~4

1K 87 4
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar seorang wanita, dengan santainya ia menggeliat lucu kala dirinya harus terpaksa bangun.

Wendy mendudukan tubuh lemasnya di atas kasur, menatap jam dinding dengan mata sayu nya dan beranjak gontai untuk membersihkan diri dan berkemas.

Setelah selesai, ia menatap dirinya didalam cermin, mengawali harinya dengan senyum tipis sekedar menyemangati. Wendy keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menuju rak sepatu nya, mengambil sepatu berwarna putih untuk dicocokkan pada tampilannnya hari ini.

Semua berjalan seperti biasa, hanya saja kehidupannya berubah seketika saat kakaknya pergi, ia hanya bisa menatap dunia dengan satu pasang matanya bukan dua pasang mata lagi. Saat ini, ia hanya di sibukkan oleh segudang aktifitasnya sehari-hari, sebagai penjual kue di kota seoul dekat dengan sebuah perusahan bernama MINCROUP, dirinya menatap gedung tinggi itu dengan kagum, berharap dalam hati terdalam ia bisa bekerja di sana.

Langkah kaki itu berlalu ke depan, menandakan dirinya telah berubah menjadi sesosok wanita dewasa dengan segala tanggung jawabnya.

Semua kenangan tersimpan di memori otaknya, saat itu seakan dunia runtuh tanpa tersisa, hatinya hancur lebur kala sosoknya pergi untuk selamanya. Wendy bertinggal di rumah dengan sang appa, eommanya pun menyusul kakaknya ke surga.

Wendy setengah berlari kecil kala toko kue dengan warna soft tepampang jelas di netranya coklatnya, Wendy menarik napasnya pelan seraya berjalan dengan gigihnya.

Membuka pintu itu dengan semangat, walaupun hatinya masih menyisakan kesedihan yang teramat dalam.wendy mengedarkan pandangannya kearah sekitar, ia belum melihat pegawai lain. Wendy berjalan menuju kasir, ia memang memiliki toko ini sekitar satu tahun lalu, walaupun wendy kepala di toko itu, tapi ia tetap bekerja dengan menjaga cassa, setelah sang eomma meninggal dan perusahan appa nya bangkrut dirinya lah yang menjadi tulang punggung saat ini.

•••


Pintu coklat tua itu terbuka setengah kala seorang pria melangkahkan kakinya kedalam, untuk membangunkan yoongi.

"Eunghhh" leguh yoongi

alih-alih ingin membangunkan"Oh kau sudah bangun?"

"Eungh appa?" Lindur yoongi

"Sudah cepat bersihkan dirimu dan segeralah ke meja makan untuk sarapan" titah appa yoongi seraya berlalu keluar kamar

"Baiklah" pekik yoongi dari dalam kamar

yoongi POV

Entah apa yang sedang menjadi pikiran appa, ia benar-benar beda dari sebelumnya, dulu ia tak pernah seperhatian ini padaku, dirinya selalu memaksakan kehendaknya, aku hanya bisa terdiam tanpa sepatah kata apapun, setelah perlakuan baiknya, aku hanya menerima nya dalam diam.

Aku beranjak ke kamar mandi, karna mata ku terasa lengket untuk dibuka. Setelah badanku bersih dan sudah berpakaian rapi, aku keluar dari kamar menuju ruang makan.

Aku menuruni anak tangga "Appa" akhirnya aku bersuara agar appa tak terkejut dengan kehadiaranku

Ia mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk, entah apa yang dipikirkannya, aku bisa melihat guratan kecil di dahi mulusnya "bagus kau sudah selesai"

"Duduklah, dan makan makanan ini, maaf bila makanan ini tak seenak buatan eomma mu" lanjut appa yoongi

Aku tersenyum tipis "tak apa"ucap ku seraya mendudukkan diri di kursi

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang