Bodohnya gue baru inget kalo lo sekarang udah jauh dari gue. Kenapa gue bodoh biarin diri gue disakiti kalo gue sadar, lo udah hilang dari gue.
***
KRING!
"Nat? Lo gak pulang?" tanya Bambang yang berdiri dan menatap Nata yang masih duduk santai memasukkan buku-bukunya kedalam tas disampingnya.
"Iya, Nat!" sahut Reyn yang menghampiri Nata.
"Oh, gue ada janjian di sekolah,kalian duluan aja, gue gakpapa kok."
"Yaudah, duluan Nat!"
Satu persatu murid-murid di kelas Nata keluar kelas.
Nata menjadi murid yang paling terakhir keluar dari kelasnya. Ia menutup pintu dan menuju ke kelas Dave.
Ia melihat ada sosok 3 sekawan yang duduk dan mengerjakan tugas mereka.
"DEDEK BIDADARII!!"
"Diem, Chan. Fokus." ingat Jeremy.
"Bentar, ya?" tanya Dave pada kawannya.
Dave menghampiri Nata dan membantu membawa tasnya.
"Tas lo taruh di kelas gue dulu aja. Biar lo gak berat bawa kemana mana."
"Hah? Gak perlu, kali. Gue tu kuat!"
Gaya Nata yang menunjukkan otot kecilnya."Gue bopong juga langsung kebawa angin lo." sindir Dave melihat badan Nata yang kecil itu.
"H-Heh? Nyindir lo?"
"Mau gue buktiin?" kata Dave yang tangannya bersiap membopong.
"G-GAK USAH! Gue mau ke toilet dulu, lo lanjut dulu aja sana."
"Hahaha! Oke-oke. Lagipula gue cuma bercanda kok. Kalo mau beneran juga gakpapa."
"No, thanks!"
Nata segera menuju ke arah toilet sedangkan Dave tertawa sendiri.
"Pacaran terus lo, Dave! Bantuin,kek!" kesal Jeremy.
"Iya, ah! Kayak lo gak aja sama si Reyn!" sinis Dave yang membuat Jeremy terdiam sebentar dan menatapnya jauh lebih sinis.
"Abang-abangku sekalian? Yuk ngerjain bareng sama Bang Chan?"
"OGAH!"
***
"Ren, dia udah mau dateng."
"Oh, ya? Okay. Pantauin! Deketin pelan-pelan!"
Renata dari kejauhan tersenyum senang dan mematikan teleponnya.
Siap-siap. Senyum Renata
Nata masih berjalan melewati lorong kelas X di pojokkan karena toiletnya yang sangat jauh.
Seorang gadis yang tampak setahun lebih tua darinya melihat keberadaan Nata dan menyapanya.
"Hai! Lo Nata, ya?"
"Heh? Oh! Iya, gue Nata. Kakak siapa?"
"Oh gue em e, oh! Kenalannya Dave. Gue mau ke toilet, lo ke toilet juga,ya?" tanya Kakak itu yang tampaknya ramah.
"Iya, bareng boleh." jawab Nata ramah.
Mereka menuju ke toilet dan ia sudah membawa baju gantinya supaya di tempat Mang Arif nanti ia tak harus pakai seragam. Dave saja sudah pakai double-an kaus.
Nata sedikit terkejut karena seharusnya disaat-saat sekolah masih sepi, ia melihat begitu banyak gadis di toilet itu, kakak yang tadi menyapa Nata mulai tersenyum suram. Nata merasakan ada yang tidak beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
NÜ
Teen FictionTalia dan Erryl adalah sahabat dekat dari kecil. Keduanya sering terkena bully-an dan caci maki mengenai fisik saat itu karena maraknya kejadian pembullyan. Mereka selalu saling melindungi satu sama lain tanpa menyadari perasaan mereka masing-masing...