"Wow. Kayak di internet sumpah keren banget bagasi diubah jadi kayak tempat nongkrong. Lo semua baik banget sih sempet-sempetnya borongin gue cincau susu!" puji Dave.
"Ah gampang kalau cuma gituan," sombong Elok. Reyn menjitak cowok itu.
"Mau patungan aja lo bilangnya nantian," gadis itu memutar bola matanya tidak peduli. Elok hanya terkekeh kecil.
"Makasih semuanya. Udah buat gue ngerasa santai dikit gitu," senyum Dave.
"Ah sama-sama, bro, lo juga banyak berjasa ke kita, solid dong!" tawa Chandra.
"Semangat ya Ryl, semoga keluargamu cepet bisa kembali kayak dulu ya, kita semua kangen kamu dateng lagi ke sekolah," ucap seorang gadis yang muncul di belakang barisan para lelaki itu.
"Talia!"
Ia merangkul Nata erat. Ia tidak sanggup menahan rindu mau ditinggal se bentar atau se lama apapun. "Aku kangen, Tal."
"Eh malu! Tapi, a-aku juga," malu Nata namun akhirnya mengakui.
Saat orang-orang menggoda mereka, salah seorang sedang sedih menangis dipojokkan dengan Chandra yang menepuk-nepuknya.
"Udah Kak Lucas, dedek bidar udah besar. Udah nemu cinta sejatinya. Cup-cup," hibur Chandra.
"HUWA ADEK GUE UDAH PUNYA COWOK SEKARANG, GUE KAPAN?"
K-Kirain elah, heran Chandra.
Disamping itu, Nata masih memandang sejenak sebuah bingkisan besar dalam tas ranselnya.
Nanti dulu aja, batin Nata.
Mereka semua sekarang telah duduk berjejer di bagasi mobil yang memiliki meja lipat panjang dan dengan dekor cahaya indah di sekitar mereka dengan bantal-bantal hangat disekitar mereka, kala itu bintang-bintang di malam hari menyapa mereka dengan hangat. Sisa dari mereka duduk di kursi lipat dan saling menyantap hidangan kecil bersama di tengah-tengah mereka.
Mereka semua memakan bersama ditemani dengan minuman kesukaan Dave.
"Papa bilang gapapa gue disini dulu, katanya biar Papa tetep jagain Mama aja di kamar, baru jam besuk juga soalnya," cerita Dave.
"Yah, padahal pengen gitu yak kumpul bareng juga sama Om Hadi," sendu Chandra diikuti anggukan oleh semua orang disitu.
Lucas sudah terlebih dahulu tidur dalam mobil karena ia sudah kenyang dan lelah menyetir dan di luar rumah hampir seharian.
Ditengah-tengah pembicaraan, seketika Bambang mewawancarai Dave, "Kak, mama lo gimana sekarang?"
Dave yang sebelumnya masih tertawa bergurau dengan mereka semua, seketika terdiam.
"Ya, gue juga bingung, Bang. Kemarin mama gue sempet sesak nafas. Segala kotoran di paru-parunya banyak disedot, tapi kayaknya tetep nggak bisa karena bakterinya udah menyebar dan menghambat sampai ke saluran darah yang lain. Gue juga nggak tau apa mama gue masih punya kesempatan untuk bisa lihat gue kuliah dan sampai menikah jadi seorang nenek," mata Dave sedikit berkaca-kaca.
Tetap saja ia pria yang masih punya perasaan. Ia juga tidak sanggup melihat mamanya harus semenderita itu di ruang pasien.
"We got you bro, lelaki berhak untuk sedih. Jadiin kita semua ruang penghiburan di hati lo."
"Semangat Kak Dave, mama lo itu kuat banget udah berjuang sejauh ini."
Dave menunduk dan kembali mengangkat wajahnya dengan senyuman lebar.
"Makasih semuanya, buat kejutan, kehadiran lo semua, dan dukungan lo juga dari awal kita bareng. Gue juga nggak nyangka bisa melangkah sampai sejauh ini. Selalu bisa jadi sahabat yang baik dan suka duka selalu saling mendukung. Lo semua sohib yang bisa gue andalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
NÜ
Teen FictionTalia dan Erryl adalah sahabat dekat dari kecil. Keduanya sering terkena bully-an dan caci maki mengenai fisik saat itu karena maraknya kejadian pembullyan. Mereka selalu saling melindungi satu sama lain tanpa menyadari perasaan mereka masing-masing...