42. Drama

522 13 0
                                    

Semuanya pun sudah berkumpul di ruang seni dengan memegang naskah mereka masing-masing. Dalam waktu 30 menit mereka harus sudah menguasai naskah tersebut. Itulah sebabnya Bu Siska memilih anak-anak yang pintar ia tak suka mengajari murid yang lelet dalam berpikir.
Pernah suatu hari Bu Siska sedang mengajar di kelas X IPA. 5 di kelas tersebut terdapat murid yang sangat susah dalam berpikir bisa di bilang lola/ lemot mungkin.
Sampai-sampai ia harus mempergakan gerakan mengajar yang menstrim, yah bisa di pikirkan dengan kalian seperti apa cara mengajar seperti itu. Kembali ke topik awal yaitu latihan Drama.

Setelah membaca seluruh naskah tersebut secara keseluruhan ternyata kisah yang terdapat dalam drama itu sangat mirip dengan Rey dan Mikayla. Hanya beda saat di akhir di kenyataan Rey dan Mikayla tak bisa bersatu. Tetapi di sini mereka dapat bersatu.
Tak butuh waktu lama Rey dapat menguasi semua dialognya.

"Ok semua, waktunya sudah cukup untuk kalian mengausi naskah dan sekarang kalian harus memerankan adegan masing-masing dengan baik" ucap Bu Siska dengan penuh semangat.

.....

Akhirnya selesai sudah latihan hari ini, sungguh Rey sangat menguasi semua dialog. Ia pun sangat menghayati semua adegan mulai dari saat mereka bertengkar, sampai benih-benih cinta yang mulai muncul dan saat mereka sudah bersatu sungguh Rey sangat mengharapkan itu terjadi di kehidupan nyata.

Rey pun menutuskan untuk pulang dan menyelsaikan semua tugas-tugas yang sudah bertumpuk seperti cucian baju yang tidak di cuci selama 1 minggu.

Di tengah perjalan Rey pun di hadang oleh anggota geng samudra, sudah lama mereka tidak kelihat dan datang dengan ketua yang baru yaitu Vano, sahabat karip Rey yang kini menjelma menjadi  seseorang yang berutal, ganas hanya karna pembulian yang sering ia dapat.

Saat waktu SMP Vano adalah seorang pria yang culun, kutu buku, tak satu orang pun yang ingin berteman dengannya. Saat ia di gaangu oleh sekumpulan pereman jalan Rey pun maju untuk membantu yah.. walaupun dulu Rey tak begitu mengenal Vano karna kepribadian ia yang tertutup.
Sejak saat itu la Vano mulai mendekati Rey Mereka pun makin dekat sampai terjalin persahabatan. Saat kelas 3 SMP entah dorongan apa yang membuat Vano berubah mulai dari penampilan, perilaku, ia pun cenderung suka berkelahi keluar masuk BK, sehingga membuat para guru harus memanggil orang tuanya.

Setau Rey, Vano berubah akibat pembulian yang sering ia terima dan permasalahan keluarga yang di hadapinya cukup berat. Sampai saat waktu tiba Rey dan Vano bertengkar hebat hanya karna perempuan.
Bukan berarti Rey suka pada perempuan tersebut hanya saja Rey sering kali melihat Vano menggoda perempua di sekolah sampai mereka ketakutan itu yang membuat Rey angkat bicara. Vano yang tak terima pun langsung menghajar Rey. Dan akhirnya pihak sekolah dan orang tua Vano memutuskan memindahkan ia ke sekolah lain. Sejak saat itu Vano sudah tak kelihatan.

"Apa kabar Rey, kaget lihat gue?" tanya Vano dengan wajah yang songong.

"Mau ngapain lo? mending lo pegi!" usir Rey ia pun sudah tak mau lagi berurusan dengan mereka.

"Wha ada yang berubah jadi culun" ejek Vano.

"Cuhh, culun? enggak salah."

Vano pun maju untuk menyerang Rey. Rey pun langsung melawan Vano, meskin pun Rey sudah jarang dalam berkelahi tetapi ia tetap lihai dalam berkelahi. Rey pun menepis pukulan dari Vano, saat vano lengah ia langsung menyiapkan pukulan di wajah Rey. Cukup lama terjadi perkelahian sampai masyarakat sekitar pun datang untuk membubaskan kumpulan geng motor tersbut.

Rey pun pulang dengan wajah lebam, sampai rumah bukannya langsung beristirahat tetapi waktu untuk itu di rengkut dengan adanya kedatangan Meilan, siapa lagi pengganggu hidup Rey kalau bukan gadis tu.

Hate But Love(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang