(18)

25 11 3
                                    

Pagi ini sejujurnya Nata merasa takut untuk pergi ke sekolah.

Namun karena kalimat Dave yang terus terngiang di pikirannya ia pun merasa akan baik-baik saja.

Kemarin saja setelah Nata membuka jaketnya dan dilihat oleh keluarga kecilnya itu sempat kebingungan.

Mereka terus bertanya kenapa padahal ia selalu menghindar, akhirnya ia mengatakan sejujurnya dan meminta janji mereka untuk diam saja dan jangan marah. Keluarga Nata yang merasa sangat marah akhirnya berpasrah mengiyakan keinginannya.

Ia sarapan dan seselesainya pamit dan diantar oleh kakaknya seperti biasanya hingga akhirnya ia sampai di sekolahnya.

Ia memutuskan untuk mengetahui lebih jauh Darryl saja daripada harus bersama Dave.

"Heh, cabe!"

Nata mendongakkan kepalanya yang sedaritadi menunduk dan menatap para cewek itu.

"Mentang-mentang muka cantik tapi lo deketin dua laki-laki! Lo sebenernya PHP-in Darryl sama Dave, ya?"

"Gue gak deket sama siapa-siapa."

"Yakin lo? Siapa tau muka dua."

Jleb

Nata merasa sedikit merinding. Memang mereka tidak menghinanya secara fisik. Tetapi sekali dihina saja pasti dia juga teringat masa lalunya yang penuh hinaan dan hujatan.

"Eits! Selow ae, Bambang!"

Elok datang bersama sahabatnya,
Bambang yang memang selalu menjadi teman bicara Nata,karena tempat duduk mereka bertiga yang berdekatan.

"Lo ngapain nyebut-nyebut nama gue, tolol!"

"Pinjem doang kagak boleh?"

"Bambang itu nama legend yang gak boleh dipergunakan untuk main-main kata bapak gue." jelas Bambang.

"Berisik!" sebal para cewek itu dan meninggalkan mereka bertiga.

"M-Makasih." suara Nata yang sedikit lemas.

"Lo sakit emang, Nat?" tanya Elok yang diiringi anggukan Bambang.

"O-Oh, gue gakpapa. Mungkin efek bangun tidur jadi masih, emmhh, gitu deh." sahut Nata sembari ala-ala stretching bangun tidur.

"Makasih ya, lo pada emang classmate terbaik gue!" lanjutnya.

"Woles, Nat! Santai aja, kali!"

Mereka tertawa bersamaan dan seseorang melewati mereka tanpa suara. Nata yang menyadari keberadaan orang itu pun lalu memanggil namanya.

"DARRYL! OI! GUE DISINI!" teriak Nata yang membuat semua orang di sekitar nya terheran dan akhirnya menghiraukannya.

"Njir, jadi toa ngegas amat, sih, Buk!" balas Bambang.

"Lo juga kali!" kata Elok.

Nata pun berlari menyusul Darryl dan meninggalkan mereka berdua saja.

"Etdah, sempak! Ditinggal!"

"Sempak lo ketinggalan?! Lo kagak pake?!"

"Ngumpat, kampret!"

"Oh, hiyahiyahiya."

***

"Kenapa, Nat?"

"Kok lo gak nyapa gue sih, Dar?" tanya Nata yang sok menemani Darryl ke lorong kelas mereka berdua.

"Oh. Sorry."

"Yaudah gakpapa. Dar! Lo nanti mau gue temenin ke kantin, gak?"

"Gak bi-"

NÜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang