(8)

31 12 1
                                    

"Makasih, ya. Lo udah bikin gue ngerasa jauh lebih baik. Lo ngobatin rasa kerinduan gue sama seseorang yang gue sayang."

***

Sedari istirahat tadi hingga pulang sekolah, Dave terus memantau mereka secara diam-diam. Ia menyeruput es cincau susu stroberi kesukaannya di balik pagar sekolah selagi menunggu Darryl dan Nata.

Kadang kala, sampai para penggemar fanatiknya saja susah menemukan keberadaannya yang sekarang berada di tempat pojokan yang sempit.

Nata yang mengetahui keberadaan Darryl sejak istirahat tadi pun terlihat selalu menempel dengan Darryl. Dave pun tidak tahu kenapa.

Akhirnya, muncul Darryl yang sepertinya sangat lambat jalannya karena terpaksa selalu mendengarkan Nata yang mengoceh tentang segala hal. Nata yang melihat seorang pedagang es cincau susu pun mengajak Darryl kesana.

"Ryl! Lo kan suka es cincau susu, ya? Gue beliin ya! Buat lo, hehe." sahut Nata sambil mengambil uangnya di kantong.

"Hah? Haha! Sejak kapan gue suka es cincau susu! Lo bercanda receh amat, sih."

Nata termenung sejenak.
Oh, seleranya mungkin udah berubah. Kan itu udah dari 10 tahun yang lalu dia suka minum itu. Kali aja dia bosen minum itu terus.

"Oh? Em, hehe iya maaf gue lupa. Mungkin selera lo udah berubah. Mau lihat dagangan ini? Atau dagangan itu?" tanya Nata dan menunjuk segala pedagang yang ada.

Dave yang mendengarnya pun bingung. Selama ini yang mau membeli es cincau susu di pojokkan sekolah di satu sekolah ini hanyalah Dave. Kalaupun ada, itu hanya karena merek ingin ikut-ikut selera Dave yang tampaknya tak banyak orang sukai.

Darryl pun sepertinya sudah penat. Ia hanya ingin segera pulang terlebih dahulu.

"Em, Nat. Gue sibuk, nih. Pulang dulu, ya?"

"Oh mau barengan? Dulu kita suka barengan lho, kemana-mana."

Darryl pun bingung.

Sepertinya ia mengenal Nata saja baru beberapa hari yang lalu. Mengapa bisa sampai ke masa lalu?

Tetapi Darryl adalah orang yang baik. Ia menolaknya dengan halus dan segera pulang. Dave yang mendengarnya pun menahan tawanya. Hingga akhirnya ia tidak kuat dan tertawa lepas.

Nata yang cemberut itu pun mendengar suara tawa itu. Ia menghampiri pagar yang ada di sebaliknya dan mendapati Dave yang hampir tersedak cincau yang diminumnya akibat banyak tertawa.

"Heh! Babe sewot! Lo mata-matain gue, ya?!"

"E-enggak! Gue gak sengaja denger percakapan ngakak lo sama si anak baru! Cie ditolak ya, dia anak baru aja lo udah naksir. Mending gue, lebih ganteng, kece, hits lagi," pede Dave yang sedang meminum es cincau susunya.

"Gue? Naksir sama lo? Najis ternajis sangat najis bermulti ganda najis," jijik Nata.

Eh? Gue napa malah promosi ke nih cewek,ya? Kan yang setia dan udah ditakdirin jadi pacar gue kan cuma Talia,gak ada yang lain, tegas Dave.

"Lo suka es cincau susu? Selera lo aneh, hahah!" ejek Nata.

"Bukannya lo juga nawarin ni minum ke tu anak baru, ya?"

"Darryl namanya!"

"Ah ya itu, lah! Jawab dulu pertanyaan gue."

"Itu urusan gue! Dulu dia suka minum es cincau susu, rasa stroberi lagi kayak lo, sekarang udah ganti selera, kali. Ikut-ikut suka minum ya lo?"

"Heh,enak aja lo nenek-nenek sotoy! Ni minuman udah gue minum dari-"

"Nat!"

Nata menoleh ke arah panggilan itu. Dave yang penasaran pun ikut menoleh dan ingin mendengar percakapan mereka.

NÜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang