~25

439 38 3
                                    

Seokjin menghela napasnya panjang, dengan separuh jiwa nya yang masih ada, dirinya memasukkan kembali laptop dan juga sebuah ponsel kedalam sebuah tas besar.

Yoongi sangat mengerti apa yang Seokjin rasakan, emosinya memuncak kala Seokjin menatap dirinya datar, ia sangat merasa bersalah atas semuanya, ini adalah ide dan juga persiapan yang Seokjin lakukan untuk Yoongi, tapi harus gagal hanya karna Appanya sendiri.

Seokjin menghampiri Yoongi yang mematung dengan kepalan tangannya yang sedari tadi memucat, ia menepuk pundak Yoongi "akan aku urus nanti" hanya itu, ia juga menghampiri Wendy yang sedari tadi sama sekali tak mengerti dan hanya diam ditempat tak bersuara, membuat Seokjin terkekeh kecil, itu sangat lucu baginya

Ia berjongkok, mensejajarkan kepalanya dengan kepala Wendy yang menunduk "hei Nona? kau tak perlu khawatir dirimu akan aman, aku jamin" ucapnya lembut dan juga ada sedikit senyum yang sangat menenangkan

Wendy mendongak perlahan, ditatapnya mata indah dan meneduhkan Kim Seokjin. ia hanya menatap Seokjin dengan datar, dan tak sengaja Wendy mengangguk pelan menyetujui.

Seokjin tersenyum puas "anak pintar" sambil mengacak-ngacak halus rambut Wendy

Sontak saja Wendy menegang, ia tak pernah diperlakukan semanis ini oleh seorang pria. Wendy mencoba menetralkan detak jantungnya yang kini lebih cepat dari sebelumnya, Seokjin berdiri dan menatap keduanya, Yoongi dan Wendy.

Tapi atensi Seokjin tak bisa terbantahkan, dari sorot matanya saja kepada Yoongi, itu sudah menandakan dirinya amat kecewa, walaupun bukan sepenuhnya salah Yoongi. pria tua itu saja yang membuat semuanya kacau.

"jika kau menyerah aku juga akan menyerah Yoon" ucapnya dalam, Seokjin bahkan tak peduli pada wajah bingung Wendy yang sangat jelas terpampang

Yoongi menatap Seokjin sembari berdecih "aku tak akan pernah menyesal Hyung" sahutnya tak mau kalah

"Baiklah sampai nanti, Wendy-ssi kau pulang bersama ku saja" ajak Seokjin tiba-tiba yang membuat si empu nya terlonjak kaget

Wendy menatap tak percaya pada Seokjin yang masih berdiri santai tak jauh dari kursinya "tidak perlu, a-aku akan pulang--"

"Bersamaku" belum sempat Wendy melanjutkan kalimat penolakan nya, tiba-tiba satu suara lainnya ikut menyahut

Seokjin menatap jahil pada Yoongi yang begitu percaya dirinya, akan mengantarkan Wendy pulang "oh? Baiklah, tapi ingat Wendy jika dia sangat menyeramkan" gurau Seokjin dengan raut wajah seolah-olah jika Yoongi adalah seorang psikopat 

Wendy menatap waspada pada Yoongi yang juga menatapnya datar "aku akan pulang sendiri jika begitu" ucapannya cepat, membuat Seokjin tertawa geli, bahkan emosi nya sudah merendah kala mendengar omongan polos Wendy

"Ya! Aku tidak menyeramkan" elak Yoongi tak terima, itu bahkan membuat Seokjin tertawa lebih kencang, dan itu sangat mengganggu untuk telinga Yoongi

"sudahlah, Yoon jaga dia baik-baik" sebelum melenggang pergi menuju mobil pribadinya dan melesat jauh meninggalkan keduanya, di area pemakaman

untung saja Yoongi membawa mobil sendiri, walaupun tadi mereka kemari bertiga dalam satu mobil, terlebih saat mendapat berita yang mengesalkan, Yoongi segera menelfon bawahannya untuk membawakan mobil pribadinya yang ada di kantor. Alhasil Yoongi bisa mengantarkan seorang wanita yang hanya diam itu pulang kerumahnya.

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang