~19

396 45 1
                                    

"Cepat katakan, apa maksudmu mengajak ku kemari Jungin" ucap pria berumur dengan sebatang rokok yang telah ia nyalakan tadi

asap rokok memenuhi ruangan kecil dan pengap itu, tak ada lampu yang menerangi sekitar, hanya sebatas cahaya matahari yang menelusuk di celah jendela kecil. Dua orang pria dewasa tengah mengobrol layaknya teman, tapi tak tau saja dalam hati mereka penuh dengan beberapa strategi mengerikan jika dibayangkan.

Pertanyaan itu hanya membuat pria berumur,Jungin hanya terdiam memikirkan sesuatu yang rumit mungkin.

"Jawab!" desak pria di hadapannya

Jungin, menatap lawan bicaranya dengan tatapan sinis "apakah kita ditakdirkan untuk menjadi sebuah keluarga lagi, Ryeon?" tanya balik jungin setelah menghisap sebatang rokok nya yang tersisa setengah

Pria itu, Ryeon hanya mendecih sebal atas perihal yang di utarakan oleh Jungin, sahabat lamanya itu.

"Anakmu sepertinya memiliki aura yang sangat jahat" ujar Jungin lagi

Sontak saja membuat, Ryeon mendelik tajam pada Jungin, ini perihal anak satu-satunya, bagaimana emosi nya tidak naik. tapi hal untuk memintas masalah seperti ini dengan kekerasan, adalah hal buruk untuk keduanya, ralat anak-anak dari keduanya.

Ryeon sebisa mungkin untuk tenang dan menyamankan posisi duduknya "memangnya kenapa?" tanyanya setelah berhasil menenangkan hatinya

Jungin menatap sinis pada Ryeon, ia tak begitu peka rupanya.

"kau bahkan tak pernah memperhatikan putrimu, Ryeon" ucapnya remeh

Suasana begitu terasa panas, dan pengap menambah perasaan hati mudah tergejolak oleh apapun kalimat yang dilontarkan, semua begitu menyesakkan untuk keduanya, tapi yang lebih terpojokkan sekarang adalah Ryeon.

"Bicara cepat atau aku akan menghajarmu!!" ucap tajam Ryeon dengan tatapan mata penuh kilatan amarah tersimpan disana

Jungin tak ingin mengambil resiko untuk ini, menurutnya ini adalah masalah sepele tapi dirinya terlalu muak dengan keluarga Ryeon, maka dari itu beberapa kalimat kebencian terhadap Ryeon, dikeluarkan sepuas mungkin olehnya.

Ia menghela napas kasarnya dan mengusap wajahnya pula dengan kasar, ia frustasi untuk ini, satu sisi ia ingin Yoongi anaknya mempunyai kehidupan tanpa bayang-bayang siapapun, terutama mantan kekasihnya.

"Kau tau?, putri mu sudah mengambil kesempatan Yoongi untuk fokus pada pekerjaannya, ia menjadi lebih sibuk karna ingin mencari tau tentang hubungan Seung-wan dengan putrimu" ujarnya lirih

Sebenarnya Jungin, sudah tau jika penjual kue diujung jalan sana, adalah salah satu putri dari teman lamanya, ia pernah bertemu di satu waktu, dan itu sudah sangat lama.

Waktu menjadi lebih cepat dari sebelumnya, dilihatnya oleh Ryeon sudah menunjukan pukul 18;45, dan mungkin Wendy akan pulang sebentar lagi.

"Kupikir bukan anakku yang salah, tapi putramulah yang salah, kenapa ia harus sekali mencari tau" ucap Ryeon setenang mungkin, tapi sebenarnya ia merasa sangat was-was,apa yang akan ia bicarakan pada Wendy jika dirinya pulang larut malam

"jika kita seperti ini, mungkin masalah kecil ini akan menjadi rumit jadi..." jungin menggantungkan ucapannya

Ia tersenyum penuh arti dengan senyuman miring yang terukir diwajah rentanya, tak lupa dengan tatapan misteri itu, semua ekspresi yang ditunjukan oleh Jungin di sambut oleh tatapan dingin dari Ryeon. Tak ada yang lebih baik menurut Ryeon dengan mengikuti saran dari Jungin.

"mari kita sembunyikan identitas Wendy"

"mari kita sembunyikan identitas Wendy"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Vote+comment

i hope your enjoy my story😇

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang