Drtttt
Suara ponsel pria berdering di atas nakas, menandakan ada panggilan masuk.
Yoongi, pria yang masih berbalut selimut itu, ia tak menghiraukannya, memposisikan badan senyaman mungkin untuk kembali masuk ke dalam alam mimipi nya.
Drtttt
Getaran kedua sukses membuat Yoongi berdecak sebal, ia meraba nakasnya untuk mengambil ponsenya, dan menempelkannya di telinga kanannya.
"Hm?"
"...."
Yoongi segera terduduk diatas kasurnya ia terlalu penasaran atas apa yang disampaikan seseorang disebrang sana, membuat kantuk yang menempel dimatanya, hilang sudah entah kemana.
"Kau sudah menemukannya?" ucap Yoongi memastikan
"...."
Yoongi mengangguk pelan, dan menutup sambungannya sepihak.
•••
wendy POV
Pagi ini seperti biasanya, bekerja dan bekerja, mungkin jika kehidupanku ini dijadikan sebuah cerita novel akan sangat membosankan, memang tak ada perubahan yang kualami terkecuali perasaan yang aneh tertanam di hatiku paling dalam.
Pria itu, pria bermata sabit itu membuatku ingin menemuinya lagi, aku ingin menanyakan namanya, dan segala tentangnya, aku tak pernah seperti ini tapi entah saat tatapan dan sikap cueknya aku menyukai itu.
Tapi sebelum berangkat bekerja aku mengambil sepatu, memakainya dan menuruni anak tangga.
Kulihat appa sedang menelfon seseorang, entan siapa. Aku menghiraukannya dengan berjalan menuju meja makan dan terduduk untuk memakan setangkup roti isi.
Memakan dalam diam, tapi pendengaranku tak tuli atau semacamnya, aku bisa mendengar appa menggeram dan juga sedikit kesal, tapi sebisa mungkin aku diam tanpa mau mencampuri urusannya.
dari samping mataku terlihat ia berjalan ke arahku dan duduk dikursi yang ada di hadapanku.
ia mengatur napasnya dengan pelan, dan mulai memakan sarapannya.
"Ada apa?" tanyaku hati-hati, ia menatapku dalam tapi mengalihkan pandangannya lagi pada roti isi yang sudah separuh
"kupikir kau harus hati-hati" ujarnya seraya meminum air putih dan berlalu menuju kamar
Setelah pintu kamar itu tertutu, aku berpikir keras, apa maksud appa? kenapa aku harus berhati-hati?
Semua pikiran itu terbuyar kala ponselku bergetar, kulihat nomor Hyun-jae tertera di layar.
Aku mengangkatnya dan menempelkannya di telinga kiri ku.
"...."
Aku mengernyit "untuk apa? Toko belum saja buka, tapi sudah ada seorang pria didepan?"
"...."
"Baiklah, aku akan segera kesana"
sambungan itu terputus dalam sepihak, diriku segera merapihkan meja makan dan berjalan cepat menuju pintu utama, sebelum itu aku berpikir sejenak tentang pria yang berada di depan toko, tapi sedetik kemudian aku teringat bahwa aku harus segera pergi kesana.
•••
"Maaf tuan, aku belum bisa membiarkanmu masuk" ucap Hyun-jae pada seorang pria yang terduduk di kursi kayu dengan memandang pemandangan sekitar
pria itu menatap Hyun-jae dengan paras tampannya "tak apa, aku akan menunggu" ucapnya ramah
Hyun-jae tersenyum tipis pada pria itu, dan kembali mengerjakan tugasnya, bersih-bersih dan menyiram bunga-bunga.
Beberapa menit kemudian, terdengar oleh mereka berdua sepasang sepatu berlari menuju mereka, dan berhenti tepat di samping pria yang sedang duduk nyaman.
"Maaf menunggu" ucapnya dengan napas yang berderu
Hyun-jae menghela napasnya lega "tak apa eonnie"
Tanpa di sadari oleh mereka berdua, tampak pria berstelan santai dengan hoodie itu, tersenyum lembut, tapi mata Hyun-jae melihat nya "ah eonnie, ini pengunjung pertama kita"
Wendy menoleh pada seorang pria yang terduduk disampingnya "oh, maaf sebentar" ucap wendy seraya membuka pintu tokonya yang terkunci
Setelah itu mereka berdua masuk kedalam toko, berbeda dengan Hyun-jae ia lebih merasa senang jika diluar Sembari menyiram bunga.
wendy berjalan menuju tempat kasir dan mengambil satu buku menu untuk pengunjung pertamanya itu, jujur ia tadi sempat berpikir bahwa yang datang itu pria bermata sabit.
Berjalan pelan dan menyodorkan buku menu itu diatas meja "silahkan kau mau pesan kue apa?" ujar wendy tak lupa dengan buku kecil dan pena yang dipegangnya.
Pria itu memilih-milih untuk beberapa detik dan setelah itu jarinya menunjuk sebuah cup cake bertabur dengan sprinkle berbentuk bintang warna warni.
Wendy terkekeh pelan "kau menyukai cup cake anak kecil" ujar Wendy pelan
Pria itu menatap Wendy "benarkah?" tanyanya tak percaya
"ya, untuk minum nya kau pesan apa?"
"Aku ingin susu coklat hangat" setelah pesananan pria itu tercatat rapi Wendy tersenyum tipis dan kembali ke meja kasir
dilihat oleh Wendy, Hyun-jae sedang berjalan pelan menuju dapur "Hyun-jae ambilkan ini" ucap dengan menyodorkan selembar kertar
Hyun-jae menerimanya dan mengangguk paham, ia segera menuju ke dapur untuk mengambilnya, karna pelayan dapur belum juga sampai.
"maaf aku telat" ucap seseorang di ambang pintu
Wendy hanya mengangguk pelan, itu adalah karyawan di bagian dapur, dan ia berjalan cepat menuju dapur.
Dilihatnya ada Hyun-jae yang sedang mengambilkan cup cake, dan juga sedang menyeduh satu gelas susu coklat.
"Hyun-jae biar aku saja"
Hyun-jae segera menoleh cepat, ia terkejut "ih kau ini, telat lagi, sudah tak usah biar aku saja"
Setelah itu mereka terdiam dengan tugas masing-masing. dan Hyun-jae segera keluar dari dapur menuju Wendy.
"Ini eonnie"
"Antarkan saja padanya" ucap Wendy tanpa mengalihkan pandangannya pada buku catatan toko
Hyun-jae mengangguk dan berjalan menuju pria tadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Vote+comment
i hope your enjoy my story😇
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Destiny for Me? | by thereow
RomansaMin Yoongi & Son Wendy [Baku Version] Kesalahan yang Min Yoongi perbuat membuat dirinya selalu merasa bersalah. Son Seung-wan, wanita yang mampu mengalihkan semua atensinya pada apapun. Mereka dijodohkan. Akan tetapi, takdir berkata lain. Seung-wan...