masih menatap Rey.
"Walaupun lo suka ngeselin kak, tapi gue sayang sama lo" ucap Keysa.

"Key lo yang sabar" ucap Mikayka sambil menepuk bahu Keysa.

"Iya Kak."
Suasana hening, Mikaylan pun enggan meninggalkan Rey, entah dari mana perasaan ini. Tetapi di dalam hati Mikayla ia sangat lah khawatir.

maaf autor baru update soalnya lagi bikin project baru😋.

harap tinggalkan jejak ok




Hate But Love(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang