(12)

33 12 1
                                    

Kita mulai permainannya besok. I'll be your master and you'll be my stupid useless puppet.

***

"Iya. Gue. Lo ngapain berdiri disini? Dihukum sama Nata berduaan?" tanya Darryl dengan biasa tanpa ada maksud apapun.

"Em D-Darryl, gak kok, cuma kebetulan, hehe. Ini sebenernya gue juga sendirian aja kok, lo habis dari mana?"

"Perpus. Ambil buku buat pelajaran biologi Bu Dewi."

"Oh, iya! Hati-hati, em lo ke kelas aja, deh. Ntar guru lo nungguin," sahut Nata mengingatkan.

"Oh, ya. Duluan," pamit Darryl.

"Nama lo Darryl, ya? Gue Dave, anak paling ganteng disini kalo lo belum tau."

"Iya, salken, bro! Duluan!"

Darryl pun meninggalkan mereka berdua dan situasi kembali seperti tadi.

"Lo kok mendadak SKSD, sih? Sama Darryl?" tanya Nata secara selidik.

"Suka-suka gue, lah! Kan anak ganteng bebas! Lo sendiri kenapa mendadak juga sok perhatian sama Darryl?"

"Cemburu?" goda Nata.

"NATA! GAK YA! AWAS LO!"

"DAVERRYL ARFIAAAAN! KAMU BERDIRI TERUS SAMPAI JAM ISTIRAHAT KEDUA!"

***

"Nata! Sorry gue gak bisa bantu banyak pas lo dihukum!" spontan Reyn yang sangat cemas.

"Ck! Reyn! Gakpapa, santai aja. Gue tau, kok. Lo emang baik," rangkul Nata pada sahabatnya itu.

"Bilang aja lo seneng gara-gara bisa deket Kak Dave makanya lo oke-oke aja!" mimik wajah Reyn merengut.

"Oyah, Nat! Besok sabtu! Mau nginep rumah gue, gak malem ini? Gue bakal banyak cerita, lho!"

"Wah, boleh-boleh!"

Nata dan Reyn saling bercerita hal-hal yang simpel bersama.

Dave yang melihat Nata pun menghampirinya.

"Senin. Lo temenin gue ke tempat Mang Arif. Buat kelas anak-anak."

"Oh. Oke."

Dave pun menuju ke motornya dan segera pulang. Reyn yang melihatnya pun tersenyum lebar.

"Ciee! Kayak pasangan bapak-ibu aja kalian! Anak-anak? Oh, ternyata-"

"REYN! Ssstt! Lo-"

"Hihi! Gue bercanda doang. Nyantuy kayak di pantuy aja, kali! Berarti, sekarang lo pulang bareng gue, ya? Lo bisa pinjem beberapa baju gue yang jarang gue pake. Ijin sana lo."

"Iya, bos!"

***

Renata yang baru saja duduk di kamarnya menatap pajangan kumpulan foto gebetan nya itu. Mulai dari ia berolahraga di sekolah, kantin, dan lain-lainnya.

"Dave, Dave. Makin lama lo makin ganteng, ya. Gue heran kenapa gue nolak lo dulu ya, kalau ternyata sekarang lo lebih ganteng dari yang gue ekspetasiin dari orang-orang yang gue pingin jadi gebetan gue." sesal Renata.

"Andai kita pacaran. Pasti kita bakal jadi pasangan yang tercocok di satu sekolah. Entah kenapa, lo malah makin deket sama cewek brengsek yang gak ada apa-apanya dibandingin sama gue!"

Renata menancap gambar seorang Nata dengan paku payung yang awalnya hanya ingin mengabadikan gambar Dave saja, tiba-tiba Nata muncul begitu saja di rol film kameranya. Ia betul-betul geram karena gadis itu selalu mengganggu pendekatannya dengan Dave.

Tut- tut- tut-

Renata menghubungi beberapa kawan barunya yang cukup kuat untuk dijadikannya geng itu. Jika sudah memiliki banyak uang, banyak teman? Kenapa tidak?

"Halo, girls!"

"Iya!"

"Besok cus kita kasih pelajaran ke dia!"

"Iya? Iya!"

"Bener banget lo, hahah!"

"Kecentilan dia emang nempel terus sama cowok gue!"

"Oh jelas,Renata Aprillia Kamdudi!"

"Heh,gak usah ketawa lo pada!"

"Iya, ah! Gue maafin."

"Besok dong kita mulai rencananya."

"Sip oke."

Tut-

Renata yang sudah membalas seluruh perbincangan telepon itu pun tersenyum puas.

"Nata? Kita mulai permainannya besok. I'll be your master and you'll be my stupid useless puppet."

"Honey? You'll be my king and i'll be your queen, babe."

Renata terdiam sejenak. Seketika tawa licik mulai keluar dari mulutnya.

"Jangan harap kalian akan bisa bertahan! Kalo bisa gue bakal bikin kalian jauh lebih buruk dari sepasang antar musuh! Jauh lebih buruk dari itu!"

***

"Reyn! Gue kok ngantuk, ya?" tanya Nata yang sekarang sudah berada di kamar tidur milik Reyn di rumah temannya itu.

"Ih gak seru! Temenin gue begadang! Gini deh ada hal penting banget yang pingin gue ceritain!" semangat Reyn.

"Makanan? Males gue! Lo jomblo terus, sih. Dasar!" sindir Nata.

"Sekarang udah gak akan lagi," senyum Reyn.

"H-HAH?! SERIUS LO?! CERITA SEKARANG JUGA!"

Reyn hanya tersenyum dan menjadi malu.

"Jangan kaget, ya?"

-♡,arinnelle

NÜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang