~42

260 25 6
                                    

Wendy menatap punggung Ryeon dengan senyuman, ia sangat bahagia. Padahal hanya ditemani, bagaimana kalau benar-benar menjalin hubungan? Wendy akan semakin gila.

Setelah mendengar ucapan sang Appa, Wendy beralih menuju jendela, ia mengintip untuk memastikan apakah ada mobil di Yoongi diluar. Ternyata benar. Mobil mewah hitam itu, telah terparkir didepan pekarangan kecil rumahnya.

Wendy berdecak senang, "akhirnya kau datang." seru nya agak tertahan, tentu saja karna takut Ryeon mendengar

Ia segera membuka pintu utama, dan secara bersamaan pula, Yoongi keluar dari mobil. Saat Wendy menutup pintu, saat itu juga Yoongi berjalan menghampiri nya.

"dimana Appa mu?" tanya Yoongi tiba-tiba,

Wendy yang masih mengunci pintu, secara tak sadar menjatuhkan kunci nya, karna terkejut. Yoongi berada tepat di belakangnya.

Wendy terdiam sejenak, sambil merasakan detak jantung nya yang kian berdetak lebih cepat. Ia berusaha setenang mungkin dan berbalik badan setelah mengambil kunci tadi. "ada didalam, mau ku panggilkan?" tanya Wendy dengan lembut, namun ia tak menatap mata Yoongi sama sekali, demi apapun dirinya semakin gugup

Sadarkan Wendy sekarang. Ia hanya ditemani ke pemakaman, bukan untuk pergi berkencan. Tapi, kenapa nada bicara Yoongi seolah-olah ingin meminta izin kepada Ryeon? Itu sependengaran Wendy.

Benar. Meminta izin hanya untuk menemani, bukan yang lain. Salahkan saja Wendy yang selalu over thinking.

"ya Tuhan, rasanya ingin kelaut saja saat mendengar suaranya."  batinnya mengeluh, Wendy yang kewalahan menangani jantung nya yang seakan ingin melompat keluar, belum lagi pipi nya yang pasti tengah bersemu merah

"tidak perlu jika pintu sudah kau kunci. Lagi pula, ia sudah tahu kita akan kemana." jelas Yoongi begitu datar dan berbalik menuju mobil

Wendy berpikir sejenak, "benar juga, sudahlah lagi pula ini kesempatan bagiku." perkataannya sangat ambigu, antara ia mempunyai rencana jahat atau baik

Dan tak butuh waktu lama, Wendy berjalan untuk menaiki mobil mewah Yoongi. Setelah di dalam, tak ada suasana lain, selain sunyi. Mereka memang akan menuju tempat tersunyi dibumi, namun apakah itu harus mereka mulai sejak awal?

Canggung, malu serta senang bercampur menjadi satu dalam hati Wendy. Padahal tadi ia sempat ingin menangis karna Seokjin. Tapi detik ini, semua itu teralihkan begitu ia bersama Yoongi. Pria dingin, yang anehnya mampu membuat hati Wendy menghangat bila mendengar suaranya. Suara yang begitu dalam, seperti samudra.

Ketukan jari pada ponselnya, membuat Wendy sedikit tak merasa bosan, ditambah dengan gumaman kecil, ketika bibirnya melafalkan sebuah lirik lagu.

Yoongi masih fokus menyetir, tanpa menoleh sedikitpun. Seakan ia sedang sendiri di mobil.

Namun anehnya, sesaat ia mendengar satu kata terucap kala Wendy menyanyikan sebuah lagu, entah berjudul apa, Yoongi menoleh pelan sembari menatap wajah Wendy yang terekspos dari samping.

Rahang tirus, pipi yang berisi ketika tersenyum, dan juga batang hidung yang tinggi. Belum lagi, kulit putih nya yang seakan menyamai kulit pucat Yoongi.

Yoongi terpaku sejenak, sebelum ia sadar jika ia sedang menyetir.

"ada apa dengan ku Tuhan? Mengapa jantung ini berdetak lebih cepat?"

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang