~26

367 35 2
                                    

Wanita 25 tahun itu hanya bisa menunduk dengan bibir bawah yang digigitnya sedari tadi, mungkin semakin lama bibirnya akan sobek. Semua itu hanya karna manusia disampingnya, jujur ia terlalu gugup, dan memang suasana saat ini sangatlah canggung.

Dirinya tak berhenti menatap ujung pakaian dan memilinnya. Hanya suara radio yang menjadi pengengah bagi mereka.

"Kau-- maksudku Yoongi-ssi?" ucap Wendy ragu

Wendy tak tau harus berbicara apa, sedangkan dirinya saja membenci suasana canggung. Jantung nya berdegup lebih kencang, setelah berlontar, Wendy hanya merutuki dirinya sendiri.

"Dasar bodoh, kau tak seharusnya memanggil dengan nama" batin Wendy kesal

"Ada apa dengan panggilan mu itu?" Yoongi sama sekali tak menoleh, ia hanya fokus pada jalanan di depannya

"Eoh?" seketika Wendy langsung menoleh, menunggu Yoongi menyelesaikan ucapannya

"terserah kau mau panggil aku siapa" ujarnya singkat

Wendy hanya menghela napas nya lega, ia benar-benar takut jikalau Yoongi marah karna memanggilnya dengan embel-embel ssi itu. Suasana menjadi sedia kala, hening seperti tak ada kehidupan, mungkin hanya suara dentuman music saja yang membuat hati Wendy bersyukur, setidaknya masih ada suara yang enak untuk didengar.

"benar ini alamat mu?"

Suara itu membuat Wendy yang sedari tadi hanya diam, menegakkan tubuhnya, tapi ia tak lantas bicara, ia masih menilik-nilik benarkah ini komplek rumahnya, dan ternyata benar, rumahnya tak jauh dari mobil yang kini di tumpanginya, hanya terhalang dua rumah saja.

"Ya benar, terimakasih" sambil menundukkan kepala, hormat

Yoongi berdecih "memangnya aku bos-mu" sarkas nya tak terima

Wendy hanya tersenyum malu mendengar perkataan itu, benar juga, buat apa pula Wendy memberikan penghormatan kepada orang yang bukan atasannya, lagi pula Wendy memang mempunyai pribadi yang menghormati semua orang.

"Mau mampir dulu?" entah kenapa, kalimat itu terlontar bebas dari mulutnya, Wendy masih terdiam menunggu jawaban dari Yoongi yang juga masih menimang-nimang

saat ini Wendy sangatlah berbeda, mungkin jika orang mendengarnya ia akan dicap sebagai wanita murahan, tapi tak selang berapa menit dirinya lantas bungkam, seribu bahasa.

"m-maaf maksudku, sebagai ucapan terima kasih karna sudah mengantar" sanggah nya

Yoongi menggeleng pelan "ada banyak hal yang aku harus lakukan"

Wendy mengangguk kecil "baiklah"

"Tapi--" ucapannya langsung terhenti dengan napas yang tercekat tiba-tiba, dadanya naik turun, Wendy merasakan jika hal ini sangat mengganjal di hatinya

Wendy sebisa mungkin menormalkan deru napasnya, Yoongi yang menyadari akan hal itu, tiba-tiba panik "hei? Ada apa?"

Wendy menatap dalam pada Yoongi "apa yang sebenarnya terjadi Yoongi-ssi?" pertahanannya runtuh, air mata nya turun secara perlahan, isak pilu mulai terdengar

Yoongi bingung harus melakukan apa, tapi saat kalimat itu keluar, otakknya sudah bisa menangkap apa yang diinginkan wanita itu.

"Aku juga tak tau" jawab Yoongi seadanya

tangis nya semakin pecah, kala Yoongi menimpalinya dengan jawaban yang tak pasti. air mata yang ia tahan semenjak di pemakaman tadi, harus termuntahkan di dalam mobil dengan orang yang sama sekali tak mengenalinya, Wendy menangis semakin deras, bukan hanya karna ucapan Yoongi, tapi ia membenci dirinya sendiri yang tak bisa menahan air matanya, terlebih ini di hadapan seorang pria, catat pria.

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang