(19)

17 11 1
                                    

Setelah memesan makanan dan embel-embel jalan bersama seiringan,
mereka merasakan rasa yang berbeda.

Nata senang,

Darryl sebaliknya.

Mereka yang sedang melahap bakso dengan kilat akhirnya selesai dan menyeruput es jeruk mereka.

Kecanggungan mereka yang hanya diam saja membuat Nata memulai pembicaraan mereka.

"Darryl, gue pingin tanya deh ke lo."

"Kenapa?"

"Lo sekarang lagi rindu gak sih sama seseorang?"

Darryl tersenyum.

"Iyalah! Malah kangen banget."

"Lo suka ya sama dia?"

"Bahkan cinta. Bukan suka lagi itu."

Nata terkikik
Pengen gue tes dulu lo, Dar. Ternyata iya, lo memang rindu gue. Lanjut, ah!

"Dar, lo bisa aja. Dia sebaik itu ya ke lo?"

"Iya, baik banget. Tapi sayang, kita harus berpisah kala itu."

Nata tak berhenti-hentinya tersenyum. Astaga, betapa senangnya ia dipuji oleh 'calon pacarnya' sendiri itu.

"Iya. Lo sabar, ya?"

"Tenang aja, Nat. Gue pastiin habis ini gak bakal ada yang perlu dirinduin lagi. Langsung gue nyatain ke dia kalo memang dia orang yang bener-bener gue cinta dan gue sayang. Gue jamin, meskipun kita berjarak jauh di mata, tapi selalu dekat di hati."

Ah, gombal lo, Dar! Gue disini, lho!

"Nat? Lo mau gak? Besok sabtu gue ajak ke mal."

Mal? Ceritanya lo mau surprise in gue pura-pura gak tau kalo gue udah ada disini? Oke gue ikutin. Lo manis banget sih, Dar.

"M-Mal? Ngapain?"

"Gue mau minta tolong lo buat besok yang spesial buat seseorang."

Seseorang? Lo nyembunyiin surprise buat gue kok ketahuan banget, sih? Ngakak! Batin Nata.

"Wah, beneran? B-Boleh aku ikut!"

***

Nat? Se nyaman itu lo sama dia? Entah kenapa hati kecil gue pernah merasa bahwa lo cuma berhak jadi milik gue seorang.

Dave hanya merenung di setiap jam pelajaran. Dari kemarin hingga hari Jumat. Beberapa hari ini Nata belum mengikuti kelas keseniannya karena kemarin keadaannya sempat masih belum pulih total. Ia harus mengerjakan semuanya sendiri.

Kesepian.

Seolah apakah Nata benar-benar
me was-was kan diri pada ancaman Renata atau hanya memang sudah berpaling hati. Renata yang puas pun tidak menggubris seorang Natalia Serena lagi dan tetap saja mendekati Dave. Cewek lain yang ingin mendekatinya saja tidak berani karena keegoisan dan keagresifan Renata untuk memilikinya.

Hari ini hari Jumat. Berarti besok adalah hari kepergian mereka berdua. Dave yang tidak mengetahuinya hanya duduk termenung dan tidak melakukan apapun di rumah.

KRING!

"Jangan lupa pelajaran tadi. Baik anak-anak bapak pergi dulu." ujar Pak Soel yang menutup pelajaran.

Para murid mulai berkemas barang bawaan mereka dan melakukan aktivitas rutin mereka saat pulang sekolah.

"Mabar, anjir! Lama lo!"

NÜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang