Dave, jujur. Secara tak sadar perlahan gue ngerasa nyaman sama lo.
-Natalia Serena***
"NATAA!"
"Hm? Kenapa, sih, Reyn? Heboh amat."
Nata yang baru saja mau memasuki lorong kelasnya tiba-tiba disambut oleh teriakan Reyn yang memanggil namanya dan membuatnya bingung.
"Tadi gue ngeliat kakak kelas yang kayaknya anak baru itu. Gila! Beneran cantik banget! Langsung banyak banget anak cowok yang nyamperin! Terus anak cewek cantik lainnya yang baru kenalan sama dia tiba-tiba jadi deket banget kayak geng hits gitu! Naiknya mobil sport sama bawa tasnya merek branded banget yang sempet gue liat! Hermes, Gucci, gila!" kagum Reyn.
"Ha? O aja, sih. Secantik apapun dia gue juga biasa aja. Kalo dia pamer kayak gitu gak usah dikagumi. Justru itu malah bikin dia tam-"
"Oh, well! Let's see. Halo-"
"Natalia Serena. Menarik."
"Nat, lo jangan cari masalah sama senior lagi, cukup Kak Dave aja,"
takut Reyn.Nata terkejut. Tak ia sangka bahwa murid baru di angkatan seniornya itu berada di tepat hadapannya. Ia sempat menunduk untuk melihat label nama di seragam sekolah Nata itu.
Murid kelas lain yang mendengarnya pun melihat dan berkumpul.
Nata akui ia sebetulnya cantik. Tapi ia tidak bereaksi se lebay itu atau se alay itu. Apalagi jika ia suka pamer seperti itu justru membuat Nata merasa lebih jijik.
Siapa, sih ni cewek. Blasteran aja bukan tapi norak banget bahasanya. Najis ternajis sangat najis bermulti ganda najis. Dia pake perhiasan juga harus sebanyak itu, kah? Batin Nata secara jijik.
Nata menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Dari gelang, kalung, anting, kacamata, cincin, lengkap, deh.
"Lo siapa?" tanya Nata dengan tegas.
"Gue? Cih. Gue? HAHAHA!" tawa gadis itu dengan beberapa temannya.
Ni orang kenapa sih? Gak waras sampe gak inget diri sendiri siapa ya? Jelas-jelas gue ngomong ke lo. Sebal Nata.
"Heh haters, perkenalkan, gue Renata Aprillia Kamdudi!" sahut Renata.
"Pffftt-"
Nata pun tertawa terbahak-bahak sekencang-kencangnya. Sampai Reyn yang sempat terkejut tadi mulai ingin tertawa namun ia tahan.
"Apa, sih? Heh! Tampang jelek aja bangga! Gue denger-denger lo deket-deket my husband, ya? Jangan sekali-sekali lo berani deketin dia!"
"Cih. Resmi pacaran aja kagak, tapi ngaku-ngaku. Gue pernah diceritain Dave kalo dia udah nungguin seseorang. Tapi bukan lo. Cewek macam apa lo sampe Dave mana mungkin mau sama cewek sombong kayak lo!"
"Mulai kurang ajar ya ni orang!" sahut Renata yang tangannya mulai ingin menampar Nata.
Set!
Dave menahan tangan gadis itu untuk menampar Nata. Nata yang sempat terpejam karena terkejut pun merasa bingung dan membuka matanya.
"LO MAU APAIN LAGI MURID-MURID DISINI, HA?! GAK TAU DIRI APA LO SAMA ADEK KELAS LO SENDIRI!"
Nata sempat takut,karena Dave terlihat sangat marah. Dave yang merangkul Nata untuk jaga jarak dengan Renata pun justru bergelayutan manja di lengan Dave yang lainnya.
"Ternyata benar, selama ini kamu udah beda drastis, kamu jadi ganteng banget juga ya, sekarang. Maafin aku,dulu aku suka nolak kamu. Padahal tau begini, aku menerimamu dari dulu dan kita bahagia selamanya." raut Renata yang menjadi puppy eyes tapi justru membuat Dave dan Nata najis.
"E-Dave, gue gak papa, lo gak usah gitu, m-malu." ingat Nata dan melepas rangkulan Dave.
"Gue justru bersyukur lo nolak gue kalau ternyata lo cuma modal fisik tapi hatinya busuk!" tajam Dave dan menarik Nata pergi dari kerumunan yang banyak melihat kejadian itu.
Reyn yang hanya cengengesan kecil dan mengisyaratkan minta maaf pada Renata dan segera kembali ke kelas.
Renata mendengus kesal. Sangat kesal. Menanti pembalasannya karena telah merebut 'bintang hatinya' itu. Ia terus menggerutu sebal dan menatap tajam bayangan kepergian sepasang itu.
"Natalia, awas lo!"
***
"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Nata yang masih saja terus berjalan mengikuti Dave karena tangannya yang terus ditarik.
Ia mencari sebuah kursi kosong di tempat pojok taman yang tak banyak orang tau di dekat kantin yang masih sepi. Mereka pun duduk bersebelahan.
"Itu Renata. Cewek yang paling muka dua yang harus lo hindari. Dulu, semenjak 'dia' harus pergi ke luar negeri, gue sempet berpaling dan dulu gue suka sama seorang cewek di SMP gue, Renata. Dulu dia bener-bener kayak malaikat yang terus diincar sama para cowok. Dan saat gue mau menyatakan perasaan gue di tempat umum, dia tolak gue mentah-mentah dan gue dikatain sama dia dan dipermaluin depan banyak orang. Dia ngeliat kalo gue tampang-tampang miskin dan gue adalah orang gemuk jelek yang selalu dibully. Dia gak pernah sekalipun ngeliat isi hati seseorang yang mana sebetulnya tulus suka sama dia. Gue orangnya gak suka liat fisik. Gue seketika suka sama dia karena gue pernah liat dia tulus sama kaum yang kesusahan dan selalu baik sama sekitarnya." ujar Dave panjang lebar.
"Hmm, terus?" tanya Nata yang penasaran.
Gemuk? Jelek? Dia perasaan most-wanted gini masa dikatain gitu,sih? Batin Nata yang kebingungan.
"Setelah gak sengaja gue pernah denger sebuah pembicaraan, ternyata dia lakuin itu semua cuma buat cowok yang dia suka. Dia aslinya gak tulus. Dia suka bully orang-orang yang ada di sekitarnya. Dia bilang ke cowoknya bahwa dia lakuin itu semua cuma buat dia. Dan sejak saat itu gue tau dia cuma seorang munafik. Gue sempet menyesal sama diri gue sendiri karena udah sempet buang perasaan sama orang yang udah bener-bener gue cinta dari kecil. Gue juga paling gak suka kenalan sama seorang pembully."
Nata mengangguk sangat setuju.
"Sama dong! Gue juga gak suka pembully! Karena kali ini, kalo sampe ada sekali-sekali yang bully gue, gue pastiin gue serang dia balik!" tegas Nata.
Dave tersenyum. Mereka tertawa dan ber tos kecil. Dave senang. Ternyata Nata adalah pendengar yang baik.
"Akhirnya, setelah gue ditolak dan dipermalukan, gue mulai menjauh dan buang perasaan gue jauh-jauh sama dia. Dan gue bersyukur ternyata gue masih punya lo." ujar Dave sembari menutup matanya dan tersenyum. Ia tak sengaja tertidur dan tersender di bahu Nata.
Nata terkejut dan menatap Dave yang masih tertidur nyenyak.
"D-Dave! Bentar lagi bel! Lo liat ini jam berapa!" cemas Nata.
"Bolos dulu aja. Gue lagi capek sama semuanya. Cuma bentar kok." lindur Dave.
Nata pasrah. Ia juga tak tega pada Dave. Ia pun memutuskan untuk mendengarkan musik sebentar di earphone nya yang ia bawa beserta HP nya. Sampai tak sadar ia pun ikut tertidur.
Dave, jujur. Secara tak sadar perlahan gue ngerasa nyaman sama lo, senyum Nata.
WUHU DAVE SAMA NATA KAYAK NYA MULAI ZONA NYAMAN GUYS AHAY! sorry author ngefreak <3
-♡,arinnelle
KAMU SEDANG MEMBACA
NÜ
Teen FictionTalia dan Erryl adalah sahabat dekat dari kecil. Keduanya sering terkena bully-an dan caci maki mengenai fisik saat itu karena maraknya kejadian pembullyan. Mereka selalu saling melindungi satu sama lain tanpa menyadari perasaan mereka masing-masing...