Wendy POVaku terdiam. Ada banyak hal yang ingin ku utarakan pada Appa. Namun apa yang kudapat, setelah tadi Yoongi mengantarkanku pulang, dan sampai pada ruang tengah, aku hanya melihat keakraban yang tercipta diantara dua pria terpaut 20 tahun itu.
Benar. Dia Taehyung. Dokter yang menanganiku kala itu dimana nyawaku sudah diujung tanduk. Aku tau jika semua ini adalah takdir Tuhan dan dirinya pun hanya sebagai perantara.
Tapi, aku adalah manusia. Tentu saja merasa berhutang budi pada Taehyung. Entah apa yang kupikirkan sampai ia menatapku teduh. Berbeda sekali saat Yoongi melirik ku tadi. Begitu dingin.
"Wendy-ssi?" panggilnya
Aku mengerjap pelan, dan tersenyum tipis kearahnya, "i-iya?"
Suaranya yang berat, membuat jantung ini berpacu lebih cepat. Aneh, sungguh aneh. Aku berusaha meyakinkan diri agar kembali normal, tapi gerak-gerik tubuhku malah sebaliknya. kentara sekali bila aku gugup.
Kulihat Appa sekilas, ia malah menatapku tanya. Lantas kualihkan saja pandangan ini kearah lain.
"Taehyung-ah kau kan sudah dewasa, mengapa belum memiliki calon? Kulihat setiap pasien wanita pasti tergila-gila oleh mu." celetuk Appa tiba-tiba entah sengaja ataupun tidak
Tuhan, tolong bawa aku kemanapun agar aku dapat terbebas dari situasi canggung ini!
Bagaimanapun juga, aku benar-benar paham arah pembicaraan Appa. Entah kenapa juga, ulu hati ku terasa sakit.
Aku meminum air dalam gelasku, merasa sudah sedikit lega, aku pun berdiri. Sontak saja membuat Taehyung sekaligus Appa yang sepertinya tengah menunggu jawaban atas pertanyaannya tadi, menatapku. "a-aku ingin ke kamar sebentar." ucapku pelan
Taehyung tertawa hambar, "kau pasti lelah, maaf sekali sudah menganggu waktumu. Sebaiknya aku juga pamit." selepas kalimat itu terlontar, Taehyung pun berdiri
Appa yang nampak kebingungan, ikut berdiri sambil menatapku, "Wendy, seharusnya kau temani dulu Taehyung sebentar saja. Lagipula kalian tidak berbicara sama sekali." tegur nya pelan
Aku meringis, "entah kenapa aku merasa badanku pegal-pegal. Makam Seung-wan itu jauh Appa.." rengekku
"sudah paman tidak apa-apa. Mungkin waktunya kurang pas, Wendy-ssi sebaiknya kau istirahat, karna itu juga tidak baik untuk jaitan dilambungmu." ujar Taehyung menengahi
"tapi sebelum aku pamit, boleh aku meminta nomor telfon mu?" lanjutnya dengan lembut
Aku tertegun. "haruskah? Bagaimana jika Yoongi mengetahui jika aku menyimpan nomor pria lain?"
dan itu memang konyol.
Atas dasar apa pula Yoongi marah padaku. Dasar Wendy, dia bukan siapa-siapa mu!
Tangan ku agak ragu ketika menyerahkan ponselku pada Taehyung. Selang berapa detik, ponselku sudah kembali. Selepas itu pula, Taehyung pamit pada Appa dan menyalakan mesin mobilnya untuk meninggalkan rumah ku.
Merasa sudah lega, dan ingin sekali istirahat. Kaki ku yang baru saja melangkah kearah kamar, terpaksa terhenti karna Appa menahan lenganku. Aku menoleh, "kenapa Appa?" sebisa mungkin menormalkan suaraku
Anehnya ia tiba-tiba tersenyum, sangat tampan. "jika memang hatimu sudah jatuh pada Yoongi, aku tak akan memaksa kau untuk lebih dekat dengan Taehyung."
Ini yang kumaksud. Aku telah mengetahui jalan pikir Appa. Tanpa perintah, air mata ini turun sebab terharu. "Appa kau ini bicara apa sih... kau bercanda." aku mencoba mengelak walau aku merasa bahagia sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Destiny for Me? | by thereow
RomanceMin Yoongi & Son Wendy [Baku Version] Kesalahan yang Min Yoongi perbuat membuat dirinya selalu merasa bersalah. Son Seung-wan, wanita yang mampu mengalihkan semua atensinya pada apapun. Mereka dijodohkan. Akan tetapi, takdir berkata lain. Seung-wan...