"Ugh."
Dave merasa penat disekitar kepalanya. Salah posisi tidur salah satu penyebabnya.
Ia memasuki kelas seperti biasa. Tapi ia merasa janggal. Tidak seperti biasa kelasnya seperti ini.
Unumnya langsung menyapanya, menggodanya, saling berkumpul untuk menyalin tugas,
atau mengajaknya untuk membolos,
tapi kelas serasa sepi."Lin! Yang lain mana?"
"Oh, itu! Lagi pada ngucapin Nata kali. Kan biasa inceran cecan sekolah mah gitu." balas Olin yang hanya menatap HP nya sedari tadi.
"Ngucapin? Apaan emang? Selametan? Kayak udah baru lahiran aja." jawab Dave dengan bodoh.
"Hish, tolol. Kagaklah! Orang Nata ultah." kesal Rednan yang duduk bersebelahan dengan Olin.
"Nata? Ultah? Hari ini? Serius lo?"
"Emang kenapa? Kepo amat lo, atau jangan-jangan.."
"Brisik!" Dave segera menaruh tasnya asal dan mendapati temannya sambil memainkan handphone nya.
Tiriring
REMINDER!
08 SEPTEMBER
"Talia gw ultah;)♡"***
"Makasih semua ucapannya." senyum Nata yang membuat kaum adam meleleh.
H-Hah?! Talia ultah hari ini? Anjir! Bisa-bisanya gue lupa! Panik cowok itu dan melepas ear phone nya.
Dave berbalik arah dari kelas Nata kembali ke kelasnya. Nata yang melihat bayangan Dave yang mulanya mendekat menjadi menjauh.
"Woy! Bengong aja." tawa Reyn.
Reyn baru saja datang dan memeluk sahabatnya itu.
"Happy Birthday, Nat! Gue harapin semua yang terbaik buat lo. Gue bersyukur kita bisa dipertemuin lagi. Lo selalu jadi Talia yang dulu, yang selalu tulus dan jangan pernah dengerin kata orang yang benci lo. Gue sayang lo!" senyumnya dan tertawa.
"Sweet banget sih sahabat gue satu ini!" ujar Nata tertawa menjitak kepala Reyn pelan.
"Erryl ngucapin lo?"
Nata 360° derajat lemas mendengarnya.
"B-Belom." ucapnya malu.
Reyn menepuk pundak Nata pelan.
"Yaudah, gakpapa kok. Gue yakin pasti tahun ini dia pasti ngucapin lo kok. Dia gak bakal lupa. Cuma mungkin lo aja yang gak bisa denger."
hibur Reyn."Iya! Gue harus optimis!" senyum Nata ceria.
"Itu tadi si Ka Dave ngapain deket kelas terus pergi lagi?"
Oh iya!
"Ya udah,gue kesana dulu!"
***
"Ya? Kenapa Dedek Bidadari?"
"Dave ada gak?"
"OI! DAVERRYL ARFIAN!"
H-Hah? Daverryl?
Dave yang masih menggunakan jaket hitam kesayangannya itu dengan earphone di kedua telinganya berjalan ke arahnya.
"Apaan?" ujarnya santai.
"Lo kenapa tadi? Mau ke kelas gue?"
tanya Nata dengan alis matanya yang dinaikkan."Oh,mmm-"
Oh iya! Si nenek ultah! Samaan kayak Talia, ya?
"O-Oh, mau ngucapin HBD. Maaf tadi gue balik ke kelas soalnya keinget ada juga yang ultah hari ini kayak lo."
"Ya, makasih hehe."
Nata hanya diam sejenak.
"Orang yang ultah mirip kayak gue spesial ya?"
"Ya-mungkin."
"Semoga lo tetep jadi orang yang baik hati,gak pernah takut sama apa yang dihadepin dan jangan badmood an gara-gara gue terus." ujar Dave dan mengelus kepala Nata pelan.
"Dari dulu rambut lo selalu harum, Tal." ujarnya mengelus kepalanya.
Setelah membuka kedua matanya. Ia terkejut dan menjauh dari Nata.
"Tal? Tali-"
"Sst! Aduh gue kebelet boker, sorry tadi gue mungkin barusan digentayangin gue ke toilet dulu!" malu Dave dan berlari menjauh.
Nata mulai memejam matanya sebentar dan duduk di kursi umum tepi kelas dan mengingat kembali.
Flashback-
"Ba!" sahut Erryl mengejutkan Talia yang masih menggambar kertas mungilnya dengan krayon-krayon pemberian papanya.
"Erryll!! Huwa kamu bikin krayon aku pat-"
"Selamat ulang tahun, Natalia!"
Erryl membawa kue berwarna pink dengan rasa stroberi kesukaannya juga topping krim yang terlihat sangat berantakan dengan buah ceri yang tidak berdiri tegak itu karena kue itu adalah buatannya dan keluarganya sendiri.
"Wah? Buat aku??"
"Iya!"
Talia segera mengambil kue itu darinya dan menatapnya dengan senyuman yang melebar.
"Makasih ya!"
"Iya! Tetap jadi dirimu yang baik hati Talia! Jangan suka marah terus sama aku, aku takut kalau kamu suka gitu."
"Ih, banyak omong! Aku mau makan kuenya!"
Erryl segera mengambil sedikit krim kue dan mencoleknya di dagu Talia.
"Kotor, Er! Ah, marah deh."
Erryl memeluknya langsung dan tertawa kecil.
"Haha! Tuhkan marah! Aku bercanda! Maafin Erryl!"
Ia mencium bau harum sampo semerbak bau bunga vanili yang memabukkan.
"Wangi!"
"Hehe iya! Talia gitu!"
"Yuk, panggil keluarga kamu juga! Kita makan kue ini bersama!"
"Hoah!" lelah Nata yang mengingat masa kenangan yang baginya terlalu sedih untuk diingatnya.
Tunggu. Masa semua ini it's just like make not any sense! Kenapa gue harus mikir kalo dia Erryl! Gue gak mau kecewa kedua kalinya! Ah mending daripada blak-blak an gue samperin.
Nata berjalan sejauh 10 meter dan hampir mendekati area depan toilet.
BRUK!
"Eh lo lagi? Belum sadar juga lo ternyata. Perlu gue kasih pelajaran ya?"
"Gak! Gue cuma-"
"Jangan deketin pacar gue lo, keparat!"
Nata benar-benar bingung. Ia hanya dapat menatap sepatu hitam berhak pendek kecil itu dengan lemas.
Man teman,maaf kalo agak pendek:(
Author lagi banyaak banget urusan sekarang
Doain biar urusan-urusan sama masalah author kelar😊
See you! (cie throwback lagi akhirny)
-♡,arinnelle
KAMU SEDANG MEMBACA
NÜ
Teen FictionTalia dan Erryl adalah sahabat dekat dari kecil. Keduanya sering terkena bully-an dan caci maki mengenai fisik saat itu karena maraknya kejadian pembullyan. Mereka selalu saling melindungi satu sama lain tanpa menyadari perasaan mereka masing-masing...