Nata yang baru saja keluar kelas disambut oleh kakak kelasnya yang kelasnya tepat di hadapannya itu.
"Nat? Mau barengan ke kelas?"
"Hah? Oh, iya. Maaf kalo kemaren-kemaren gue suka ijin. Yuk."
Dave mengangguk. Ia mempersilahkan Nata jalan terlebih dahulu.
GREP!
"Chandra! Kenapa lo selalu narik gue sepanjang pagi siang malem astaga! Gue udah harus pulang kenapa, sih?"
protes Dave."Ya maap. Tuh, disuruh ini temennya Bidar." cemberut Chandra menunjuk Reyn.
Jeremy menahan tawa kecilnya. Reyn yang melihatnya terkadang sedikit salting. Lo jangan ketawa, dong! Diabetes gue! Reyn memendam rasa ingin memeluknya itu.
Jeremy mulai merangkul Reyn.
"Rangkul doang."Pshh
"Merah. Kenapa?"
"Hah? Apanya?"
"Pipi."
Reyn hanya terdiam menatapnya. Ia membalas pelukan itu dengan kencang. Ia sudah tak tahan karena terlalu gemas padanya.
"Ih, kartu remi. Malah peluk-pelukan! Lu juga yang ngajak malah ngebucin disini." ia menoel kedua kepala pasangan itu kesal.
"Hehe. Jadi gini ........................."
Selama 20 menit mendiskusikan, Jeremy terus menguap. Sedangkan Chandra terlalu bersemangat. Dave fokus mendengarkan.
"Gimana? Jadi lo anter dia kayak biasa, ya? Gue berutang budi karena dia juga pernah bikin gue merasa berkesan di hari spesial gue 3 tahun yang lalu." curhat gadis berkuncir ponytail itu.
"Boleh. Bang Chan gabut malem ini."
"Oke, kita harus berhasil, ya?" ujar Bambang.
***
Nata baru saja turun dari motor. Terkadang helm itu terlalu susah untuk dilepas setelah dipasang di awal perjalanan.
Ctek!
Ctek!
Ctek!Dave menatapnya heran karena Nata terus memakai helm itu.
"Eh? Lo mau masuk, gak? Ntar dikira pencuri masuk-masuk bawa helm lo." bingung Dave.
"Iya, ah! Bentar sabaar." Nata terus mengotak-atik helm itu, namun terus saja seperti itu.
"Argh. Lama, sini gue copotin."
Nata menatap ke arah atasnya pelan.
Dave mulai berlutut dan membantu melepaskan pemilik helm yang sedang duduk di kursi kayu lama itu."H-Hah?"
Jari jemari Dave mulai memegang tali dan tombol helm dekat dagunya itu.
Sruk!
Nata memalingkan wajahnya dari Dave. Deket banget, astaga! Dosa!Grep!
Dave memutar arah kepala Nata tepat untuk menghadapnya yang sedari tadi terus malu."Lo gak kuat ya? Lihat wajah rupawan gue?" goda Dave dan tertawa.
"G-Ge-er." Nata menunjukkan ekspresi mulut bebeknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NÜ
Teen FictionTalia dan Erryl adalah sahabat dekat dari kecil. Keduanya sering terkena bully-an dan caci maki mengenai fisik saat itu karena maraknya kejadian pembullyan. Mereka selalu saling melindungi satu sama lain tanpa menyadari perasaan mereka masing-masing...